38

3.8K 612 44
                                    

­_38_

"Jeno-ya" Jeno yang baru saja tiba di dorm, bersama dengan yang lain, langsung menegakkan badan dan menatap Johnny yang kini memberikan tatapan tajam padanya.

"Emm.. bisa nanti dulu tidak marahnya? Aku mau bersih diri dulu, setelah itu akan duduk mendengarkan semua ceramahmu, oke?" Jeno memasang wajah polos dengan senyum lebar, tidak tahu betapa dongkolnya sekarang Jungwoo di belakangnya, jalan saja dia harus dibantu Jaehyun.

"Marahi dia secepatnya hyung, benar-benar!" Jungwoo yang sudah kesal dengan sang adik hanya bisa menggerutu, Jaehyun hanya geleng kepala dan membawanya masuk ke kamar.

"Hyung, tolong ingatkan adikmu agar tidak menantang malaikat maut lagi saat dia ada di mobil bersama orang lain." Haechan ikut menyuarakan kekesalannya.

"Boleh pinjam kamar?" manager yang tadi menjadi sopir hanya bisa meminta kamar untuk istirahat sejenak setelah entah berapa kali mereka memuntahkan isi perut mereka. Untuk van itu tadi ada kantong yang bisa mereka gunakan.

Johnny mengusap wajahnya dan menatap Jeno yang masih nyengir tanpa dosa, sedangkan Jaemin di sebelah kembarannya sedang tertunduk.

"Jaeminnie, ada sesuatu?" Jaemin mendongak lalu menghambur ke pelukan sang kakak.

"Wae?" tanya Johnny, namun Jaemin tidak menjawab.

"Sudah, sekarang kau dan Jeno pergi mandi dulu, nanti kita bicara." Jaemin dan Jeno mengangguk, keduanya segera pergi ke kamar untuk mandi.

"Woah~ Dejun-ah? Gwaenchana?" tanya Kun saat melihat adik satu unitnya nampak berjalan bak mayat hidup.

"Wa wa wa... Doyoung-ah!" Yuta menangkap tubuh Doyoung yang sedikit lebih besar darinya itu saat tubuh adik beda setahunnya limbung.

"Mark? You okay?" Lucas menanyai teman satu linenya yang nampak bak mayat hidup.

"Yangie? Taro?" Renjun mendekati keduanya yang sudah lemas tak bertenaga.

"Aku- AKU TIDAK MAU NAIK MOBIL LAGIIIII!!!!!" teriakan penuh trauma itu muncul dari Yangyang dan Shotaro. Renjun yang ada di dekat keduanya sampai terjungkal karena tingkah yang mendadak tersebut.

Taeyong menatap Johnny yang terperangah, "Mereka, sepertinya benar-benar tidak akan bisa naik mobil setelah kejadian hari ini." Johnny jadi merasa bersalah mendengarnya.

***

"Jaemin, gwaenchana?" Jaehyun bertanya pada sang adik yang saat ini duduk termenung, sedangkan Jeno diseret Johnny keluar kamar untuk diomeli.

"Jisung dimana?" bukannya menjawab, Jaemin justru balik bertanya mengenai keberadaan adik kesayangannya itu.

"Jisung di rumah bersama mommy dan daddy, ada apa?" Jaemin menggeleng.

"Hyung, Nana mau peluk..." Jaehyun yang tadi duduk di depan Jaemin, pindah ke samping sang adik, membiarkan tubuh adiknya itu masuk ke dalam pelukannya, dia usap punggung yang lebih muda dengan penuh kehati-hatian.

"Sepertinya kau belum ingin cerita, baiklah tak apa, peluk hyung sepuasmu sekarang." Jaemin mendengar itu mengeratkan pelukannya.

Sedangkan di luar, di dapur tepatnya, Johnny berdiri berkacak pinggang menatap tajam dan lelah pada Jeno.

"Hyung tahu kau panik dan tak bisa berpikir, tapi tidak juga dengan mengendarai gila-gilaan seperti tadi. Kapten Eden sudah mengurus cctv yang menangkap mobilmu melintas dengan kecepatan tinggi." Ujar Johnny. Dia tahu ini salah, tapi kalau tidak segera dibereskan yang ada malah tambah banyak masalahnya.

[NCT] J SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang