PDS 55

6.3K 947 99
                                    

Hi guys!

Apa kabar nih? Sehat? Pastilah ya, stay healthy ya! Ingat, di luar banyak virus, tetap ikuti aturan protkes ya

Jangan lupa vote dan komen!

Happy reading!!!

***

Reyfan memilah-milih buku yang sekiranya cocok digunakan sebagai referensi Aletta. Dia membolak-balikkan buku-buku tebal yang berjejer rapi di almari rak toko buku. Diambilnya satu buah buku, membaca sinopsis dan isinya sekilas, mengembalikannya ke dalam almari rak buku lagi. Begitu terus sampai menemukan buku yang dirasa cocok bagi Aletta.

Sedangkan Aletta, wanita hamil itu sibuk berkeliling toko buku mencari novel best seller yang baru saja launching. Bukannya mencari buku sebagai referensi, dia malah sibuk mencari novel. Dasar, Aletta, halu terus yang diutamakan! Padahal sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang ibu.

Senyum di bibir tipisnyanya melebar kala netranya menemukan novel best seller berjejer rapi di salah satu almari rak yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Tangannya tergerak mengambil salah satu diantara mereka, membaca sinopsisnya, kemudian menentengnya berjalan kembali menghampiri Reyfan.

"Mas!" panggil Aletta.

Sang pria menoleh, tersenyum tipis. "Udah ketemu novelnya?" tanya Reyfan melihat istri telah kembali dengan satu novel bercover biru laut di tangannya.

Aletta mengangkat tangannya, memperlihatkan novel di genggamnya. "Udah, dong. Banyak banget ternyata di sana stoknya. Mas udah ketemu belum buku yang cocok buat aku?"

Dagu Reyfan menunjuk keranjang di bawah yang sudah berisi buku di dalamnya. "Nih, bentar, ya. Mas juga masih nyari yang lain."

Sontak bola mata Aletta melotot mendapati jumlah buku dengan halaman yang tak bisa dibilang sedikit berada di dalam keranjang. "Astaghfirullah, banyak banget! Mas mau ngebunuh aku suruh baca buku segitu banyaknya?" cercanya memincing sinis.

"Banyak dari mana, Sayang? Itu cuma ada tujuh buku, lebih banyak novel kamu dari pada buku ini. Novel kamu aja lebih dari satu almari rak, masa kamu cuma baca buku segini ngeluh, sih? Terus kenapa pas baca novel segitu banyaknya kamu nggak pernah ngeluh?" Reyfan bertanya tak habis pikir.

Aletta yang kesal membalikkan badan membelakangi suaminya seraya mencebikkan bibir ke depan. "Kalau novel mah beda. Lah, ini! Udah bukunya beribu-ribu halaman, jumlahnya bukan cuma satu, ngebosenin lagi," gerutunya.

"Dah, yok, segini cukup. Mas di rumah juga masih punya banyak buku sejenis kayak gini. Nanti kamu bisa baca-baca buku punya mas." Reyfan menjinjing keranjang yang berisi buku-buku tebal tadi.

Tidak bisa menolak, Aletta menarik nafasnya sejenak. "Sabar, ya, Ayank! Nanti gue bakalan balik buat beli kalian lagi kok, tenang aja."

"Itung-itung tuh buku-buku tebal gue jadiin pelampiasan gara-gara cerita yang kemarin sad end," imbuhnya.

Sesudah membayar, mereka berdua keluar dari toko buku ternama tersebut. Mereka melangkahkan kakinya mengitari mall yang sedang ramai-ramainya karna hari ini adalah weekend.

Reyfan menggaet tangan Aletta menggunakan tangan kirinya yang nganggur. Sedangkan untuk tangan kanan miliknya sedang sibuk menjinjing plastik berisi buku-buku yang tadi dibelinya. Langkahnya terhenti, lantaran netranya tak sengaja menangkap barang yang sangat lucu di toko peralatan bayi.

Hal ini membuat Aletta mendongak menyorot Reyfan dengan kerutan di dahinya. "Ngapain kok berhenti, Mas?"

Wanita itu memekik tertahan kala tangannya tiba-tiba saja ditarik oleh Reyfan menuju sebuah toko peralatan bayi.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang