07

391 62 0
                                    

"ANNA!"

"Apa sih?!"

Dengan muka masam, Aruna menghampiri Anna yang tengah membereskan buku pelajaran ke tas. Anna menatap sinis perempuan yang kini tengah memeluknya. Lagi susah begini aja pasti lari ke dirinya, giliran lagi bahagia-bahagianya mana pernah mendengarkan Anna.

"Apalagi sih, Run? Raka??"

Aruna mengangguk lemah, sedangkan Anna sedang bersihkeras melepaskan tubuhnya dari pelukan yang tidak kunjung di lepaskan. "Gue ketauan jalan sama Langit.."

"Terus?"

"Gue takut."

Anna mengerutkan dahi, "Lo ketauan jalan Run, bukan ketauan ngelont- Aduh!"

"Eh! Maaf-maaf ga sengaja sumpah! Lagian lo ngomongnya gitu.." Aruna reflek memukul lengan Anna kuat, bahkan dirinya sendiri terkejut.

Sedikit meringis Anna kemudian tertawa, "Lo kenapa sih Runaa?? Ish, panik banget deh."

Aruna diam tidak menjawab, malah kini melamun menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul sepuluh malam. Oke, kayaknya Anna salah udah ngebercandain.

"Senjani Aruna Satyaaa..." Anna sedikit mengguncangkan lengan Aruna agar kembali tersadar. "Kenapa sayang? Cerita deh, kali ini ga bercanda kok," kata Anna kembali.

Aruna mendudukkan diri ke sisi ranjang diikuti oleh Anna. "Tadi kan Kak Raka ngechat gue, dia bilang liat gue jalan sama cowo. Teruskan dia nanya itu siapa, pacar gue apa bukan. Ya gue jelasin kalau emang cuman temen doang terus dia ga bales-bales lagi."

"Oke.. Terus sekarang gimana masih belum dibales? Pantes deh gue bingung liat lo kek orang gila tadi ngomel-ngomel sendiri."

"Nah abis gue tinggal, selesai mandi ternyata udah dibales sama dia. Dan lo tau dia jawab apa?"

"Gak," jawab Anna santai.

"ANNA IH SERIUS!!"

Anna tertawa puas, seru banget rasanya kalau udah ngegangguin Aruna gini. "Hahahaha, iya iya yaudah maaf, silahkan lanjut kanjeng ratu.." ucap Anna sambil memperagakan layaknya seorang pelayan kerajaan.

"Si Kak Raka cuman jawab 'oh' habis itu dia bilang gini, 'besok malem kita jalan terserah lo mau kemana gue anter. Ga ada penolakan.' KAN NYEBELIN IHH!"

"Ck! Sok sebel padahal seneng, emang besok mau kemana sih?"

"Kan gue janji nemenin lo beli novel.. Gue juga lagi males banget ketemu Kak Raka tau!"

"Masalah beli buku sih, gue bisa sendiri atau nanti minta temenin Jefri. Tapi, kalau urusan lo males gue ga ikut-ikutan. Lo kek ga tau aja tu anak kalau ngambek gimana susahnya ngebujukin lagi."

"Bukan itu masalahnya!"

"Ya jadi apaan anjir??"

Aruna kembali memasang wajah memelas. "Langit juga maksa buat jalan bareng lagi.."

"Wah.."

**********

"Ga bisa, gue ada urusan."

"Sok sibuk."

"Langit ih! Apasih?! Maksa banget heran.."

Anna memijat kepalanya, acara makan siangnya sangat terganggu hari ini karena lagi-lagi Aruna dan Langit beradu mulu. Belum lagi kantin yang rebut. "Bisa diem ga sih.. Yaallah gue puyeng, mau makan aja susah banget!"

"Kan gue udah bilang, gue minta maaf tapi gue udah ada janji sama temen. Lo kenapa sih kekeuh banget mau jalan ama gue? Sama Anna noh!" Aruna menatap Langit tidak percaya, rasanya ingin sekali ia mencakar wajah Langit yang kini tengah mengejeknya.

"Sebelum-sebelumnya lo ga ada bilang tuh kalau mau jalan sama yang lain. Kalau emang itu cuman alasan lo, dan ga mau jalan sama gue bilang, Run."

"Ga gitu ih.. Kok lo tiba-tiba gini sih?" Aruna menghela napas, menatap Anna untuk memberikan kode agar bisa membantunya tapi Anna malah menggeleng. Langit sama aja kayak Raka, keras kepala.

"Siapa temen lo? Cewe apa cowo?" tanya Langit sekali lagi.

"Kepo banget," sahut Anna.

"Maaf tuan putri, tapi saya lagi tanya Aruna bukan Anda." Anna memutar bola matanya malas, memang lebih baik dirinya ini diam dari pada ikut-ikutan.

"Cowo," kata Aruna singkat.

"Oh."

Aruna tersenyum senang, "Oke! Batal ya?"

Langit tersenyum kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Selamat jalan-jalan sama mas pacarnya ya cantik."

Inilah bundah, gunanya punya insting tuh harus peka okke :D btw, vomentnya braderr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inilah bundah, gunanya punya insting tuh harus peka okke :D btw, vomentnya braderr

Aruna | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang