PDS 14

11.1K 1.4K 32
                                    

Hii guys!

Karna yang kemarin aku up nya lama jadi hari ini aku up lagi. Biar kalian nggak lupa sama alur dan tokohnya

Jangan lupa vote dan komen ya!

Happy reading!!!

***

Aletta sedang bersiap-siap akan menjemput sepupunya yang berasal dari Korea. Sepupunya itu adalah anak dari sang tante yang menikah dengan orang Korea, dan tantenya yang bernama Rika itu adalah adek dari mamanya.

Sepupu Aletta yang hendak berlibur di Indonesia itu adalah sepasang adek kakak. Mereka berdua bernama Alan dan Alin. Alan, cowok itu seumuran dengan Aletta, namun lebih tua Alan karna Alan lahir di bulan Februari sedangkan Aletta lahir di bulan Juni. Sedangkan Alin merupakan adek dari Alan. Seorang gadis berusia 17 tahun dan ia masih menginjak kelas akhir, yaitu kelas 12 SMA.

Aletta akan menjemput mereka berdua bersama dengan Laskar. Memang hari ini Laskar sedang cuti, sedangkan Aletta, ia ada kelas, namun nanti siang jam dua. Sekarang waktu baru menunjukkan pukul sepuluh lebih, yang artinya adalah masih cukup lama waktu senggang Aletta.

"Dek, cepatan! Ini bentar lagi mereka mendarat, loh," ujar Laskar dari arah balik pintu kamar Aletta.

Aletta keteteran. Ia sendari tadi sibuk menggunakan sepatu, tetapi otaknya entah melayang kemana. "Ih, bentaran napa, ini masih pake sepatu."

"Eh, tas gue dimana? Halah, nggak usah bawa tas deh ribet. Ayok, bang!" ajak Aletta berjalan keluar melewati Laskar.

Setelah sampai di garasi, Aletta melangkah menuju mobil sang kakak. Ia duduk di kursi belakang kemudi, layaknya seorang bos.

Laskar yang tiba di garasi telat, ia tak mengetahui jika adeknya sudah duduk manis di kursi belakang. "Loh, kok tu anak nggak ada?" gumamnya bingung. Sontak ia menengok ke belakang kursinya.

"Heh ngapain lo duduk di situ?" sengitnya.

"Ya nggak ngapa-ngapain, lah. Duduk aja gitu."

Laskar menarik lengan sang adek dengan sekuat tenaga. "Maju cepet! Gue bukan supir lo, ya! Enak aja," kesal Laskar.

Aletta berusaha melepas tarikan di tangannya. "Ih, lepas! Sakit, Bang. Tapi, lo cowok banget sih jadi supir." Aletta cekikikan melihat wajah sang kakak yang merah meradam.

"Enak aja! Maksud lo ap–"

"–ALE, LASKAR, CEPAT BERANGKAT! NGGAK USAH RIBUT MULU!" teriak Risa dari teras. Wanita paruh baya itu sedang terduduk kursi seraya memandangi tanamannya.

Mengapa Risa bisa tau jika kedua anaknya tengah berdebat? Padahal Aletta dan Laskar kan berada di dalam mobil, sedangkan Risa di teras rumah. Apakah Risa cenayang? Ya tentu tidak. Risa bisa tau karna biasalah, kedua anaknya itu senang sekali berdebat.

"Cepat maju! Dari pada dimarahin mama," titah Laskar tau dibantah.

"Ish, iya-iya, ini maju." Aletta keluar dari mobil, lalu masuk kembali dan duduk di kursi samping kemudi.

Laskar langsung melesatkan mobilnya menuju bandara. Ia takut jika sang ndoro ratu alias sang mama akan memarahinya lagi.

Laskar membelokkan mobinya masuk ke dalam parkiran bandara. Kedua pasang kakak beradek itu turun dari mobil bersamaan.

Aletta celingak-celinguk mencari kedua sepupunya. Laskar yang melihat itu hanya bisa membatin.

Ya Allah, adek gue kok goblok banget sih, kan dia punya handphone, kenapa nggak ditelfon aja. Batin Laskar ingin menggeplak kepala Aletta.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang