Hi guys aku mau nepatin janji nih, btw thanks buat yang udah vote.
Boleh minta tolong promosiin cerita aku ke teman atau ke sosmed kalian? Kalau nggak mau juga gapapa kok aku nggak maksa.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
Happy reading!!!
***
Aletta telah sampai di parkiran kampusnya. Hari ini merupakan hari pertama ia penilaian akhir semester atau sering disebut dengan UAS, jadi ia tidak boleh terlambat. Setelah memarkirkan motornya dengan rapi, Aletta berjalan masuk ke dalam kelasnya.
Ia melewati koridor kampus yang masih sepi, karena waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi lebih. Sedangkan UAS nanti akan dimulai pukul delapan pagi.
Aletta sesekali bersenandung guna menghiasi langkahnya menuju kelas.
"You know you love me..."
Tangan kanan Aletta ditaruh di depan dada, sangat menghayati lagu yang sedang dinyanyikannya. "I know you care..."
"Just shout whenever..."
"And ill be there..."
"You are my love..."
" You are my heart..."
"And we will never ever ever be ap–"
"–Aletta!"
Senandung Aletta terhenti dikala seseorang dari arah belakang memanggilnya namanya. Sontak gadis pemilik nama itu menolehkan kepalanya ke arah orang yang sedang berjalan mendekatinya. Ia berdecak dalam hati.
Aelah si kadal buntung. Batin Aletta jengah.
"Hei, mau kemana?" tanya orang tersebut basa-basi.
Aletta membalas ketus, berjalan mendahului orang tersebut. "Pake nanya lagi, ya ke kelas, lah."
"Eh, bentar, Al!" Orang tersebut mencekal tangan Aletta, bermaksud untuk menghentikan langkah kaki gadis itu.
"Apaan sih pegang-pegang!" Aletta menghempaskan tangan orang tadi. Biarkan saja, ia kesal sekali dengan orang itu.
Orang itu memohon, agar Aletta mau mendengar penjelasannya. Ia benar-benar takut jika gadis itu salah paham. "Aku mau jelasin, kemarin itu bukan kayak yang kamu lihat, Al. Jangan marah, ya!"
Langkah Aletta akhirnya berhenti. "Dih, siapa yang marah, sih, Pak? Kepedean banget jadi orang."
"Tapi kamu ngehindarin aku, trus chat dari aku cuma kamu baca doang. Sama telfon dari aku nggak pernah kamu angkat."
Seketika ia mati kutu. Memang benar perkataan pria tadi. Sebisa mungkin Aletta mengkilah, mencari alasan. "Saya lagi sibuk belajar, Pak."
Pria dengan rambut hitam itu tampak menghela nafas. "Aku tau kalau kamu belajarnya cuma malam doang. Aku ngirim pesan dan nelfon kamu tuh hampir setiap jam, Aletta. Nggak mungkin kan kalau kamu belajar terus tanpa buka hp."
"Jangan sok tau, deh, Pak!" Gadis keras kepala itu kembali melanjutkan langkahnya.
"Aku ini calon suami kamu, loh, Yank!" ucap orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Reyfan.
Reyfan mensejajarkan langkahnya dengan langkah sanh calon istri.
"Yang bilang bapak calon tukang kebun saya siapa?" ketus Aletta, masih tak mau mendengarkan penjelasan calon suaminya.
Dosen sekaligus calon suami Aletta itu langsung menghadap langkah gadis di depannya. "Ya makanya kamu harus dengerin penjelasan aku dulu. Itu kemarin nggak seperti yang kamu pikir, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak dosen sedeng [Telah Terbit]
Romance[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ini bukan cerita tentang dosen killer, cool, ataupun dingin. Tapi ini cerita tentang dosen playboy cap bintang lima yang memiliki banyak pacar. Dia adalah Reyfan putra bagaskara. Pria berusia 26 tahun ini a...