_06_
Jaemin duduk di hadapan ibunya yang kini menatapnya serius. Jaemin tanpa diketahui ibunya menyalakan perekam di ponselnya. Ibunya nampak tidak ingin menceritakan hal ini, terlihat sekali ibunya nampak enggan.
"Eomma, boleh kutahu apa itu? Hal yang diketahui oleh appa?" tanya Jaemin, Nyonya Na menatap Jaemin sebelum menghela nafas kembali.
"Appamu, tidak sengaja mendengar percakapan CEO Jang, Tuan Lawrance, dan Tuan Hong. Kau tahu pasti CEO Jang itu siapa? Beliau memiliki hampir separuh hotel ternama di Korea. Lalu Tuan Hong kau tahu sendiri dia adalah pengacara termuka yang menjadi pengacara pribadi CEO Jang. Lalu Tuan Lawrance, eomma tidak tahu pasti, tapi appa bilang Tuan Lawrance mengikat kerjasama dengan CEO Jang itu karena dia ingin menemukan beberapa orang anak." Jaemin menatap ibunya dengan pandangan tidak mengerti.
"Tuan Lawrance terlibat bisnis itu karena dia ingin mencari beberapa orang anak, bukan anaknya, tetapi anak dari musuhnya yang dikabarkan sudah lama tiada. Beberapa orang anak ini terutama dua anak terakhirnya, dipastikan memiliki kunci untuk membuka sebuah brangkas berisi harta miliyaran, tentu saja itu hal yang menggiurkan, bukan?" Jaemin mengangguk.
"Setelah Tuan Lawrance mendapatkan anak-anak itu, dia akan memutus kontrak kerjasama dengan Korea, tapi tetap meninggalkan sedikit harta untuk CEO Jang, sedangkan untuk CEO lainnya yang terlibat kerjasama akan diputus kontrak begitu saja." Jaemin mengangguk lagi.
"Lalu, apa hal yang seharusnya tidak appa dengar?" tanya Jaemin.
"Selain rencana itu, appamu mendengar nama anak-anak yang disebutkan, dan rencana penculikan itu. Eomma tidak yakin, tapi appamu sepertinya mengenal anak-anak itu dengan baik, karena sebelum kecelakaan itu terjadi, sebelum kita pulang dari rumah halmeoni, appamu menghubungi seseorang dan eomma melihat appamu mengirim email kepada beberapa orang. Dan di hari yang sama kita mengalami kecelakaan." jelas sang ibu.
"Sebentar, jika memang appa tahu mengenai keberadaan anak-anak itu, berarti appa tahu sosok musuh Tuan Lawrance?" tanya Jaemin.
"Ne, kemungkinan besar begitu. Setiap bertemu rekan bisninya appa tidak pernah membawa eomma karena appa takut eomma bisa menjadi sasaran musuh bisnisnya atau orang-orang yang benci pada appa." Jaemin mendadak pusing mendengar itu.
"Jangan bilang penyerangan semalam itu karena mereka sebenarnya ingin appa memberitahukan dimana lokasi anak-anak itu?" tanya Jaemin.
"Eomma tidak tahu sayang, eomma benar-benar tidak tahu. Appamu sendiri adalah sosok penuh rahasia, bahkan eomma terkadang tidak bisa mengenali appamu sendiri. Appamu membawa beban pada pundaknya seorang diri tanpa mau membaginya pada kita. Tapi kalau memang benar orang-orang itu ingin appa menunjukkan keberadaan anak-anak yang mereka incar, tidakkah mereka keterlaluan? Maksud eomma, mereka menyakiti orang yang saat ini keadaannya koma, yang masih tidak tahu kapan akan bangun." Jaemin memeluk ibunya.
Jaemin tidak pernah tahu jika ternyata penyebab kecelakaan keluarganya dulu adalah hal sepelik ini.
"Sebenarnya apa yang appa sembunyikan dari kita?" tanya Jaemin, Nyonya Na menggeleng tidak tahu.
"Kenapa Tuan Lawrance begitu ingin merebut harta yang bukan miliknya?" ujar Jaemin yang dijawab keheningan.
"Eomma rasa, eomma sedikit tahu apa yang membuat Tuan Lawrance begitu ingin harta itu." keduanya melepaskan pelukan, Jaemin menatap ibunya.
"Jika tidak salah ingat, appa pernah bilang pada eomma kalau ada kesalahpahaman berujung perebutan hak waris. Eomma tidak pernah mengatakannya kepada appa, tapi kesimpulan yang bisa eomma ambil adalah, Tuan Lawrance dan musuh yang katanya sudah tiada ini adalah sepasang saudara, dan saat sebelum kematian orang tua mereka, ada kesalahpahaman yang membuat Tuan Lawrance mungkin tersinggung." ujar Nyonya Na. Jaemin mengerjap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NCT] J SQUAD
FanfictionHidup dengan penuh kerahasiaan itu tidak menyenangkan loh~ Start : 25 July 2021 End. : -