PDS 33

7.4K 1K 99
                                    

Hi guys!

Tinggalkan jejak kalian ya!

Oh iya kalau di part ini vote nya 160 dan komennya 40 aku bakalan up. Jadi banyakin vote dan komen ya! Karna di part selanjutnya Aletta sama Pak Reyfan nikah! Author jadi nggak sabar

Happy reading!!!

***

Alin mengemasi barang yang harus dibawanya untuk pulang ke Korea nanti malam. Sebenarnya, ia masih ingin menetap lebih lama di tanah kelahiran maminya, akan tetapi keadaan mewajibkan dirinya untuk kembali pulang ke negara asalnya. Wajahnya nampak murung bagaikan orang tak memiliki semangat hidup.

Semua novel miliknya yang ia beli selama di Indonesia dimasukkannya ke dalam koper. Beberapa novel milik Aletta juga turut ia masukkan untuk dibawa pulang bersamanya. Dia memang sangat gemar membaca novel berbahasa Indonesia, karna menurutnya novel bahasa Indonesia benar-benar bisa ia rasakan ceritanya.

Oleh-oleh yang dibeli sewaktu di Bali juga ia masukkan. Ada gunanya juga dua koper diboyongnya dari Korea ke Indonesia. Dan ini adalah salah satu kegunaannya. Kopernya muat untuk dimasuki oleh semua barang bawaannya.

Wajahnya nampak sekali lesu, ketika dirinya harus menarik koper membawanya keluar dari kamar. Hal ini dilakukan agar dirinya nanti tidak usah susah-susah menaiki tangga mengambang dua koper miliknya.

Aletta yang baru saja keluar dari kamar, berpas-pasan dengan adek sepupunya. Wajah gadis itu terlihat sangat murung, membuatnya bertanya-tanya. Ada apa gerangan, tak biasanya dia seperti itu. "Kenapa lo? Lesu banget." Pertanyaannya itu hanya dibalas sang empu dengan gelengan.

Meskipun penasaran, dia memilih mengendikkan bahunya acuh. Langkahnya berlanjut menuju dapur.

Tanpa disengaja, netranya memergoki mama dan adek sepupunya tengah berpelukan di ruang tengah. Aletta berniat menghampiri, akan tetapi cacing di perutnya lebih dahulu meronta-ronta minta diisi. "Bi, mie gorengnya masih apa enggak?" tanyanya kepada Bi Asih.

Pergerakan tangan wanita paruh baya itu berhenti sejenak. "Sudah habis, Non. Tadi tinggal satu udah dimakan sama Den Alan."

"Kalau mie rebus masih nggak, Bi?"

"Ada, Non. Samping kulkas."

Mengikuti petunjuk asisten rumah tangganya, Aletta mengambil sebungkus mie rebus. Tak ketinggalan dia juga menambahkan satu butir telur sebagai topingnya.

Disantapnya semangkuk mie dengan berbagai toping di atasnya seperti telur, sawi, bawang goreng. Rasanya sedikit asin, tapi tetap ia makan. Sayang kalau dibuang, karna ini merupakan hasil jerih payahnya.

Seusainya makan, ia membawa mangkuk wadah mie tadi ke wastafel untuk dicucinya.

Pijakan kaki membawanya menuju ruang tengah, lalu mendudukkan tubuhnya di salah satu single sofa.

"Al!" panggil mamanya.

Tanpa menoleh, Aletta berdeham menjawab, "hmm." Fokusnya masih kepada siaran drama di depannya.

"Nanti kamu antar Alin sama Alan ke bandara, ya?" "

Penuturan mamanya membuat Aletta sedikit tertarik. "Oke, kapan?"

"Nanti jam delapan malam pesawatnya udah take off, brarti kamu antar Alin sama Alan jam tujuh lebih dekit," jelas Risa.

"Ale sendiri yang ngantar Alin sama Alan?"

Mamanya tidak membenarkan itu. "Enggak, nanti kamu nganter mereka sama abang kamu. Mama sama papa nggak bisa, kan kita harus ngurus pernikahan kamu."

Ah, ternyata ia bersama kakaknya. Padahal dirinya berharap, hanya ia sendari yang mengantar kedua sepupunya. Dia ingin menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri sebelum menikah nanti. Tapi, tak apa. Berarti dirinya tidak perlu menyetir mobil. "Bang Laskar udah dikasih tau, Ma?"

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang