36

5.1K 718 89
                                    

_36_

Unit NCT U yang beranggotakan Jaemin, Jeno, Haechan, Mark, Doyoung, Jungwoo, Shotaro, Yangyang, dan Dejun berangkat pagi itu ke salah satu stasiun tv dimana mereka akan tampil hari ini untuk comeback. Mereka berangkat dengan perasaan yang sedikitnya tidak terlalu tenang entah karena apa.

"Aku merasa tidak tenang." Gumam Haechan.

"Apapun itu berdoa saja semoga hari ini baik-baik saja." Ujar Doyoung yang satu mobil dengan pemuda Lee satu itu.

"Semoga saja benar." Gumam Haechan, Mark yang ada di sebelahnya menggumamkan doa, berharap hari ini akan berjalan baik-baik saja tanpa hambatan.

"Sudah sampai, ayo turun!" mereka semua segera mengenakan masker masing-masing dan mulai turun dari mobil. Mereka semua masuk ke dalam gedung stasiun tv beriringan.

"Aku ingin kopi." Keluh Jaemin, managernya geleng kepala.

"Nanti aku belikan, ayo buka dulu matamu!" Jaemin membuka matanya dengan malas, Jeno yang melihat kembarannya terlihat malas hanya bisa geleng kepala sendiri, dia mengusap kepala tertutup hoodie tersebut.

"Bukankah aku pernah bilang untuk mengurangi kopi dan manisan? Jaga kesehatanmu! Kurangii kadar gila kopi dan manisanmu itu." Jaemin merengut di balik maskernya.

"Menggemaskan sekali kalian berdua ini." Celetuk Yangyang yang disambut tawa oleh yang lain.

"Ayo segera bersiap, nanti aku belikan roti dan kopi seperti biasa."

"NE!!!"

Manager hyung mengusap wajahnya, "Aku benar-benar seperti mengurus bocah."

***

"Jisung, ayo bangun nak, ini sudah hampir siang loh." Carnelian berusaha membangunkan si bungsu yang masih tenggelam dalam selimut.

"Nak, ayo bangun. Hey, ayo bangun!" diguncangnya tubuh tinggi besar si bungsu, namun hanya erangan pelan yang didapatkan oleh Carnelian.

"Haduh! Ini bungsu satu susah sekali bangunnya, mentang-mentang tidak ada jadwal." Carnelian sudah membuka tirai, cahaya matahari sudah masuk, AC ruagan sudah berubah sejuk, sudah ia guncang-guncang juga tapi tidak kunjung bangun juga si bungsu di depannya kini.

"Belum bangun?" Carnelian menoleh, menatap Sterne yang melongokkan kepala dari balik pintu kamar Jisung.

"Belum." Jawab Carnelian dengan helaan nafas lelah.

"Mom, biarkan saja, nanti juga bangun sendiri kalau sudah merasa cukup tidurnya." Ujar Jaehyun yang baru saja selesai mandi.

"Nah, dengar kan? Biarkan saja, nanti juga bangun, toh kita juag tidak kemana-mana, biarkan dia istirahat." Carnelian menghembuskan nafas pelan dan mengangguki ucapan suami dan putra keduanya.

CUP

"Tidur yang nyenyak, sayang." Bisik Carnelian, dia benahi selimut sang anak, dan pergi keluar untuk sarapan bersama suami, anak sulung, dan anak keduanya.

***

"Tidak ada pergerakan sama sekali?" Adolfo Lawrance bertanya pada anak buahnya yang ia tugasi untuk mengawasi keponakan-keponakannya.

"Benar, tidak ada pergerakan sama sekali, tapi apa Anda yakin keponakan Anda ini memang benar para idol ini?" tanya anak buahnya.

"Ada apa?" tanya Adolfo.

"Saya hanya merasa heran saja, mereka tidak ada pergerakan apapun, jika hubungan mereka bagus selama ini kan memang karena mereka tinggal lama bersama, dan lagi saat saya selidiki data pribadi anak-anak itu mereka tidak ada indikasi sebagai Jacques." Ujar sang anak buah.

"Benarkah?" anak buahnya mengangguk.

"Saya sudah menyelidiki latar belakang anak-anak yang Anda maksud, tetapi tidak ada indikasi mereka adalah Jacques." Adolfo mengernyit, dia yakin kok kalau enam idol itu adalah keponakannya. Tapi kenapa anak buahnya tidak menemukan indikasinya padahal mereka sangat ahli dalam hal ini.

"Aku yakin jika mereka berenam adalah keponakanku, kau sudah benar mengeceknya?" anak buahnya itu mengangguk.

"Saya dan Jose sudah mengeceknya lima kali, tapi mereka hanya orang biasa, tidak ada indikasi mereka adalah Jacques. Jadi mengawasi mereka juga rasanya percuma, karena pekerjaan mereka juga hanya pergi ke radio, stasiun tv, agensi, dorm, dan itu saja terus berulang-ulang. Baru-baru ini mereka tinggal satu dorm yang sama karena pembunuhan yang terjadi, membuat mereka dijadikan satu, tapi ya tetap sama kegiatan mereka hanya itu-itu saja. Tidak ada yang mencurigakan." Ujar anak buahnya.

"Jadi sia-sia kita mengikuti mereka?" anak buahnya mengangguk.

"Tapi aku sangat yakin, kau benar mengikuti mereka diam-diam?" anak buahnya mengangguk kembali.

"Saya dan Jose bergantian mengawasi mereka, dan Jose juga mengatakan jika kegiatan mereka juga itu-itu saja, paling juga kalau perjalanan jauh ya pergi ke kediaman keluarga mereka, sudah itu saja, tidak ada yang aneh." Ujar anak buahnya.

"Apa aku sudah salah selama ini?" gumam Adolfo.

"Jika ini tetap diteruskan justru akan membuang waktu Anda, lebih baik kita gali informasi dari Kang." Adolfo menatap anak buahnya.

"Kau benar, Kang, kita belum mendapat banyak informasi dari dia." Anak buahnya mengangguk.

"Apa masih mau tetap dilanjutkan atau dihentikan?" tanya anak buahnya.

"Hentikan saja penyelidikannya, hentikan semua pengawasannya juga." Anak buahnya mengangguk, ia menghubungi langsung Jose dan beberapa rekannya yang lain untuk menghentikan semua penyelidikan dan penguntitannya.

"Dimana Kang?" tanya Adolfo.

"Kang saat ini sedang dijemput oleh Vero, mereka dalam perjalanan kemari." Adolfo mengangguk paham, dia pun meminta anak buahnya untuk keluar dari ruangannya.

"Apa benar bukan mereka? Tapi Jose dan Mario sudah mengeceknya sampai lima kali. Apa aku terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya karena melihat kemiripan anak-anak itu dengan keponakanku?" gumam Adolfo masih dalam ketidakpercayaannya.

"Sudahlah, lebih baik lupakan saja anak-anak itu, aku harus fokus pada Kang ini dulu." dia memutar kursinya menghadap ke jendela besar di belakangnya.

"Aku harus mendapatkan semuanya, aku harus melenyapkan para Jacques yang tersisa, tapi dimana anak-anak itu? Tch! Sialan!"

***

"Misi mengelabui dan menutup semua fakta sudah berhasil dilakukan. Para Tuan Muda telah aman kembali."

"Kang dalam perjalanan bersamaku membawa apa yang diminta si tua bangka itu."

"Bersikap tetap pada rencana atau semuanya yang sudah tersusun hancur."

"Roger!"

"Aku tidak tahu orang ini ternyata sangat bodoh dan mudah percaya."

"Tetap jadikan dia boneka dan kelabui, tidak lama lagi semua ini akan selesai."

"Benar, sabar sedikit lagi."

"Siap!"

***

_36_

[NCT] J SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang