PDS 16

10.4K 1.4K 59
                                    

Hi guys!!

Mau nepatin janji nih

Terimakasih buat 140 + vote nya dan makasih buat komennya. Aku baca kok komennya, makasih buat supportnya guys!

Jangan lupa vote dan komen ya!

Happy reading!!!

***

Reyfan sedang berkaca merapikan pakaiannya. Hari ini, ia akan berolahraga pagi bersama Aletta dan juga saudara sepupu dari gadis itu. Ia menggunakan celana training panjang, kaos, sepatu, serta topi yang senada, yaitu berwarna hitam. Reyfan sangat tampan dengan style pilihannya.

"Seneng banget gue akhirnya bisa joging bareng calon istri," pekik Reyfan senang.

"Udah ganteng kan nih gue? Halah, gue sih always handsome everyday and everytime." Reyfan meneliti penampilannya lagi di depan kaca.

Setelah merasa siap, ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur untuk membahasi kerongkongannya. "Ah, seger banget sih... Udah lah, mau berangkat aja, udah jam setengah enam juga," monolognya saat netranya menatap jam di tangannya.

Reyfan berjalan keluar dari apartementnya, berjalan menuju basement untuk mengambil mobilnya.

Di pertengahan jalan, pria itu teringat sesuatu. "Eh, bentar. Kalau gue pake mobil nanti yang ada Laskar, Alan sama Alin bakalan nebeng, terus gue jadinya nggak bisa berduaan sama Aletta. Mending pakai motor aja lah." Reyfan kembali melangkahkan kakinya menuju unit apartementnya.

"Kalau bukan karna biar bisa berduaan sama Aletta, ogah gue bolak-balik."

Reyfan merogoh kunci motor sportnya di laci, lalu mengantonginya. Pria itu kembali berjalan ke basement.

Reyfan mulai melajukan motornya saat kepalanya sudah terbalut dengan helm. Jalanan masih tampak sepi saat ia membelahnya. Wajar saja, sekarang waktu masih terlalu pagi untuk orang-orang melakukan aktivitas.

Reyfan memarkirkan motornya di halaman rumah calon mertuanya. Pria itu membuka helm full facenya, lantas berjalan mendekat ke arah pintu rumah. "Assalamualaikum!" salamnya mengetuk pintu yang sudah terbuka.

"Waalaikumsalam. Eh, Den Reyfan. Nyari Non Aletta, ya?" tanya Bi Asih saat mengetahui orang yang bertamu di pagi buta itu adalah calon suami anak dari majikannya. 

Reyfan tersenyum ramah, meraih tangan wanita paruh baya itu, lalu mengecupnya. "Iya, Bi. Alettanya masih tidur, ya?" 

Wanita paruh baya itu terhenyak. Ia tak menyangka bila calon menantu dari majikannya itu akan menyalimi tangannya. Tak urung, ia juga ikut tersenyum. "Enggak, kok, Den. Neng Aletta udah siap-siap. Bentar saya panggilan dulu, ya." Setelah mendapat anggukan kepala dari Reyfan, Bi Asih berjalan menuju kamar Aletta untuk memanggilnya.

Reyfan duduk di sofa teras rumah Aletta sambil memainkan handphonenya.

***

"Non, Non Aletta!" panggil Bi Asih mengetuk pintu kamar Aletta. 

"Masuk aja, Bi!" jawab Aletta yang masih menggunakan sepatunya.

Mendengar itu, Bi Asih membuka pintu kamar Aletta. "Di luar ada Den Reyfan, Non. Udah nungguin lagi duduk di kursi depan."

"Oh, iya?! Makasih, Bi, bentar lagi Ale udah selesai, kok."

"Ya udah, kalau gitu Bibi permisi, ya, Non." mendapat anggukan dari Aletta, Bi Asih langsung berjalan menjauhi kamar gadis itu.

Mengambil handphonenya yang berada di atas nakas, setelah itu Aletta berjalan keluar dari kamarnya dan menuju kamar milik Laskar.

"Bang, udah belum? Ayok itu Pak Reyfan udah di depan." Kebetulan pintu kamar Laskar tak dikunci, jadi ia langsung masuk saja.

Pak dosen sedeng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang