FWB 43

4.5K 226 12
                                    

08.00
 
Kanaya belum juga bangun dari tidurnya. Jelas, ini adalah hari pertama liburannya. Sekolah memberikan kebebasan bagi kelas 12 untuk libur selama 3 hari setelah ujian.
 
"Kanaya"
 
"Sayang.."
 
"Wake up"
 
Seorang pria paruh baya menepuk lengan  Kanaya agar anak itu bangun.Bukannya bangun, gadis itu malah menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut
 
"Kanaya,jam segini you belum bangun, nanti papa tinggal"
 
Sepertinya Kanaya mengenal suara itu. Suara yang mempunyai logat bahasa Indonesia yang tidak fasih. Perlahan ia menurunkan selimutnya dan mengintip
 
"Eh? Papa?" Ucapnya lirih. Pandangannya masih buram, ia mengucek matanya."Mimpi gak sih?"
 
"Ya enggak lah, kamu ini" Duke mencubit kedua pipi Kanaya gemas
 
"Aduh-aduh, sakit" Duke pun melepaskan cubitannya
 
"Ini beneran papa? Waa PAPA, KANAYA KANGEN BANGET" Kanaya langsung menghambur ke pelukan papanya
 
"Aduh, kamu pagi-pagi sudah teriak-teriak. Sakit telinga papa" Kanaya tak peduli, ia semakin mengeratkan pelukannya.
 
Kini keluarga kecil Kanaya sedang duduk di meja makan. "Mama sama papa kok gak ngabarin dulu sih mau pulang?" Tanya Kevin yang diangguki Kanaya
 
"Ya, ini kejutan buat kalian. Apalagi Kanaya kan mau kelulusan, masa kita gak ada sih?" Ucap Nina sambil mengelus lembut surai Kanaya
 
"Mau juga dong di elus" Ucap Kevin dengan nada manja, Nina pun mengelus anak laki-laki nya itu."Najis" Umpat Kanaya yang kesal.
 
Selesai makan mereka mengobrol di ruang keluarga, Nina dan Duke banyak membahas tentang hal apa saja yang mereka lalui Amerika.
 
"Jalan-jalan nya jangan sekarang deh ma, pa" Duke dan Nina saling menatap bingung. "Loh kenapa sayang?"
 
"Mama sama papa kan masih capek. Baru nyampe tadi subuh. Lagi pula Naya masih punya waktu dua hari libur"
 
"Iya ma, pa. Kalian istirahat aja dulu. Kanaya mah sebenernya alasan aja. Dia mau jalan sama Glen tuh soalnya"
 
"Ck.Cepu banget sih lo bang" Kanaya memukul Kevin menggunakan remote TV. Duke yang melihat segera mengambil alih remote tersebut dan menyembunyikannya untuk mengantisipasi tidak ada tindak kekerasan lainnya.
 
"Oh ya? Siapa Glen?" Tanya Nina penasaran sambil meminum tehnya.

"Cuman temen kok mah" Jawab Kanaya
 
"Sepertinya papa tidak asing itu dengar namanya" Duke mengetuk-ngetuk jarinya di dagu
 
"Iya, dia yang waktu itu bantu Kanaya dorong sepeda. Papa masih inget gak?" Duke menjentikkan jarinya."Ah, laki-laki yang sama seperti papa itu ya wajahnya?"
 
"Hah? Seperti papa?" Nina kebingungan. Sedangkan Kanaya dan Kevin hanya tertawa melihat tingkah papa nya yang begitu polos

"Iya, itu face dia sama seperti papa. Apa namanya itu. Em...bule" Nina mengangguk paham mengerti maksud suaminya.
 
"Itu loh ma, Glen itu Blesteran. Mamanya orang italia papa nya Indonesia,Ya sama kayak mama dan papa gitu" Jelas Kanaya
 
"Wah, katanya kamu mau jalan kan sama dia? Nanti suruh ketemu mama dan papa dulu ya"
 
"Papa juga mau bertemu dengan dia. Seperti apa dia sekarang"
 
Kanaya beranjak."Iya ma,pa.Yaudah Kanaya mau mandi dulu"

🤜🤛

Glen dan Kanaya duduk di sebuah kafe khusus es krim. Kafenya kebetulan sepi, mereka berdua juga memilih tempat paling pojok. Kini gadis disebrang Glen itu sedang menjilati eskrimnya lahap.Entah kenapa melihat itu Glen jadi merasa aneh
 
"Nay"
 
"Hmm?" Kanaya menatap Glen, lelaki itu  wajahnya memerah. Kanaya merengut bingung. "Lo kenapa?"
 
"Lo jangan jilatin eskrimnya gitu"
 
"Lah terus? Gue kunyah gitu?"
 
Glen memalingkan wajahnya malu. "Ngeliat lo kaya gitu gue jadi ambigu"
 
Mengerti maksud Glen, Kanaya bersmirk. Ia malah semakin gencar menjilat eskrimnya seperti orang yang kehausan.
 
"Nay." Tegur Glen yang sudah tak tahan melihatnya.Namun Kanaya tak peduli, ia tetap melahap eskrimnya hingga habis.

Glen sudah habis kesabaran, ia pun segera menarik lengan Kanaya keluar dari kafe tersebut dan membawanya masuk ke mobil, kursi bagian belakang.

Setelah itu kalian tahu kan mereka akan melakukan apa?
 
Selesai dengan aktifitas nya mereka duduk sambil menyandarkan punggungnya ke kursi
 
"Makin sini lo makin jago" Ucapnya sambil membersihkan diri dan merapikan pakaiannya.

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang