04

586 78 17
                                    

Aruna menatap jam dinding di kamarnya menunjukkan angka jam 2 dini hari. Dirinya berganti menatap sahabatnya yang sedang tertidur lelap di sampingnya.

Ingin sekali rasanya kembali tidur, namun percuma karena matanya benar-benar tidak mengantuk. Beberapa menit yang lalu Aruna terbangun karena haus, padahal awalnya ia sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur dan sekarang malah jadi tidak bisa tidur.

Gadis itu masih berusaha memejamkan mata, sangat malas baginya untuk begadang saat ini. Namun sebuah dering notifikasi pada handphonenya berbunyi. Aruna masih diam, menatap layar handphone nya yang menyala.

Ardana Rakabumi, nama itu terpampang jelas dilayar handphone nya. Ada perasaan kesal didalam hatinya, ingin rasanya Aruna mengubur Raka hidup-hidup.

Dengan cepat Aruna mengambil handphone nya, Aruna rasa jika Anna melihat ini pasti dirinya sudah di jitak oleh nenek tua itu.

Kak Rakaa

Aruna

Ya?

Loh, belum tidur?

Kebangun

Lo pasti marah sama gue kan?

Gue minta maaf banget..

Gue berani sumpah baru ngeliat kalau lo ngechat

Gue sibuk banget

Maaf Run..

Aruna berani sumpah, ia sangat jengkel! Laki-laki ini tidak tahu malu sekali, mana tidak kenal waktu saat minta maaf. Toh, kan bisa nanti pagi saja? Ahhh! Jika bisa ingin sekali rasanya Aruna mencabik-cabik wajah Raka.

Kak Rakaa

Runa, please..

Iya

Run..

Apa?

Maaf..

Iya

Runaaaaaa

Maafffffffffff

Pleaseeeeeeeeee

Iya

Runaaaaaa

:((((((((((

Maaf ya?

Iya Kak

Maaf T-T

Kak, please

Stop

Ngetik maaf sekali lagi gue block

Ya udah, kita baikkan kan?

Iya

Tadi kenapa?

Gapapa si

Masa? Kangen sama gue ya?

Iya

Dih

Emangnya lo gak kangen sama gue nih?

Aruna | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang