29

227 36 1
                                    

Kemarin, 06 Agustus 2018
Pukul 21.45.

Nesa

Besok udah bisa pulang kan? Mau aku bawain makanan apa buat sarapan?

Ga usah ah, entar juga bakal dapet makanan dari rumah sakit.

Ya masa mau makan bubur mulu, ga bosen apa? Ga mau gitu aku beliin makanan apa gitu?

Beliin gorengan tempe aja buat lauknya nanti

Tempe doang nih? Mau aku beliin soto ga?

Ga mau, ga nafsu, nanti ga ada yang makan. Udah itu aja cukup.

Yaudah deh
Kamu gimana? Udah mendingan belum? Mau aku temenin ga? Samperin ke sana

Cerewet banget sih, aku tuh gapapa

Gapapa mulu

EMANG GAPAPA IH

Sayang

Jijik banget apaan sih

Halah, sok jaim

Gak yaaa

Sa, aku ke sana ya?

Gak usah

Kok gitu?

Udah malem Rakaaa, lagian di sini udah ada Mama sama Abah yang nemenin.

Emang kamu ga kangen aku?

Gak

Ah masa sihhhh?

Raka..

Kenapa sayang?

Ga jadi deh, aku mau bobo aja.

Ya udah kalau gitu, istirahat. Jangan lupa mimpiin aku ya.

IH APAAN BANGET

Wkwkwk gemes banget sih

Auk ah, males

Raka menutup matanya, lagi-lagi dadanya semakin sesak. Padahal ia hanya membaca teks ulang percakapannya dengan Nesa, kenapa sesakit ini?

Raka sadar, rasa rindunya tak pernah terobati namun semakin meluap. Mungkin bagi orang lain sudah tiga tahun semenjak kepergian wanita itu. Tapi bagi Raka, rasanya baru kemarin.

Dulu, Raka sering kali berkhayal akan keluarga kecilnya yang bahagia. Bersama Nesa dan putrinya nanti. Sungguh lucu. Perpaduan antara Raka dan Nesa. Mata yang mirip dengan Nesa, lalu hidung dan bibirnya mirip seperti Raka.

Sayangnya, khayalan itu kini sudah terkubur.

Raka tak pernah bisa membayangkan hidupnya tanpa Nesa, sekarang malah harus di tampar oleh kenyataan bahwa semua itu harus di terimanya mau tidak mau.

Hari itu, Raka sadar. Nesa selama ini berbohong tentang penyakitnya.

Yang Raka tahu, Nesa memang memiliki asma. Namun berapa tahun kebelakang saat asma nya semakin parah. Bahkan beberapa kali gadis itu harus dilarikan ke rumah sakit dan menginap untuk mendapatkan perawatan intensif.

Dan ternyata selama ini Raka dibodohi oleh Nesa. Raka marah? Tentu saja. Jika saja saat itu Raka tahu lebih awal, mungkin Raka menjaga Nesa dengan lebih baik.

Raka tidak pernah tahu bahwa kekasihnya itu mengidap kanker paru-paru stadium 4. Raka juga tidak pernah tahu apa yang dilakukan gadis itu untuk bertahan selama lima tahun belakang.

Bagai diselimuti rasa bersalah, air mata Raka kembali mengalir.

Bagaimana Nesa melewati hari-hari yang menyakitkan itu? Bagaimana bisa Raka tidak pernah tahu? Kenapa Raka sebodoh ini hingga tidak sadar? Berapa banyak air mata yang sudah dihabiskan Nesa untuk menahan semua rasa sakitnya? Bagaimana bisa Raka tidak penah sadar?

7 missed calls from Ibu

5 missed calls from Bayu

3 missed calls from Bapak

16 unread messages Bayu

2 unread messages Nesa

Tubuh Raka kaku, perasaan tak enak menerjang dirinya sekarang. Beribu pikiran negatif berusaha di tepisnya dengan cepat.

Raka membuka room chat miliknya. Terpampang percakapan yang terletak di paling atas adalah Bayu, sahabatnya. Disusul oleh Nea, pacar sekaligus tunangannya.

Nesa

Hari ini, pukul 08.32.

Kamu di mana?

Raka aku ngantuk.. Maaf ya, kalau kamu dateng aku tidur lagi. Hati-hati, jangan ngebut, tenang aja aku ga bakal ilang kok wkwk.

Mata Raka terbelalak saat tangannya tak sengaja menekan isi percakapan Bayu yang tadi sempat mem-spam dirinya.

Bayu

RAKA

LO DIMANA ANJING

ANGKAT TELEPONNYA BANGSAT

P

P

P

RAKA

LO KEMANA SIH BAJING

RAKA SI NESA MASUK RUANG ICU

KAAAAAA

Raka please jawab

Ka, Kata Dokter Nesa sempet ngigau manggil nama lo

Raka, cepetan begoooo

Nesa butuh lo

Dokter ga bisa jamin kalau kali ini Nesa bisa bertahan, Ka

RAKA BRENGSEK! LO DI MANA ANJINGG

Handphone yang tadinya tergenggam erat tiba-tiba jatuh begitu saja. Lemas di sekujur tubuh Raka sangat terasa.

"Nesa masuk ruang ICU?" Raka terkekeh lucu. "Haha, ga mungkin. Nesa bilang dia udah baikkan, Nesa bilang dia hari ini pulang. Gak, gak, gak mungkin!"

Raka berlari menuju motornya. Menyalakan mesin pada motornya dengan buru-buru. Dengan kecepatan kilat laki-laki itu pergi, persis seperti orang kesetanan, ia melajukan motornya tanpa memperdulikan lagi puluhan orang-orang yang mengklakson untuk memperingatkannya.

Dalam hati Raka bersumpah, jika ini hanya prank atau candaan dari Bayu. Raka benar-benar akan menghabisi nyawa sahabatnya itu.

 Raka benar-benar akan menghabisi nyawa sahabatnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aruna | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang