PDS 15

10.4K 1.4K 107
                                    

Hi guys!

Kangen nggak? Kangen nggak?

Kalau nggak ya udah hihi

Di part ini aku bakalan up kalau yang vote 140 dan komen 35

So jangan lupa vote dan komen guys!!

Biar aku cepat up dan kalian nggak lupa alurnya hihi

Happy reading!!!

***

Aletta sedang bersiap-siap menggunakan dress yang telah pilihkan oleh Risa, yaitu dress selutut tanpa lengan berwarna hitam. Ia terlihat sangat cantik dengan baluran make up naturalnya. Dia juga menggerai rambut panjangnya agar terlihat anggun. First time bertemu keluarga calon suami harus memberikan kesan baik, kan?

Saat sedang asik membanggakan kecantikannya di depan cermin kamar, bunyi ketukan pintu membuat Aletta mengerjapkan matanya kaget. "Masuk!" ucapnya setelah berdeham singkat.

Nampaklah kepala seorang gadis blasteran, yang tak lain dan tak bukan adalah sepupunya sendirian, Alin. "Kak, udah belum? Itu calonnya Kakak udah di bawah. Kata mama, Kak Ale disuruh keluar sekarang," tutur Alin menjelaskan maksudnya datang ke kamar Aletta.

Aletta merapikan kembali rambutnya. "Orangnya ganteng nggak, Lin?" 

Alin mengacungkan kedua ibu jarinya. "Ganteng banget, kak. Kalau Kak Ale ngelihat, pasti bisa meleleh mati kayak lilin," jelasnya berlebihan. Alin juga termasuk ke dalam spesies manusia seperti Aletta. Sama-sama penggila pria tampan.

"Nggakk jadi nikah dong gue."

"Nanti kalau Kak Ale udah jadi kayak lilin, terus nggak bisa nikah sama kakak ganteng, kakak gantengnya itu buat Alin aja." Alin cengengesan tidak jelas. Kalau pembahasan topik utamanya adalah pria tampan, otak mungil Alin ini tidak akan lemot dan polos lagi. 

"Yee, kalau ganteng mah jangan, buat memperbaiki keturunan, nih." 

"Ya udah, ayok turun! Biar Kakak bisa lihat kakak ganteng." Tangan Alin menggaet tangan Aletta agar kakak sepupunya itu mengikuti langkahnya.

Aletta dan Alin turun bersamaan menuju ruang tamu yang sudah terdapat keluarganya dan keluarga calon suaminya. Mereka semua tengah berbincang sesekali tertawa.

Sementara itu, Aletta menundukkan kepalanya malu. Tumben sekali gadis itu.

"Selamat malam semaunya," sapa Alin tersenyum lebar.

Mendengar itu, mereka yang tengah berbincang menghentikan perbincangannya sejenak. Mata mereka tertuju kepada dua gadis dengan tinggi badan yang hampir sama. Siapa lagi kedua gadis itu kalau bukan Aletta dan Alin.

Alin menyenggol lengan Aletta. "Kak, kata mama, Kak Ale mukannya nggak boleh nunduk." Alin berbisik setelah mendapat kode dari Risa. 

Gadis itu menurut. Aletta menegakkan pandangannya dan langsung bertatapan dengan seorang pria tampan berbalutkan tuxedo hitam. Tenggorokan Aletta terasa tercekat. Bisa ia pastikan, jika pria itu adalah orang yang dijodohkan dengannya.

"Loh,  kok Pak Reyfan di sini, Ma? Jangan bilang kalau–"

"–iya, dia calon suami kamu." Perkataan Aletta sudah dipotong oleh Risa terlebih dahulu.

Aletta membolakan matanya. "WHAT?! KOK PAK REYFAN, SIH, MA?" Tanpa diduga, Aletta memekik sangat kencang hingga membuat mereka terkejut seketika.

Risa mengusap dadanya sekilas. Jantung wanita paruh baya itu berdetak kencang, lantaran terkejut dengan pekikan anak gadisnya. Jika ini bukan pertemuan keluarga, ia pasti akan mengomeli anak gadisnya itu. "Loh, memangnya kenapa? Reyfan kan orangnya ganteng, pinter, mapan pula. Kurangnya apa lagi, Dek?" tanyanya mencoba bersabar.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang