PDS 25

9K 1.1K 63
                                    

Hi guys

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara vote dan komen

Happy reading!!!

***

Setibanya di butik, sepasang calon pasutri itu masuk ke dalam dan langsung disambut dengan baik oleh pelayan toko. Butik ini tergolong ke dalam butik kelas mewah, terbukti dari interior serta model pakaiannya yang sangat berkelas.

"Ada yang bisa saya bantu, Kak?" tanya pelayanan toko tersenyum rama kepada mereka.

Mata Aletta menjelajahi isi butik tersebut. Sebelumnya, ia belum pernah sama sekali masuk ke dalam butik ini. Ia hanya sesekali menghantar mamanya ke butik ini, dan itupun dirinya hanya menghantar sampai di parkiran saja. "Saya mau fighting baju pengantin, Mbak," jawabnya kembali menatap pelayanan itu.

"Oh, kakaknya ini anaknya Bu Risa, ya? Atas nama Aletta dan Reyfan, betul?"

Aletta memanggut membernarkan. Syukur jika pelayan itu sudah mengetahui maksud kehadiran dirinya ke sini.

"Mari, Kak, saya antar." Pelayanan wanita itu berjalan menuju lantai atas, disusul oleh Aletta dan juga Reyfan mengekor di belakangnya.

Satu langkah kaki Aletta menapaki lantai dua butik itu, ia langsung dibuat terkagum-kagum oleh berbagai macam gaun serta tuxedo mewah nan elegan yang berjejer rapi menghiasi ruangan ini. Di pojok ruangan, terdapat dua bilik ruang lebih kecil, yang bisa ia pastikan ruangan itu adalah ruang ganti.

"Saya bantu untuk mencoba gaunnya, Kak."

Dahi Aletta langsung mengerut. "Loh, kan saya belum pilih-pilih, Mbak." Dia benar-benar tak mengerti, mengapa dirinya tidak disuruh untuk memilih serta melihat gaun-gaun terlebih dahulu.

Pelayanan itu menampakkan senyumnya. "Bu Risa telah memilihkan beberapa gaun untuk anda, dan anda bisa memilih gaun mana yang akan anda kenakan nanti saat pernikahan nanti."

Sekarang Aletta paham. Ia menuruti perkataan pelayanan butik itu. "Pak, bapak duduk di sofa itu aja. Saya mau milih-milih gaun terus sekalian nyobain."

"Iya, Sayang." Reyfan mengecup dahi calon istrinya.

Mendapat perlakuan seperti itu, Aletta mendorong dada Reyfan menjauh dari dirinya. Malu sekali dirinya mendapati pelayanan di depannya mengulum senyum ke dalam. "Apaan sih, Pak! Malu sama mbaknya."

"Kenapa? Emang salah? Mbaknya juga nggak masalah, tuh." Reyfan melengos ke arah kursi bagai tak memiliki salah.

Sang pelayan terkekeh ringan. Sudah biasa baginya melihat sepasang kekasih yang selalu seperti ini saat akan melakukan fighting.

"Ya udah ayok, Mbak."

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang tak terlalu besar di dalam ruangan ini. Ruangan itu disekat dengan dinding kaca, sehingga gaun-gaun pernikahan serta tuxedo bisa nampak dengan jelas dari sofa tempat duduk Reyfan.

Pria dewasa itu menunggu Aletta sambil memainkan ponselnya. Biasa, apalagi kalau bukan membalas pesan dari para pacarnya yang bejibun. Saking fokusnya terhadap ponsel, ia tak menyadari jika sang calon istri sudah berdiri di depannya.

"Pak, gimana? Bagus, kan?" Aletta memutar tubuhnya, memperlihatkan gaun pilihannya.

Gaun yang dikenakan Aletta saat ini menampakkan pundak mulus milik gadis itu. Model bawahnya yang melengkung besar ke bawah, bermodel seperti gaun milik princes di cerita dongeng Aletta nampak sangat cantik menggunakan gaun itu.

Namun, karna itu Reyfan malah melotot menatap pundak mulus milik calon istrinya. "Nggak. Apa-apaan coba? Masa pundak kamu keliatan, sih!" kesalnya sambil menunjuk-nunjuk pundak mulus Aletta yang terekpos.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang