PDS 56

6K 962 108
                                    

Hi guys

Tinggalkan jejak kalian ya, thanks

Happy reading!!!

***

"Baca buku buat bimbingan besok, Sayang! Bukan malah baca novel," tutur Reyfan melihat sang istri sedang duduk di karpet bulu yang berada bagian bawah seraya membaca novel barunya.

"Nanggung, Mas. Bentar lagi udah sampai sub-bab baru, kok. Janji, deh, bakal udahan kalau sub-bab ini udah selesai." Aletta balik membaca novelnya diselingi senyum-senyum sendiri tidak jelas.

Reyfan menuruti perkataan istrinya. Biarlah, biar sesuka hati wanita itu. Lagipun tadi Aletta bilang tinggal sedikit, kan? Okelah, kalau begitu ia akan meninggalnya sebentar dan pergi ke ruang kerja guna mengurus berkas yang tinggal sedikit.

Tak menyadari apabila Reyfan telah keluar dari kamar menuju ruang kerja di samping kamar, Aletta semakin sibuk membolak-balikkan halaman novel yang telah selesai dibacanya.

Tiba di ruangan, Reyfan mengurut pelipisnya agar mengurangi rasa nyeri di bagian kepala tengah. Kepalanya terasa pusing, kala mendapati banyak kesalahan di dalam laporan tahunan perusahaan. Hah, sebenarnya karyawannya ini bisa bekerja tidak, sih?! Mendata seperti ini saja banyak yang salah.

Meraih ponselnya yang berada di ujung kiri meja, Reyfan mengirim pesan pada Raden, bertanya siapa direksi dan dewan komisaris yang bertugas membuat dan menelaah laporan ini. Bisa-bisanya banyak kesalahan data ketika dibacanya. Untung saja dirinya berinisiatif membaca sekarang, sebelum besok pagi akan diadakan rapat rutinan dengan para pemilik saham.

Setelah tahu siapa direksi dan dewan komisaris tersebut, Reyfan menghela nafasnya. "Pantesan, ternyata dua-duanya masih baru," gumamnya. Ya, benar. Salah satu direksi mengundurkan diri, sedangkan dewan komisaris yang lama sudah naik jabatan, hingga dibutuhkan direksi dan dewan komisaris yang baru.

Tidak terasa sudah satu jam lebih Reyfan berkutat dengan berkas-berkasnya. Terakhir, ditutupnya berkas yang berada di tangan, lalu mematikan laptop yang tadinya menyala. Sebelum keluar dari ruang kerja, pria itu menyempatkan diri mengisi daya laptopnya. Mematikan lampu, serta ditutupnya pintu ruang kerja, dia kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Astaghfirullah, Sayang!"

Aletta yang tengah asik bersandar di kaki ranjang seraya membaca novel terjengkit kaget. Wanita itu mengusap-usap dadanya, dimana terdapat jantung di dalamnya sedang berdetak cepat. Sungguh, dirinya sangat terkejut akibat suara nyaring sang suami yang baru saja masuk ke dalam kamar. "Kenapa, sih, Mas?" kesalnya, menatap pelaku dengan sengit tanda jika benar-benar sebal.

Reyfan berjalan mendekat, buru-buru merebut novel yang sedang dibaca oleh istrinya. "Udah dibilangin, belajar buat bimbingan besok, bukannya nurut malah ngebangkang. Tadi katanya, "Sebentar, Mas, mau namatin sub-bab." Eh, malah keterusan. Udah janji juga," kata Reyfan panjang lebar.

"Masa, sih? Kapan aku janjinya sama mas? Kok aku nggak inget," balas Aletta sibuk mengetuk-ngetuk tangan ke dagunya seolah sedang berfikir.

"Tadi, masa nggak inget?"

Aletta menggeleng. Sungguh, dia tak ingat jika sudah berjanji kepada sang suami akan mengakhiri membaca novel ketika sub-bab yang telah dibacanya selesai. Wah, ternyata dirinya sangat fokus dalam membaca, ya? Sampai-sampai bisa lupa dengan perkataannya sendiri.

Ditaruhnya novel tadi di atas nakas oleh Reyfan. "Baca bukunya yang kemarin! Besok kamu bimbingan yang pertama kali sama aku, kan? Bukannya nyari judul buat diajukan besok, malah baca novel terus."

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang