Aruna menatap jam dinding di kamarnya menunjukkan angka jam 2 dini hari. Dirinya berganti menatap sahabatnya yang sedang tertidur lelap di sampingnya.
Ingin sekali rasanya kembali tidur, namun percuma karena matanya benar-benar tidak mengantuk. Beberapa menit yang lalu Aruna terbangun karena haus, padahal awalnya ia sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur dan sekarang malah jadi tidak bisa tidur.
Gadis itu masih berusaha memejamkan mata, sangat malas baginya untuk begadang saat ini. Namun sebuah dering notifikasi pada handphonenya berbunyi. Aruna masih diam, menatap layar handphone nya yang menyala.
Ardana Rakabumi, nama itu terpampang jelas dilayar handphone nya. Ada perasaan kesal didalam hatinya, ingin rasanya Aruna mengubur Raka hidup-hidup.
Dengan cepat Aruna mengambil handphone nya, Aruna rasa jika Anna melihat ini pasti dirinya sudah di jitak oleh nenek tua itu.
Kak Rakaa
Aruna
Ya?
Loh, belum tidur?
Kebangun
Lo pasti marah sama gue kan?
Gue minta maaf banget..
Gue berani sumpah baru ngeliat kalau lo ngechat
Gue sibuk banget
Maaf Run..
Aruna berani sumpah, ia sangat jengkel! Laki-laki ini tidak tahu malu sekali, mana tidak kenal waktu saat minta maaf. Toh, kan bisa nanti pagi saja? Ahhh! Jika bisa ingin sekali rasanya Aruna mencabik-cabik wajah Raka.
Kak Rakaa
Runa, please..
Iya
Run..
Apa?
Maaf..
Iya
Runaaaaaa
Maafffffffffff
Pleaseeeeeeeeee
Iya
Runaaaaaa
:((((((((((
Maaf ya?
Iya Kak
Maaf T-T
Kak, please
Stop
Ngetik maaf sekali lagi gue block
Ya udah, kita baikkan kan?
Iya
Tadi kenapa?
Gapapa si
Masa? Kangen sama gue ya?
Iya
Dih
Emangnya lo gak kangen sama gue nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna | Mark Lee ✓
Teen Fiction❝Lo tuh harusnya hati-hati, entar lo suka sama gue. Mampus lo!❞ ❝Gak dulu, makasih.❞ ©jaayrxs 2021