07

6.7K 1K 75
                                    

_07_

Jeno terdiam di kursinya, komputer yang menyala di depannya ia abaikan. Dia masih dilanda shock yang membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Jen- Xander? You okay?" Maria, salah satu rekannya yang bisa dikatakan dekat, seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya, bertanya cemas padanya.

"No, I'm not Maria." ujar Jeno, kepalanya mendadak pusing. Johnny mengakhiri panggilan mereka, berikut juga Jaehyun dan Jungwoo, dia pun juga segera mengakhiri panggilan. Kepalanya benar-benar pening saat ini.

"Bagaimana bisa ini terjadi?" lirih Jeno, dia menunduk dan meremat rambutnya. Kakak sulungnya, yang ia cari, yang selalu ia tunggu kedatangannya, ternyata kini ada di dekatnya, benar-benar dekat dengannya. Dan Jeno tidak pernah menyadari itu.

Jeno baru tahu jika dia bukan anak kandung Tuan Lee saat usianya delapan belas tahun. Tepat di hari ulang tahunnya, appanya memintanya pulang karena ada yang ingin beliau bicarakan, dan di saat itulah dia mengetahui fakta bahwa dia bukanlah anggota keluarga Lee, dia anak keempat dari keluarga bangsawan Jacques.

Jeno benar-benar tidak bisa menerima fakta itu, dia merasa seperti dipermainkan, hingga satu per satu ingatan masa kecilnya berputar di kepalanya. Meski tidak semua ia ingat jelas, dia ingat satu hal, kakak tertuanya pernah berjanji bahwa dia akan mencari kemanapun para adiknya pergi. Dan inilah yang menjadi jawaban kenapa Jeno selalu merasa kosong, kenapa Jeno selalu merasa dia seperti menanti seseorang yang tidak ia tahu itu siapa, dan akhirnya dia tahu itu siapa, kakak tertuanyalah yang ia tunggu. Dia menunggu kakak tertuanya untuk menjemputnya.

Tapi satu yang sampai saat ini tidak bisa ingat, ingatana akan seseorang yang kabur di kepalanya. Sosok kembarannya, dia tidak ingat bagaimana rupa adik kembarnya.

"Xander, lebih baik kau pulang, kau nampak tidak sehat." ujar Maria, dia tidak tega melihat rekan yang lebih muda darinya itu nampak terguncang akan sesuatu.

"Sepertinya begitu, bisa aku minta tolong Maria?" Maria menatap Jeno.

"Katakan saja, kau ingin minta tolong apa?" Jeno menatap video kecelakaan.

"Saat kecelakaan ini terjadi, ada satu mobil yang dashcamnya merekam semua kejadian hari itu, selidiki video ini dan kirim padaku jika sudah selesai, aku akan kembali." Jeno membereskan barang-barangnya.

"Kau tidak mau diantar saja?" tanya Maria, Jeno menggeleng.

"Tidak, aku akan naik taksi, tenang saja aku akan baik-baik saja." Maria pun akhirnya hanya bisa mengangguk dan membiarkan Jeno pergi, sedangkan dia langsung bekerja sesuai perintah Jeno tadi.

***

Jaehyun dan Jungwoo tidak bicara apapun selama mereka menjaga Jaemin dari jauh. Mereka entah kenapa kompak tidak ingin bicara. Sejak Johnny mengakhiri panggilan tadi mereka jadi tidak fokus, pikiran mereka sama-sama melayang entah kemana.

"Neee~ Jaehyun hyunggg~" Jungwoo memecah kesunyian pertama kali dengan memanggil hyung lebih tua setahun darinya itu.

"Ada apa?" tanya Jaehyun.

"Aku... hmmm... tidak jadi." gumam Jungwoo, Jaehyun melirik Jungwoo yang duduk di sebelahnya.

"Cepat katakan apa yang mengganggumu!" titah Jaehyun, Jungwoo menghela nafas.

"Aku hanya bingung, aku tidak tahu harus apa." ujar Jungwoo.

"Waeyo?" tanya Jaehyun.

"Yaahh~ pokoknya tidak tahu harus apa!" ujar Jungwoo, Jaehyun menyerah untuk mendesak Jungwoo.

[NCT] J SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang