PDS 8

13K 1.8K 44
                                    

Hai guys!!!

Sesuai janji aku ya, aku bakalan up kalau 100 vote. Dan ini udah 100 vote jadi aku up nih

Buat part ini aku bakalan up kalau vote nya 110 dan komennya 20

So jangan lupa vote dan komen guys!!

Biar aku cepet up

Happy reading!!!

***

"Eh, tau nggak? Katanya bakalan ada dosen baru buat gantiin Bu Lisa, loh," ujar Reyna salah satu temen kelas Aletta, membuka sesi pergibahan hari ini. 

Lea yang mendengar itu langsung merapat ke Reyna. "Eh, iya. Anu, katanya orangnya ganteng, anjir!" timpal Lea histeris. Kalau menyangkut soal cogan, Lea jagonya. Aletta? Masih di bawahnya sedikit, lah.

"Hah, emang iya? Katanya juga, dia anak dari yang punya kampus. Brarti tajir, dong."

Grasak-grusuk dari kaum hawa di kelas Aletta sudah dimulai. Merekalah menjadikan calon dosen pengganti itu sebagai buah  bibir pembicaraan.

"Fix calon sugar daddy gue."

"Mau gue jadiin pacar, ah."

"Cih, emang dia mau sama remahan rempeyek kayak lo?"

"Eh, tapi kalau dia udah punya istri gimana, dong?"

Aletta mendegar itu menjadi kesal sendiri. Walaupun ia penggemar cogan, ia tak senorak seperti teman-temannya saat ini. Cogan yang dimaksud oleh Aletta jelas berbeda dari cogan yang dimaksud teman-temannya. Kalau cogan Aletta mah, bibit, bobot, bebet yang jadi poinnya. "Jadilah pelakor yang baik dan bijak. Cukup dekati, ambil hartanya, tapi jangan ambil dia dari istrinya. Dosa!" ucap Aletta memberi petuah.

Lea menukul punggung Aletta dengan buku di tangannya. "Pelakor mana ada yang baik dan bijak peak! Lagian, tujuan jadi pekakor tuh ngerebut harta dan orangnya dari istrinya. Kalau cuma harta dong mah, ngepet juga bisa," geram Lea.

"Lah, kan gue cuma ngasih saran. Emangnya bu Lisa kemana kok harus digantiin?"

Kini giliran tangan Lea yang hinggap di kening Aletta menoyornya pelan. "Lo gimana, sih?! Jelas-jelas bu Lisa mau lahiran." Aletta hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Memang kelas Aletta bersama teman-temannya belum dimulai karna dosen pengajar belum tiba.

"Dasar cewek, liat yang bening plus tajir langsung kelimpungan," sungut Reksa. 

Reyna yang tak terima, menggulung lengan kaos panjangnya hingga siku. Gadis itu menunjuk-nunjuk Reksa dengan emosi. "Heh, ngaca dong! Lebih parah cowok tau. Udah muka pas-pasan, nggak tajir, otak dangkal, eh, malahan jadi playboy. Keren lo kayak gitu, hah?!"

Reksa berjalan mendekat kepada gadis yang menunjuk-nunjuknya itu. "Gue nggak playboy! Lagian, kalau gue jadi playboy apa untungnya?"

"Ya mana gue tau apa keuntungannya. Gue tadi juga bilangannya cowok, bukan bilang kalau itu lo." 

"Yain biar fast. Debat sama cewek emang nggak mungkin pernah menang, salah terus perasaan."

"Emang iya, cewek selalu benar."

Reksa tampak menggerutu gak setuju. Istilah dari mana seperti itu? "Ck, yang bikin istilah kayak gitu siapa, sih? Ngeselin banget. Dikira cowok doang kalik yang suka buat salah, cewek juga."

Reyna tertawa mengejek. "Emang dari sananya udah begitu, sih. Terima nasip aja kalik."

"Coba bilang sekali lagi, gue cium lo sekarang di sini, mamphus!" tutur Antariksa menantang.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang