PDS 28

7.4K 996 5
                                    

Thank you untuk yang udah vote dan komen

Karna udah 130 vote dan 25 komen, jadi aku double up nih

So jangan lupa vote dan komen biar aku semangat up nya

Happy reading!!!

***

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, kini mereka telah tiba di vila keluarga Antariksa yang bertempat di daerah Denpasar. Jam di vila ini menunjukkan pukul delapan tiga puluh lebih, berarti saat ini di rumah mereka sudah waktu pukul tujuh lebih tiga puluh. Di karenakan Bali termasuk dalam wilayah WITA, jadi Bali dan rumah mereka memiliki selisih perbedaan waktu satu jam.

Seusainya menurunkan barang-barang dari mobil, mereka berkumpul di ruang tengah untuk membahas masalah kamar tidur.

Terlihat ketiga gadis duduk di sofa ruang tengah sedang menahan kantuknya. Walaupun mereka bertiga hanya duduk di dalam mobil dan tak ikut bergantian menyetir, tetapi tetap saja seluruh tubuh mereka terasa kelu dan kaku.

Si pemilik vila berkata, "Disini cuma ada tiga kamar, jadi kita harus tidur bareng."

Seperti biasa, otak Lucas yang sering salah tanggap kali inipun ikut hadir. "Tidur bareng? Cowok cewek gitu? Ya udah, gue tidur sama Ale aja, ya nggak, Al?"

Kakak dari gadis yang ia aja untuk tidur bersama langsung memukulnya dengan sepatu. "Bukan gitu juga, Bego! Sampe berani macem-macem sama adek gue, gue sleding lo!" ancam Laskar. Enak saja, main mau tidur dengan adeknya segala. Dirinya saja jarang tidur bersama adeknya, eh, dengan seenaknya Lucas yang hanya sebatas sahabat ingin tidur sekamar dengan adeknya. Awas saja kalau berani.

Sang empu mengaduh, melepas balik sepatu milik Laskar. "Aduh, sakit, Bang!" Bagaimana tak sakit, sepatu Laskar dengan seenaknya namplok di wajah tampannya.

"Bukan gitu maksudnya, Cas. Maksudnya tuh yang cowok tidur bareng cowok, yang cewek ya tidur bareng cewek. Gitu aja nggak tau."

Si pemilik vila membenarkan perkataan barusan. Ia sekalian menjelaskan posisi tidur mereka. "Bener. Kan disini ceweknya ada tiga, jadi kalian mending tidur jadi satu aja. Terus cowoknya dibagi dua, jadi sekamar isinya dua orang."

"Siapa yang mau sama gue?" tanya Lucas dengan kepercayaan dirinya yang sangat tinggi.

Alan bergeser menjauhi cowok itu, lantas mendekati kakak sepupunya. "Gue sama Bang Laskar aja. Jadi lo berdua sama si Anta," tuturnya. Mana mau ia sekamar dengan Lucas, bukannya tidur, yang ada mereka akan berkelahi. Makin buang-buang tenaga saja.

Giliran Lucas bergeser mendekati sahabatnya. Ia mengapit lengan Antariksa dengan erat. "Ya udah, ayok kita ke kamar, An! Bikin anak yang lucu."

Si pemilik tangan merasa geli, segera menghempas tangan berotot di lengannya. "Bangsat, geli gue, Cas. Nggak usah kayak gitu kenapa, sih?!"

Ya Allah, hambamu ini orangnya normal. Masih suka sama cewek, Ya Allah. Pikir Antariksa tertekan.

Ketiga gadis menatap Lucas dengan malas. Serentak, mereka bertiga berjalan menaiki tangga. Daripada melihat drama tak berniat macam itu, mending tidur.

"Mau kemana?" Laskar bersuara melihat kepergian mereka.

"Mau ke kamar udah ngantuk."

"Kamar kalian bertiga di lantai dua setelah tangga. Nanti sampingnya kamar gue, terus kamar Bang Laskar yang deket sama almari hias," jelas Antariksa kepada mereka.

Aletta mengacungkan ibu jarinya mengiyakan. Dikarenakan matanya sudah sangat mengantuk, bibirnya pun ikut tak dapat bersuara.

Koper mereka, mereka tempatkan di depan almari.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang