PDS 11

12.2K 1.7K 120
                                    

Hi guys!!

Mau tepatin janji lagi nih, makasih buat yang udah vote and komen. Kan aku jadi semangat buat up hihi

Di chapter ini aku nggak kasih jumlah minimal vote ataupun komen biar aku cepet up, tapi aku berharap kalian tetap vote dan komen

Happy reading!!!

***

Setelah selesai makan malam, seperti biasa, Aletta langsung rebahan di kasurnya sambil memikirkan perkataan Reyfan tadi siang yang masih bergentayangan di otaknya.

Maksud Pak Reyfan tadi siang apa, ya? Kok dia bilang kayak gitu sama gue? Batin Aletta bertanya-tanya.

"Ah tapi nggak mungkin," gumam Aletta menggeleng-gelengkan kepalanya saat suatu pikiran terlintas di otaknya.

"Eh tapi kalau beneran kan asik, ya? Kek di cerita-cerita gitu, gue dijodohin sama dosen sendiri. Trus tuh dosen orangnya dingin. Wih, mantap tuh."

Aletta segera menghilangkan pikiran itu. "Lah, tapi kan Pak Reyfan orangnya nggak dingin. Jadi nggak asik, deh." Saat sedang asik berkelana dan bermonolog dengan dirinya sendiri, suara notifikasi terdengar dari handphone miliknya.

Aletta penasaran, siapa yang mengirminya pesan. Ia membuka handphonenya, dan tertera di sana nomer tidak dikenal telah mengirimkan pesan kepadanya.

---

+6285799xxxxxx

Hai cantik!
Selamat malam

Siapa, ya?

Calon suami kamu

Pak Reyfan?

Aletta merutuki balasan pesan darinya. Bodoh! Batinya.

Loh-loh, kok tau? Kamu udah nyimpan nomer saya, ya?

Saya cuma asal nebak aja. Soalnya tadi kan yang minta nomer saya cuma bapak.

Oh, gitu. Kamu mau nggak jadi istri saya?

---

Aletta membanting handphonenya di atas batal. Maksud dosennya ini apa? Seraya sibuk berpikir, gadis itu mengguling-gulingkan badannya ke kanan dan ke kiri di atas kasur.

"Tuh, kan! Maksudnya Pak Reyfan tuh apaan, sih? Kan jadi gemes pengen makan jantug katak," monolog Aletta sedikit terbawa perasaan.

"Brarti tadi gue nggak salah denger dong. Apa jangan-jangan emang Pak Reyfan orang yang dijodohin sama gue?" 

"Tapi Pak Reyfan orangnya kek playboy, terus dia juga friendly banget sama cewek. Dari cara dia ngechat gue aja udah ketara. Udah tercetak jelas sifat buayanya."

Aletta kembali terduduk, menghalau segela pikirannya yany menerka-nerka tidak jelas. "Eh, kayaknya nggak mungkin, deh. Soalnya kata mama kan orang yang dijodohin sama gue CEO. Sedangkan pak Reyfan kan dosen. Jadi nggak mungkin." 

Handphone miliknya kembali berbunyi, membuatnya kesal  "Ih ganggu orang yang lagi mi–tuh, kan! Pak Reyfan lagi." Nomer tidak dikenal yang diduga Reyfan itu, kembali mengirminya pesan.

---

+6285799xxxxxx

Kok nggak dibales, Al?

Ah, maaf, Pak, tadi tiba-tiba saya dipanggil mama. Jadi nggak sempat balas chat dari bapak🙏.

Alibi Aletta. Padahal kenyataannya, ya, kalian taulah!

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang