Hai guys!!
Kalian kangen PDS nggak hihi?
Maaf ya baru up. Soalnya lagi mager banget, jadi males deh buat ngetik
Disini aku nggak mau banyak omong langsung aja ya, so jangan lupa vote dan komen!!!
Happy reading!!!
***
Reyfan duduk di kursi pojok dekat dengan jendela cafe. Ia sangat menawan dengan pakaian yang telah dikenakannya. Jika biasanya Reyfan menggunakan baju formal, namun kali ini Reyfan mengenakan baju casual hitam sangat pas dan cocok di tubuhnya.
Semilir angin dari jendela menyapa wajahnya. Rambut miliknya yang tadi terdiam, menjadi ikut bergerak lantaran terkena angjn.
Reyfan sedang menunggu kedatangan Aletta. Ia saat ini terlihat tidak tenang, perasaanya deg-degan tidak menentu. "Huh, tarik nafas, buang. Ayok, ulangi sekali lagi!" Reyfan memandu dirinya sendiri agar tidak grogi. Ia juga mengatur nafasnya, sesuai dengan yang dikatakannya.
"Ayok, Fan! Lo nggak boleh nerveous. Nggak etis banget Reyfan yang ganteng dan tajir gini nerveous pas mau ketemu cewek. Ceweknya mahasiswinya lagi. Katanya playboy, kok malah nerveous?" Reyfan berkata seperti itu agar raga di dalam dirinya terpancing.
"Sampai nerveous, gue copot lo dari tempatnya loh tung! Beneran, gue nggak bohong." Maksudnya dari 'tung' adalah jantungnya yang sedang berdetak sangat kencang di dalam tubuhnya. Ketara sekali jika ia tengah nervous.
Reyfan kembali memikirkan perkataannya. "Kalau gue copot beneran, yang ada gue mati. Nggak jadi nikah dong gue. Ya udah, nggak jadi gue copok deh lo, tung!"
"Tapi jangan dugem dong anjir!" Reyfan menepuk dadanya berusaha menghilangkan debaran di dada. Saat sedang menggerutu menyumpah serapahi jantungnya sendiri, Aletta datang dan langsung duduk di kursi bersebrangan dengannya.
"Maaf pak saya lama, ya?" tanya sang mahasiswi, membuat Reyfan terkejut.
"Hah? Eh, enggak kok, kamu nggak lama," balas Reyfan menggeleng.
Reyfan berdiri dari duduknya, sedikit menundukkan kepala. "Silahkan duduk, Al, jangan malu-malu."
Aletta memandang Reyfan aneh. Apakah dosennya ini memiliki riwayat penyakit mata? Jelas-jelas ia sendari tadi sudah duduk manis di kursi. "Lah, ini kan saya sudah duduk, Pak."
Reyfan menilik apa yang dikatakan oleh mahasiswinya. "Loh, iya. Perasaan tadi kamu belum duduk, atau mata saya yang salah." Reyfan berujar, menggaruk pelipisnya salah tingkah.
Malu banget asli, goblok banget sih lo, Fan! Batin Reyfan mengolok dirinya. Ingin sekali ia pergi menghilang dari hadapan Aletta. Tapikan ia sendiri yang meminta Aletta untuk datang ke sini.
"Kamu mau pesan apa, Al? Bentar saya panggilin pelayanannya dulu."
"Mbak, sini!" panggil Reyfan kepada pelayanan.
Pelayanan itu, berjalan menghampiri meja mereka. "Iya, Kak, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayanan wanita tersebut dengan sopan.
"Pinjam buku menunya, saya mau pesan." Sang pelayan menyerahkan buku menu kepada Reyfan.
Reyfan menyodorkan buku menu kepada Aletta. "Ini, silahkan kamu pilih makanan mana yang mau kamu pesan. Saya bayar."
Aletta menerima buku menu dengan senang hati. " Beneran, Pak? Oke deh, saya pesan." Rezeki bro, jangan ditolak, iya kan?
Aletta membolak-balikkan buku menu mencari menu makanan dan minuman yang cocok untuk mengganjal perutnya.
"Saya mau ini sama ni aja deh, Pak." Aletta kembali menyerahkan buku kepada sang dosen saat ia telah usai memilih menu makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak dosen sedeng [Telah Terbit]
Romance[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ini bukan cerita tentang dosen killer, cool, ataupun dingin. Tapi ini cerita tentang dosen playboy cap bintang lima yang memiliki banyak pacar. Dia adalah Reyfan putra bagaskara. Pria berusia 26 tahun ini a...