_44_
"Kalau kau mengatakan semua informasi ada, berarti informasi tentang agensi hiburan juga ada?" tanya Jisung, mereka berjalan keluar lorong dengan tangan membawa file. Jaemin membawa dua file, sedangkan Jisung membawa tiga file.
"Ada, tapi tidak lengkap, karena fokus kami tidak banyak didunia entertainment." Jawab Jaemin.
"Hoo~ lalu, yang menawarkan rumah ini- apa ada hubungannya dengan ketua hyung?" tanya Jisung.
"Mm, dia ada ikut andil, dengan menyusupkan anak buahnya menjadi salah satu orang kepercayaan CEO Lee, lalu diberitahukanlah tempat ini." Jawab Jaemin.
"Hyung sudah tahu?" tanya Jisung.
"Tidak, saat aku dirawat itu aku baru tahu." Jawab Jaemin.
"Ah saat hyung sesak nafas itu?" Jaemin mengangguk.
"Ketua sempat menyinggung itu sebelum aku dijemput oleh Johnny hyung dan Taeyong hyung." Jawab Jaemin.
"Ahh~ begitu rupanya."
Tanpa mereka sadari, kini mereka sudah sampai di depan pintu masuk, Jaemin yang membukanya dan keluar lebih dulu, baru disusul oleh Jisung. Keduanya menutup pintu dan mengucinya, lalu meletakkan tumpukkan kardus di depan pintu tersebut sehingga pintu itu terhalang.
Jaemin dan Jisung keluar dari gudang, dan sepertinya para member tidak ada yang sadar akan kepergiaan mereka yang bisa dikatakan lumayan lama.
Saat masuk ke dalam kamar, mereka dikejutkan dengan Jeno yang bersidekap dan menatap keduanya dengan tajam.
"Darimana saja?" Jaemin dan Jisung saling pandang sebelum saling melempar cengiran, tidak ada niat menjawab pertanyaan Jeno.
"Hey, aku bertanya, bukannya dijawab malah nyengir." Kesal Jeno.
"Kau ini bisa diam tidak? Sensitif sekali setelah kena marah Johnny hyung." Dengus Jaemin pada kembarannya itu.
"Itu apa?" tanya Jeno saat sadar ada file yang diletakkan oleh Jisung di atas kasur Jaemin.
"Apa ya?" Jeno menatap jengkel saat Jaemin berkata dengan nada menggoda, si tampan lucu itu memilih pergi dari kamar dengan langkah terhentak. Jaemin dan Jisung terkikik geli, senang bisa membuat saudara mereka kesal.
"Kan, Jeno hyung itu kalau sedang ngambek memang lucu."
***
Malam tanpa sadar telah datang, semua penghuni dorm tersebut tengah menikmati makan malam di depan tv, dengan menyingkirkan sofa yang ada di ruang tengah.
"Apa tidak ada berita lain?" tanya Jaehyun saat menyadari jika isi beritanya adalah kasus yang tengah terjadi, yaitu kasus pembunuhan.
"Berita ini yang tengah naik." Jawab Taeil.
"Nonton sajalah!" ujar Renjun mengusulkan, dia tidak mau mendengar berita pembunuhan yang membuatnya tidak bisa tenang.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menonton debut film Yuta. Mereka sangat serius, makan sembari menonton film aksi tersebut.
"Aku fans nomor satu Todoroki!" pekik Haechan.
"Aku lebih menyukai Sachio." Renjun berkomentar.
"Aku sama dengan Renjun." Ujar Shotaro.
"Aku Ryo tentu saja!" Jaemin ikut bersuara.
"Wae?" tanya Yuta.
"Awalnya hyung aktingnya kaku, tapi selama film berlangsung ada perkembangan sedikit demi sedikit. Tidak heran sih, namanya film debut." Komentar Jaemin.
"Aku tahu kalau itu, maksudku kenapa kau menyukai 'Suzaki Ryo'?" tanya Yuta.
"Hmm... kenapa ya? Tampan?" Yuta mendatarkan wajahnya. Jaemin tertawa melihat ekspresi Yuta.
"Soalnya itu yang main Yuta hyung." Jawab Jaemin.
"Aku sebenarnya heran, sekolah itu apa tidak mengalami kerugian? Muridnya suka ribut sana-sini." Taeil geleng kepala sembari berkomentar.
"Namanya juga film, tidak usah terlalu dipikirkan." Ujar Kun.
"Ah makannya sudah habis." Sungchan membereskan alat makannya, dibantu oleh Jisung yang ada di sebelahnya. Satu per satu dari mereka bangun dari posisi masing-masing untuk beres-beres ruang tengah tersebut.
"Ayo menonton apalagi?" tanya Yangyang.
"Apa yang seru?" tanya Doyoung balik.
"Drama hyung saja bagaimana?" tanya Yangyang dengan seringai jahil, Doyoung yang melihat itu mendelik tajam, Yangyang tertawa dan pergi berlindung di balik tubuh Kun sebelum dipukul Doyoung.
"Kau ini-!" Yangyang hanya tertawa.
DDRRRTTTT
Suara getar ponsel mengalihkan atensi mereka, mencari darimana asal suara tersebut, hingga ditemukan sebuah ponsel yang tergeletak begitu saja dekat kaki meja yang mereka gunakan untuk meletakkan lauk dan nasi tadi.
"Ponsel siapa?" tanya Lucas sembari mengangkat ponsel tersebut.
"Ah itu ponselku!" ujar Jungwoo, tapi tangan Jungwoo sedang penuh, yang kanan memegang piring berisi churros, yang kiri memegang wadah berisi saus coklat, stroberi, vanila, dan tiramisu untuk pendamping churrosnya.
"Tolong buka dan bacakan pesan masuknya." Pinta Jungwoo.
"Memang boleh?" tanya Lucas.
"Katakan saja." Ujar Jaehyun meyakinkan, Jungwoo mengangguk saja dia sibuk dengan piring churros di tangannya.
"Zale, apa kau ada waktu kosong? Aku butuh kemampuanmu. Begitu." Jungwoo mengangguk, piringnya dibawa oleh Jaehyun, dan dia meraih ponselnya dari Lucas. Dia membalas singkat pesan tersebut sebelum ikut duduk di sebelah Johnny.
"Ayo menonton lagi!"
***
"Jadi, ini semua kasus paman yang sudah dikumpulkan olehmu?" tanya Jaehyun saat mereka berenam berkumpul di kamar Jeno-Jaemin-Jisung.
"Benar, ini semua, semua informasi dikumpulkan secara rinci sehingga memudahkan kita untuk menyelidikinya." Jawab Jaemin.
"Aku masih tidak menyangka kalau perusahaan keluarga Na itu adalah perusahaan kamuflase." Ujar Johnny.
Jaemin sudah menjelaskan semuanya pada saudara-saudaranya yang lain, sama seperti apa yang ia katakan pada Jisung. Dia juga memberitahu akan ruang rahasianya.
"Tapi dengan ini semua, penyelidikan akan lebih mudah, apalagi tugas kita saat ini hanya fokus pada paman seorang saja." Ujar Jaehyun yang diangguki oleh lainnya.
"Pertemuan dengan paman saat itu, paman ingin menjalin kerjasama dengan perusahaanku, tetapi jelas aku tolak karena mau bagaimanapun perusahaan dalam penyelidikan, jika dia bergabung yang aku takutkan adalah beberapa bukti yang bisa saja hilang. Aku menolaknya, tapi sepertinya dia jengkel bukan main meski terlihat menahannya." Ujar Jaemin.
"Pasti dia menganggapmu bocah banyak gaya." Ujar Jungwoo.
"Sudah jelas sih kalau itu." ujar Jaehyun menyahuti.
"Biarkanlah, kan memang aku berlagak seperti itu." Jaemin mengendikkan bahu tidak peduli.
"Lalu, kita mau mulai darimana?" tanya Jeno bertanya, dia melihat lima file yang jelas tidak sedikit halamannya itu, dan itu sukses membuatnya pening.
"Jisung, ada sesuatu?" tanya Johnny saat melihat si bungsu nampak termenung.
"Ah tidak, itu, aku hanya berpikir, apa Paman sangat mudah dikelabuhi?" tanya Jisung, Jaemin yang mendengar itu hanya terkekeh.
"Bisa dikelabuhi atau tidak, kita lihat bagaimana hasil akhirnya nanti."
***
_44_
![](https://img.wattpad.com/cover/276749316-288-k794912.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NCT] J SQUAD
أدب الهواةHidup dengan penuh kerahasiaan itu tidak menyenangkan loh~ Start : 25 July 2021 End. : -