FWB 49 [ENDING]

9.9K 260 13
                                    

Maaf telah membuat Anda menunggu lama"
Perempuan tersebut mengangkat wajahnya dan terkejut membelalakan matanya saat lelaki yang berdiri dihadapannya itu adalah Glen.

"Glen?"

"Lama tidak bertemu, Dokter Kanaya"
Kanaya tak tahu harus bagaimana, "Apa Glen itu CEO yang mau gue temuin?Tapi kenapa Glen ada disini sekarang? Bukannya dia seharusnya--"
 
"Lo mungkin kaget, tapi inilah gue sekarang. CEO dari PT Nayana Aset Manajemen yang akan bekerja sama dengan Rumah sakit pelita Jaya"

Kanaya menelan ludahnya susah payah. Tangannya bergetar, mata abu laki-laki itu membuatnya mengingat masa-masa 10 tahun lalu yang muncul terlintas dikepalanya. Tidak, Kanaya tidak boleh lemah seperti ini. Ia harus bersikap profesional.

"Langsung saja kita membahas apa yang perlu kita bahas Dokter"
Kanaya menarik napasnya.

"Baik"

Hampir setengah jam mereka membahas tentang pekerjaan akhirnya Kanaya berpamitan untuk pulang.

"Karena sudah selesai, saya permisi"

"Tunggu" Kanaya yang beranjak kembali tertahan karena Glen mencekal tangannya. Glen lalu mengkode pada Dimas agar meninggalkan mereka berdua. Dimas pun segera pergi keluar.

"Kita belum selesai Nay"

"Apa lagi yang harus dibahas? Saya sudah menandatangani kontrak"

"Bukan itu. Tapi urusan masalalu"

"Saya bukan tipe orang yang suka membahas masalalu. Seharusnya Anda tahu itu pak Glen" Kanaya terpaksa duduk kembali di hadapan Glen.

"Lo gak perlu formal gitu Nay" Glen menahan diri untuk tidak mendekat kepada Kanaya sekarang. Saking sudah lamanya mereka tak bertemu, Kanaya punya ruang rindu tersendiri untuk Glen.

"Apa yang mau lo bahas dari masalalu?" Tanya Kanaya dengan wajah serius, namun sebenarnya ia ingin menangis sekarang. Dasar Kanaya memang lemah.

"Gimana kabar lo Nay?"

"Seperti yang lo liat"

"Nay, gue mau minta maaf. Ini udah terlambat banget tapi gue pengen ngucapin ini dari lama"

"Buat apa lo minta maaf? Lo gak pernah bikin kesalahan apapun"

Kanaya yang dulu Glen kenal kini telah berubah menjadi Kanaya yang dewasa dan berwibawa. Nada bicaranya juga tegas. Glen bahkan takjub karena perubahan drastis dari sikap Kanaya selama 10 tahun ini.

Meskipun dari wajahnya tak banyak yang berubah, ia tetap cantik bahkan sekarang semakin cantik, itu karena riasan yang Kanaya gunakan membuat Glen juga  manglingi melihatnya

"Maaf gue gak ngejar lo saat lo keluar kamar ninggalin gue. Gue bahkan gak ngejar lo saat tahu lo pergi ke Amerika"

Ingatan itu kembali terputaf di ingatan Kanaya. Ah, sungguh merepotkan. Padahal Kanaya sudah berusaha melupakan hal itu.

"Jangan dibahas lagi, gue mohon jangan bahas lagi"

"Gue udah lupain itu, dan gue gak mau inget itu lagi"

"Lo gak perlu minta maaf, karena gue gak pernah anggap lo bikin kesalahan sama gue"
Kanaya bangkit dari duduknya, Glen juga ikut bangkit.

"Oh, gimana acara akad nya? Lancar? Seharusnya kalo lo lagi ada acara sesakral itu, lo batalin pertemuan kita ini" Dahi Glen berkerut. Lelaki itu lalu tersenyum

"Maaf gue gak bisa datang, gue masih harus ngurus hal penting lainnya setelah ini" Saat Kanaya berbalik Glen kembali bersuara.

"Yang nikah emang Luna, tapi bukan sama gue"

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang