35

5.7K 748 51
                                    

_35_

Hari baru telah tiba, semua manusia di bumi memulai aktivitas mereka dengan atau tanpa semangat. Termasuk member NCT yang kini mulai bangun satu per satu, yang ada jadwal sudah bersiap, yang tidak ada jadwal memilih untuk bangun sejenak sebelum tidur kembali.

Member NCT U yang tergabung dalam unit Universe saat ini sudah siap untuk melakukan syuting konten dan wawancara dengan beberapa channel.

"Jaeminnaaaaaa~ irreeooonnnnaaaaa~" Jeno tidak lelah membangunkan Jaemin yang tidak kunjung bangun juga, Haechan memilih menyerah membangunkan Jaemin, dia memilih untuk sibuk dengan sarapannya.

"Belum bangun Jaemin?" tanya sang manager.

"Seperti tidak kenal Jaemin saja, dia akan baru pergi siap-siap saat semua orang sudah siap." Jawab Haechan yang diangguki oleh Mark.

"Kun, Hendery, dan Lucas kalian akan melakukan apa?" tanya Doyoung.

"Entahlah" jawab Lucas, dia tidak tahu juga akan melakukan apa hari ini.

Breaking News!

Baru saja, pengadilan menyatakan Tuan Moon Kyungjin, Tuan Hong Beom Seok, dan Tuan Jang Jungjae dinyatakan bersalah atas beberapa kasus berikut...!

"Ganti yang lain." Perintah Jungwoo tiba-tiba, membuat Hendery yang memegang remot tv segera mengganti kanal tv.

Breaking News!

Orien Company secara resmi akan diperiksa dan dilakukan penyelidikan lebih dalam pada hari ini. Di saat yang bersamaan kepala kepolisian Seoul mengatakan akan kembali membuka kasus kecelakaan Tuan Na, pemimpin Orien Company yang saat ini sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit.

"Ganti!" Hendery mengganti lagi kanal tvnya.

Breaking News!

Tim Investigasi khusus yang dibentuk untuk menangani kasus di sekolah 'A' mengatakan telah menemukan titik terang dari kasus tersebut, saksi yang bersangkutan akan dipanggil untuk melakukan pemeriksaan, dirumorkan bahwa nama Tuan Moon Kyungjin kembali terseret dalam kasus pembunuhan siswi di sekolah 'A'.

Jungwoo menatap geram ke arah televisi, dia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo? Kapten Song?"

"Ya ini aku, ada sesuatu sniper Zale?"

"Berita di televisi, apa Anda sudah mendengarnya?"

"Sudah, baru saja, tiga berita utama disiarkan di tiga channel berbeda."

"Apa ada perintah lanjutan dari Ketua?"

"Sampai saat ini belum, tapi jika memang harus diambil tindakan, aku akan segera mengabarimu."

"Aku mengerti, terimakasih."

"Sama-sama." Sambungan terputus kemudian. Jungwoo mengatur emosinya sebelum ia berbalik menuju kamar dimana Jaemin baru saja selesai bersiap dan Jeno yang tepar karena lelah sendiri membangunkan kembarannya itu.

"Beritanya sudah disebar, mau ambil tindakan apa? Kasus sekolah 'A' sudah menemukan titik terang, kasus kecelakaan keluarga Na akan dibuka lagi, Orien Company akan mulai diperiksa hari ini, juga pengadilan sudah mennyatakan ketiga orang itu bersalah." Jaemin dan Jeno mendengarkan dengan baik, namun tidak memberikan respon.

"Jaemin? Jeno?" kedua adiknya itu kompak menatapnya.

"Untuk saat ini tidak ada tindakan apapun, hyung." Jawab Jeno.

"Benar, ini belum kuat untuk menarik Paman keluar dengan sendirinya." Timpal Jaemin.

"Lalu apa yang bisa membuat Paman keluar dengan sendirinya? Apalagi yang harus kita lakukan?" tanya Jungwoo yang sudah mulai lelah dengan semua kasus yang tidak kunjung selesai, dia justru lebih memilih dikirim tugas untuk jadi sniper daripada menangani kasus keluarganya sendiri yang rumitnya minta ampun.

"Salah satu dari ketiga tersangka itu harus menyebut nama Paman, entah bagaimana caranya nama Paman harus keluar dari mulut mereka dengan sendirinya. Saat nama Paman tersebut dan diumumkan ke publik, saat itu dia akan muncul, di saat dia muncul baru nanti kita serang dengan semua fakta yang kita miliki, semua fakta yang membuat ia tidak akan bisa berkutik, di saat bersamaan bobol data perusahaan dan bocorkan semua kebusukannya. Beruntung sekali dia tidak menggunakan nama Jacques dalam marganya, sehingga nama keluarga kita tidak akan terseret, kalaupun dia sengaja menyeret, maka kita hanya harus membalikkan perkataannya, meluruskan seluruh kebohongannya." Jelas Jaemin.

"Apa kau yakin ini akan berhasil?" tanya Jungwoo.

"Berdoa saja, semoga saja ada keajaiban yang mempermudah kita semua menyelesaikan misi ini." Ujar Jeno dengan tenang.

"Ayo kita berangkat!"

***

"Masalah ini bisa merambat kemana-mana kalau tidak segera ditangani." Komentar Sterne saat ia melihat berita yang ditayangkan.

"Dad, Jungwoo baru saja bilang padaku kalau Jaemin memilih untuk diam, menurut daddy bagaimana?" tanya Johnny pada sang ayah.

"Turuti saja kemauan adikmu, daddy tahu dia sudah memperkirakan semuanya dengan baik, tapi saat ini, apa kau sibuk?" tanya sang ayah pada Johnny yang dijawab anggukan.

"Aku pukul sepuluh nanti dijemput manager, aku dan Jaehyun ada jadwal individu, kalau longgar sepertinya Jisung, dia bahkan belum bangun sekarang." Jawab Johnny sembari menunjuk kamar Jisung berada.

"Adikmu kemarin apa begadang? Mommy masuk kamarnya banyak sekali berkas, itu berkas apa?" tanya Carnelian sembari meletakkan kopi pagi Sterne.

"Data uang yang dikorupsi oleh oknum pegawai Orien Company ditambah beberapa nama perusahaan yang harus diselidiki pelan-pelan, itu harus segera dikirim pada pihak penyidik hari ini setidaknya, tapi kalau memang belum selesai mungkin besok." Jawab Johnny. Carnelian mengangguk paham, dia mengusap kepala Johnny lembut.

"Kau sudah sangat besar ya?" gumam sang ibu, Johnny yang mendengar itu tidak bisa tidak merasa menghangat.

"Aku tidak mungkin kecil terus kan?" sang ibu tertawa mendengarnya, tawa yang sangat Johnny rindukan.

"Kalian semua tumbuh tinggi dan sehat. Tapi mommy dengar Jaemin sakit ya?" Johnny diam.

"Dia cidera punggung, yang tidak sembuh dengan mudah, itu akan terasa sakit jika ia kelelahan." Jawab Johnny.

"Apa sudah periksa?" tanya Sterne.

"Sudah, ya memang begitu adanya." Jawab Johnny.

"Dia anak kuat, mommy tahu dia pasti bisa melewati ini semua." Johnny mengangguk setuju, kalau adiknya tidak kuat dia tidak akan berada di titik ini saat ini.

"Segera bersih diri dan bangunkan kedua adikmu, tadi mommy lihat tidak hanya Jisung, Jaehyun bahkan sepertinya memilih tidur lagi, padahal anak itu dulu bilang tidak suka tidur, sekarang kalau sekalinya sudah menempel bantal bisa susah bangunnya." Johnny tertawa dan bangun dari posisinya, dia mencium pipi ibunya sebelum naik ke lantai atas dimana kamar kedua adiknya berada.

Carnelian menatap Sterne yang mengulas senyum hangat.

"Pagi yang hangat kan?"

"Mm, pagi yang hangat, dear."

***

_35_

[NCT] J SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang