PDS 42

9.8K 1.3K 183
                                    

Hi guys!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen!

Bisa yuk 250 vote 80 komen

Happy reading!!!

***

Aletta sedang memasangkan dasi kupu-kupu berwarna hitam di tuxedo suaminya. Dia berjinjit membenahi rambut Reyfan yang sedikit berantakan. Sang empu asik memegangi pinggangnya agar dirinya bisa seimbang. "Rambutnya dikasih minyak rambut dulu. Berantakan banget gini, masa mau ke acara pertunangan, rambut mas awut-awutan," ujar Aletta.

Tangannya membenarkan lagi dasi kupu-kupu Reyfan yang terlihat miring. "Dah. Aku mau ganti baju dulu."

Tak lagi berdiri di depan sang suami, Aletta melepaskl rengkuhan di pinggangnya. Dia memasuki walk in closet guna mengganti pakaiannya.

Sesuai perintah istrinya, Reyfan berkaca memoles gel minyak rambut, kemudian ia sisir menjadi rapi. Kalau boleh jujur, dia sedikit was-was, karna ini adalah pertunangan Marvel atau mantan sang istri. Jika ia tak ikut Aletta untuk hadir, bisa dipastikan jika wanitanya itu akan menghadiri acara sendiri. Jadi, dengan terpaksa ia menemani istrinya menghadiri acara pertunangan Marvel.

Pintu walk in closet dibuka dari dalam, keluarlah seorang wanita cantik berbalutkan dress hitam di bawah lutut. Suaminya melarang dirinya menggunakan dress yang hanya sebatas lutut, dengan dalih alasan, Reyfan tak ingin tubuhnya dilihat oleh laki-laki lain.

Pijakan kakinya menghampiri sang suami. "Mas, dasinya dicopot aja, ya? Kalau dipikir-pikir, gaya mas terlalu formal cuma buat ke acara pertunangan." Tangan Aletta di dagu, memperhatikan gaya suaminya.

"Terserah kamu aja. Bagusnya menurut kamu gimana, aku ikut aja."

Maju sedikit ke depan, Aletta melepas dasi kupu-kupu di kemeja tuxedo suaminya. Kancing teratas yang terasa mencekik leher sang suami, turut ia buka. "Biar nggak keliatan aneh." Menepuk-nepuk pelan dada bidang di depannya, disertai senyuman manis.

"Rambutnya nggak usah dikuncir, Sayang!" peringat Reyfan, melihat sang istri hendak menyanggul rambutnya ke atas.

"Kalau mau dikuncir, kamu juga harus pake syal," lanjutnya.

Tubuh Aletta langsung berputar seratus delapan puluh derajat. "Mana ada orang mau ke acara pertunangan pakai syal? Kayak orang  masuk angin aja."

Acuh tak acuh, sang empu mengendikkan bahunya tak mau tau. "Ya makanya nggak usah dikuncir."

"Gerah, Mas!" rengek Aletta. Laki-laki enak, rambutnya pendek sehingga tak merasakan kegerahan. Berbeda lagi dengan perempuan, rambut mereka rata-rata panjang, dan jika digerai akan menciptakan rasa panas di bagian leher.

Meskipun begitu, Reyfan masih saja menyela, menyangkal istrinya. "Mana ada malam-malam kayak gini gerah, kamu ini ada-ada aja, Yank. Udah biarin aja tergerai kayak gitu."

Kekesalan melanda Aletta. Suaminya ini menyebalkan sekali. Buru-buru ia mengenakan pump heels warna hitam yang tak terlalu tinggi miliknya. Dia mengambil tas senada di atas nakas, berjalan mendahului sang suami.

Membiarkan istrinya yang merajuk, Reyfan tetap pada pendiriannya. "Udah biarain aja. Dari pada si Marvel liat leher istri gue terus dia ngebatalin tunangannya dan malah ngajak tunangan Aletta, kan gue juga yang susah," gumamnya, tak masuk akal. Apa hubungannya leher sang istri dengan batalnya pertunangan Marvel? Ck, aneh sekali.

Di dalamnya mobil, pandangan Aletta lurus, tak menggubris keberadaan suaminya. Dia mengacuhkan Reyfan yang sedang menggenggam tangannya, sesekali diberi kecupan.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang