Hi guys!
Semoga sehat selalu, aaminn
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya!
Happy reading!!!
***
Aletta menunggu Reyfan menjemputnya, Dia telah berdiri di depan gerbang fakultas, seraya menggerutu sebal. Terhitung suaminya telat lima belas menit untuk menjemput dirinya. Dia berdiri sendiri di depan gerbang, karna Lea sudah pulang sendari tadi dengan Antariksa.
"Hah, capek. Mas Reyfan mana, sih? Kaki gue sampai lumutan nunggu dia. Besok kalau Mas Reyfan ke kantor, mending gue bawa mobil sendiri aja, deh. Kayak anak ilang gue, sendirian di sini," dumel Aletta menggosok-gosok tangannya yang terasa berkeringat.
Matanya menyusuri kanan dan kiri, di mana banyak pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan. Atensinya untuk mencari mobil Reyfan teralihkan oleh gerobak berwarna biru yang bertuliskan cireng isi. Dihampirinya gerobak itu, berlari kecil menyelip di bagan jalan. "Pak, cirengnya yang rasa ayam 10, ya!" pesan Aletta kepada pria paruh baya penjual makanan itu.
"Siap, Neng. Pedes apa nggak?"
"Pedesnya dikit aja."
Setelah menjawab, dia memainkan gawainya untuk menunggu pesanannya selesai dibuatkan. Sedikit trsentak ketika seorang wanita tua memanggilnya dengan suara kecil. "Ya, buk?" tanya Aletta sopan. Handphonennya pun dia masukkan ke dalam kantong.
Wanita tua berbaju lusuh itu mengadahkan tangannya. "Seikhlasnya, Neng. Saya belum makan sendari pagi karna nggak ada uang."
Hati kecil Aletta tersentil. Dirinya tak bisa membayangkan bagaimana jika ia yang berada di posisi itu. Diturunkannya tas ransel dari pundaknya, merogoh dompet, mengambil selembar uang. Diserahkannya selembar uang tadi pada wanita tua di depannya.
Terlihat ragu, wanita tua itu tak mengambilnya. Dirinya sedikit merasa tak enak. "Ini banyak banget, Neng."
Senyum tipis Aletta tercetak. Pengakuan wanita tua ini, ternyata memang benar adanya. Dia bahkan merasa sungkan diberi uang tak terlalu banyak jumlahnya bagi Aletta. "Nggak pa-pa, Bu. Disimpan aja buat makan nanti."
Wanita tua tersebut mengucapkan terimakasih, lalu berlalu pergi meninggalkan Aletta. Pikirannya sudah tenang, akhirnya dirinya bisa merasakan kembali makan. Batinnya mendoakan hal-hal baik untuk gadis yang memberinya uang ini.
Aletta duduk di kursi yang disediakan, kembali memainkan handphonenya.
"Sayang!" panggil seseorang.
Aletta mendongakkan pandangannya, melihat orang yang sendari tadi ditunggunya baru datang, dia mengerucutkan bibirnya kesal. "Lama banget, sih! Udah lima belas menit aku nunggu tauk."
Ikut duduk di kursi plastik, Reyfan mengecup kening istrinya pelan. Gumaman maaf ia lontarkan. "Maaf, Sayang. Tadi aku ada urusan mendadak di kantor, jadi telat, deh," jelasnya memberitahu alasan mengapa bis terlambat.
"Tapi kan bisa hubungi aku dulu."
"Iy, maaf, Sayang. Udah, yuk, kita pulang!" ajak Reyfan, berniat menarik tangan istrinya agar berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak dosen sedeng [Telah Terbit]
Romance[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ini bukan cerita tentang dosen killer, cool, ataupun dingin. Tapi ini cerita tentang dosen playboy cap bintang lima yang memiliki banyak pacar. Dia adalah Reyfan putra bagaskara. Pria berusia 26 tahun ini a...