PDS 18

9.8K 1.3K 43
                                    

Hi guys!

Kangen nggak hihi?

Jangan lupa vote dan komen ya!!!

160 vote 50 komen aku bakalan double up

Yok banyakin vote dan komen biar aku double up!!

Happy reading!!!

***

"Duduk sini aja, sama aku." Reyfan berkata dengan menepuky pahanya, tersenyum miring.

"Dih, edan!"

"Loh, kenapa? Aku ini suami kamu, Sayang."

Aletta mendelik. Apa? Suami katanya?! "Masih calon, belum nikah, Pak!" telaah Aletta, membenarkan.

Perkataan Aletta baru saja, membuat Reyfan salah paham. "Oh, ngasih kode, nih?" tanyanya sambil mengangkat kedua alisnya.

"Hah, kode? Kode apaan?" Aletta benar-benar tak mengerti apa yang dimaksud oleh dosen sekaligus calon suaminya itu.

Reyfan menegakkan tubuhnya. Punggungnya terasa pegal lantaran terlalu lama bersandar di kursi. "Tadi kamu bilang gini 'masih calon, belum nikah, Pak!'."

Gadis itu mengangkat salah satu aslinya semakin bingung. "Ya terus?"

"Berarti kamu nyuruh aku buat cepat-cepat nikahin kamu," tutur Reyfan.

"Mana ada! Serah bapak aja deh, saya mau baca novel." Aletta kembali mendudukkan tubuhnya di sofa, lalu ia membuka buku untuk membacanya.

"Yakin nggak mau aku pangku? Lebih enak loh, empuk."

"Gak!" ketus Aletta. Keinginan Aletta terbesar anak ini adalah memukul Reyfan dengan bantal sofa di sampingnya. Jika ia tak teringat sopan santun terhadap orang yang lebih tua, maka ia akan menjalankan keinginannya itu.

Reyfan terkekeh ringan, lalu melanjutkan bergemul dengan pacar sejatinya, yaitu laptop.

Ck, gagal modus, deh. Padahal enak tuh kalau Ale mau gue pangku. Batin Reyfan mendesah kecewa.

***

Setelah berjam-jam Reyfan menghadap laptopnya, ia pun kini melihat ke arah jam tangan ditangannya. "Udah waktunya makan siang," gumamnya.

Reyfan menegakkan pandangannya, melihat ke arah Aletta yang sedari tadi diam saja tak bersuara.

"Tidur ternyata, pantesan diem." Reyfan terkekeh saat melihat Aletta tidur dengan tidak eloknya. Calon istrinya itu sedang tidur dengan gaya duduk bersandar di sandaran sofa, mulut sedikit terbuka, dan buku novel yang terjatuh di pangkuannya. Serta jangan lupakan rambutnya yang sedikit berantakan menambah kesan seksi di diri Aletta.

Tidur aja cantik. Bibirnya seksi banget, jadi pengen ngerasain. Batin Reyfan dengan otak kotornya.

"Dicium enak deh kayaknya."

Reyfan menabok pipinya sendiri. "Ck, apaan, sih! Ingat batas! Udah nggak waras ni otak."

Pria itu berdiri dari duduknya, berjalan mendekati sofa yang diduduki Aletta.

"Sayang, bangun!" Reyfan sudah terduduk di samping Aletta, dengan tangannya sibuk mengusap pipi gadis itu.

"Yank, bangun! Udah waktunya jam makan siang, ayok bangun dulu! Kita makan, habis itu kamu boleh tidur lagi."

"Egh." Aletta melenguh saat tidurnya terasa terganggu.

"Bangun dulu, yok!"

Gadis di depan Reyfan membuka kedua bola matanya secara perlahan-lahan. Ia menoleh ke arah pria di sampingnya, menatap pria itu dengan sorot dalam.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang