"Kenapa tidak meminta mereka untuk ikut dengan penjaga saja tadi?"
Sakura memang berniat melakukan itu awalnya. Tapi setelah mengingat tatapan waspada Hiko sebelum mereka sempat mengobrol tadi...
"Ini pertama kalinya mereka pergi sejauh ini dan mereka juga sangat ingin pergi karena takut terlibat masalah."
Sakura memandangnya tenang.
"Aku tidak tahu apa mereka akan baik-baik saja jika ikut dengan penjaga tadi tapi.....sepertinya aku sendiri yang harus mengantarnya."
Dua anak itu waspada juga pada sekeliling meskipun sudah melakukan perjalanan."Aku saja, lagi pula kami juga sudah terlanjur mengobrol tadi. Kan?" Sakura mengedipkan sebelah matanya pada Hiko. "Jadi kalian tolong bawa tasnya dan gantikan aku melapor, ah sebenarnya aku ingin bilang aku saja yang melapor tapi.....mungkin aku akan terlambat kembali. Jadi aku serahkan sisanya pada kalian, ne?"
Teka dan Yui mengangguk paham.
"Baik Haruno-san.""A-ano...." Semuanya menoleh ke arah Hiko.
"Ya?"
"Apa kakak akan mengantar kami?" Tanyanya ragu-ragu, bagaimana tidak? Semuanya menatap ke arahnya saat ini.
"Tidak perlu." Tama menolak.
"Eh? Kenapa?" Tama meremas jari-jarinya saat Sakura bertanya. Meski mereka memang hanya berkenalan secara singkat seperti tadi tapi untuk kategori orang asing Sakura sudah melakukan hal yang cukup ramah pada orang asing sepertinya dan Hiko.
Ya, dia cukup tahu diri untuk mendapatkan kebaikan lebih dari orang asing.
"Selama kami tahu jalannya maka tidak apa-apa, lagi pula kami maksudku Sakura-san sudah membantu kami tadi. Aku tidak bisa biarkan kalian membantu kami lebih banyak lagi."
"Hooh....bocah yang tidak enakan rupanya." Batin Teka. Dia paham maksud Tama, sangat paham.
"Tidak apa-apa, perbatasan tidak akan jauh jika dari sini. Mengantar kalian bukan apa-apa." Jelas Sakura.
Ah tapi Teka juga paham dengan maksud baik dari senpainya.
"Tapi," Hiko hendak menyela tapi Sakura lebih dulu berbicara.
"Sekalian aku melapor sesuatu pada penjaga disana. Aku tadi hanya membahas soal perampok dan tidak sempat bicara soal kalian pada mereka jadi anggap saja aku tidak hanya mengantar kalian tapi juga aku punya urusan disana. Bagaimana??" Hiko dan Tama saling melirik.
Prok!
"Ya! Ide yang bagus Haruno-san!"
Prok! Prok! Prok!
Teka bertepuk tangan tiba-tiba, tentu saja tepukan tangan seorang pria suaranya jelas berbeda, hal itu sontak membuat semuanya sempat kaget."Ada apa denganmu?" Yui bertanya dengan kerutan di keningnya.
"Aku suka solusi yang sederhana." Hanya itu jawaban Teka. Sejujurnya dia tidak terpikirkan ide Sakura tadi. Dia terlalu fokus memahami niat baik dua orang beda usia didepannya.
"Yah, jadi sudah ada solusinya dan kami akan berangkat sekarang." Sakura mengangguk paham.
"Ingat, bawakan Shizune-san atau Ino tanaman itu, sisanya biar mereka yang urus dengan bagian yang bersangkutan."
Yui dan Teka berangkat kemudian langsung bergerak melompati dahan-dahan."Mereka cepat...." Sakura menoleh. "Padahal...aku pikir mereka tadi terluka."
Tama bergumam."Mereka sudah tidak apa-apa. Nah sekarang, ayo pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura?
Fanfiction(JUST FANFICTION)❗ Dicsclaimer : Masashi Kishimoto Sasusaku Setelah kembali dari penebusan dosanya, Sasuke putuskan untuk kembali di tempat kelahirannya berniat memulai semuanya dari awal dengan guru, teman-temannya dan juga... "Sakura..." Ia meng...