PDS 26

8.5K 1K 23
                                    

Hi guys!

Thaks for 50k + readers, aku senang banget. Makasih ya udah baca cerita aku, walaupun cerita aku garing.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara klik bintang di pojok bawah dan tinggalkan komen kalian juga ya!

Happy reading!!!

***

Lucas bersama Reksa sedang asik bermain playstation. Reksa merupakan teman satu jurusan Aletta. Kedua cowok itu memang dekat sendari kecil, dikarenakan mereka berdua bertetanggaan.

Suasana kamar Lucas saat kni sangat berisik. Padahal hanya terdapat Lucas dan Reksa di dalamnya. Pekikan mereka terdengar keras mengisi kamar Lucas.

"Nah, iya terus gitu, ya terus pinter banget, sih." Lucas memekik dengan sangat keras.

Berbeda dengan Lucas, Reksa malah memekik kesal. "Eh, anjir kok malah belok, anjrot."

"Nah, yah! Wow gue menang. Gila gue menang, njir." Lucas sangat senang saat ia bisa mengalahkan Reksa untuk yang ketiga kalinya di hari ini.

"Anjing, padahal gue tadi nggak mencet belok, eh, malah belok sendiri."

Si pemilik playstation itu tersenyum mengejek "Karma tuh pasti. Suruh siapa ngatain yang lebih tua," ucapnya terdengar sangat menyebalkan di telinga Reksa.

"Yaelah, cuma selisih  dua bulan doang padahal. Lo curangkan pasti?" cecar Reksa menatap curiga lawan mainnya.

"Lo kalau kalah ya udah sih kalah aja, nggak usah nuduh orang."

Reksa mengelak cepat. "Gue nggak nuduh, tapi lo beneran curang."

"Bacot. Sekarang lo ikut gue."

Reksa menatap penasaran pada temannya. "Mau kemana?"

Lucas berdiri dari duduknya di atas tikar. "Mau beli keperluan buat holiday besok."

Tolakan Reksa sangat jelas membuat Lucas sebal. "Terus ngapain ngajak gue? Gue aja nggak ikut holiday." Mengapa jadi dirinya yang dibawa-bawa?

"Ya ketimbang gue sendirian," balas Lucas.

"Ya ngajak pacar lo, lah. Eh, iya, gue lupa kalau lo jomblo. Kasian banget sih lo." Reksa menutup bibirnya dengan tangan, seakan-akan jika dirinya salah bicara.

Reksa ini sangat tidak introspeksi diri sekali. Ia mengejek Lucas seperti itu tanpa mengaca terlebih dahulu. Padahal dirinya belum pernah sama sekali yang namanya pacaran. Ia hanya mendekati mereka, lalu meninggalkannya pergi tanpa kepastian.

Orang yang dikatai oleh Reksa lantas berdecih. "Nggak ngaca lo! Mendingan gue udah pernah pacaran, lah, lo? Pacaran aja nggak pernah."

"Suka-suka gue, lah. Yang penting gue nggak gamon kayak lo."

"Gamon tuh keren. Banyak omong lo, ayok!" Ia menyeret Reksa paksa, sehingga membuat sang empuk akan terperanjat ke depan sangking ketidak siapannya.

Mereka turun ke lantai bawah untuk menemui Putri, mami Lucas.

Terlihat seorang wanita yang sedang berkutat dengan sayuran di dapur. Itu adalah mami Lucas. Sebenarnya keluarga Lucas memiliki asisten rumah tangga, namun kali ini asisten rumah tangga di rumah tersebut izin untuk pulang ke kampung. Jadi yang mengurus semua pekerjaan rumah adalah Putri. Wajar saja, Putri hanya satu-satunya wanita di rumah ini. Tak mungkin kan jika ia menyuruh anak laki-lakinya untuk memasak. Memasak air saja gosong, apalagi memasak makanan.

"Mi, Lucas mau keluar dulu bentar," ucap Lucas meminta izin kepada maminya.

Putri menyodorkan tangan kanannya. "Mau kemana? Udah sore gini," tanyanya.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang