02

850 85 18
                                    

Kak Rakaa

Pagi kak!

Jangan lupa sarapannya okee

Udah bangunkan?
Oh iya, jgn sampe telat berangkat kuliahnya..

"Ih dakjal.. Gue sumpahin nikah ama miper ini manusia lama-lama yaaa!"

Aruna mengeluarkan segala macam unek-uneknya, ia menggeser-geser layar handphone nya kesal. Bisa-bisanya pesannya tidak dibalas oleh Raka.

Anna tersenyum puas. "Mampus! Kena ghosting."

"Bacot lu, mau gue hantam, hah?"

Aruna dan Anna lagi nungguin sate pesanan mereka jadi, untung aja tukang jualan sate disini ga jauh dari kost-an. Kalau bukan karena PR nya, mana mau Anna ngabisin uang simpenannya buat kang galau kayak Aruna.

Ngomong-ngomong gila juga ya? Aruna mengirimkan pesan dari pagi, dan sampai malam hari belum dibalas oleh si kakak?

"Kurang sabar apa cobaa Aruna tuhhhhh! Sabar banget ini mah ih."

"Bisa diem ga? Males gue denger si Raka," sahut Anna dengan wajah datar. Aruna merengut mendengar jawaban Anna. Temen lagi bete malah makin bikin emosi.

Anna mengambil sejumlah uang dari saku celananya. "Dari pada kek orang stres, mending bayar tuh sate. Ni uangnya, udah selesai tuh."

"Ih bayar lah!"

"Kok nyuruh balik sih?? Udah di traktir, jadi orang terimakasih dikit dong."

"Ck! GATAU AH MALES PENGEN BELI TRUK!"

**********

"Pagi Langit!"

Tanpa ditanya, kalian mungkin sudah tau itu siapa. Aruna tersenyum gembira memasuki kelas, dan sesampainya dimeja duduk ia langsung menyapa anak baru itu.

Langit yang tadinya sedang asik dengan handphone nya melirik Aruna, dan tersenyum. "Pagi juga."

Anna yang melihat dari kejauhan menghela napas. "Perasaan sebelum berangkat tadi gue udah mandi, masih pagi juga, tapi kok sekarang jadi panas mendadak sih??"

"Udah sarapan lu?" tanya Aruna.

"Udah tadi. Lu sendiri?"

"Udah juga."

"Oh gitu," jawab Langit singkat.

Anna menatap sinis keduanya. Dalam hati Anna berucap, sok basa basi banget ni anak nanyain orang udah makan apa belum..

Aruna yang sadar bahwa Anna sedang menatap tajam dirinya tersenyum. "Apa liat-liat? Gue cantik?"

Anna seketika menatap sinis gadis di sampingnya, "Najessssss."

Aruna tergelak, "Yodah santai aja kali ngeliatinnya!"

"Lu tuh ya- Astaga, Runaaaa!!"

"Apa sih?"

"Gue tau lu fuckgirl, tapi jangan terlalu diliatin juga.. Ngeri gue ngeliatnya bangsat."

"Dih? Orang gue ga ngapa-ngapain juga. Ya kan Langit? Kecuali gue ngehamilin dia, nah itu baru!"

Langit hanya menanggapi Aruna dengan tersenyum. Awalnya pun Langit mengira Aruna adalah gadis centik dan sok asik padanya, tapi setelah di lihat-lihat lagi Aruna memang seperti itu, lagian Aruna anaknya asik kok.

"Oh iya, gue Anna," Kata Anna pada Langit. Langit tidak menjawab dan mengangguk singkat, lagipula Anna sudah tau siapa dirinya.

"Entar istirahat ke kantin bareng mau ga?"

"Boleh."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aruna | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang