PROLOGUE

3.2K 153 31
                                    

Raka---laki-laki itu mengerutkan kening heran saat melihat tingkah gadis yang ada di hadapannya. Gadis itu sedang memperhatikan sebuah akuarium kecil beserta ikan di dalamnya. Sejujurnya Raka tidak mempersalahkannya, toh gadis itu tidak melakukan hal-hal aneh. Namun, melihat Aruna yang seperti tidak pernah melihat ikan membuat Raka merasa aneh.

“Lo ngapain sih, Run?”

Aruna--gadis yang cukup muda beberapa tahun dari Raka--yang tadinya mendengar namanya di panggil segara menoleh, kemudian tersenyum sambil menunjuk-nunjuk akuarium yang tidak jauh darinya. “Tau ga sih Kak, tiba-tiba gue kepikiran sesuatu..”

“Ikan itu kan selalu berendem di air, emangnya mereka ga kedinginan apa ya?” sambung Aruna. Mendengar pertanyaan itu Raka lantas menatap tajam Aruna, sedangkan Aruna lagi-lagi hanya tersenyum karena berhasil membuat Raka kesal.

“Nah! Terus nih ya Kak.. Semua makhluk hidup itukan pasti ada saatnya istirahat yakan? Kira-kira ikan itu tidur ga ya?”

Raka menghembuskan napasnya, menghadapi gadis seperti Aruna itu memang menguji kesabaran dan iman. “Tidur kok,” jawab Raka santai.

Awalnya Raka hanya ingin ke toko buku sekalian mengajak Aruna yang kebetulan ingin jalan-jalan. Tapi saat Raka ingin mengantar Aruna pulang, hujan tiba-tiba turun alhasil mereka mampir ke café terdekat untuk berteduh.

Raka juga berjanji mau membantu tugas makalah Aruna, jadi selagi dapat wifi gratis Aruna kerjakan saja di sini. Aruna yang awalnya sibuk membereskan buku-buku dan laptopnya ke dalam tasnya, terhenti saat mendengar jawaban Raka.

 Gimana coba?”

“Ikan itu tidurnya beda sama makhluk hidup yang lainnya, Run. Mereka punya cara sendiri buat tidur.”

“Sama kayak gue suka sama Mark dong? Punya cara sendiri,” goda Aruna sambil menahan tawa.

Raka mengetuk-ngetukkan meja berpikir sejenak, sejujurnya Raka agak terkejut dengan pernyataan Aruna barusan yang terlalu santai mengatakannya. Namun, tak ingin terasa canggung akhirnya Raka tersenyum. “Ya… Mungkin kira-kira gitu deh.”

“Ohh gitu.. Terus? Terus??”

“Terus mulu, entar ketabrak dong..”

“Ishh! Kak Raka ih!”

“Makanya banyakin baca buku, ngedrakor mulu kerjaannya.”

“Kan sekarang lagi bisa tanya sama lo.”

Raka memutar bola matanya malas, lalu kembali menatap Aruna serius. “Ikan itu ga punya kelopak mata, makanya kalaupun dia tidur pulas matanya tetep kebuka.”

“Ga kelilipan apa?”

“Gue gampar nih anak ya.”

Aruna terkekeh sejenak. “Tapi Kak, kenapa ikannya masih gerak kesana kemari kalau tidur?” Aruna kembali bertanya.

“Lo kata Ayu Ting-ting kesana kemari membawa alamat palsu,” kata Raka tertawa.

“Ih! Gue lagi serius nanya juga!”

“Yakan ikan harus tetep bergerak biar ga mati, supaya oksigennya masuk ke dalam insang.”

Aruna mengangguk-anggukan kepalanya, tanda bahwa ia sekarang paham kenapa dirinya tidak pernah melihat ikan tertidur. “Orang pinter mah beda ya, padahal niat gue bikin lo biar keliatan bego. Tapi coba aja gue tanya ke Anna, pasti dia udah ngegeplak gue gara-gara nanya begitu.”

“Hahaha, tapi sekarang udah pahamkan?” tanya Raka memastikan.

“Udah! Btw, makasih udah bantuin gue ngerjain tugas ya.”

Aruna | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang