"Sakura kau...."
Sasuke diam sesaat. Sementara Sakura masih terisak kecil. Sasuke agak ragu bertindak, ia takut salah ambil tindakan lagi dalam hal seperti ini. Sejujurnya ia sangat payah dalam situasi seperti ini, dirinya tidak seperti Naruto.
"Maaf." dari sekian banyak kata yang muncul hanya itu yang bisa ia katakan. Ia makin merasa bersalah melihat gadis ini menangis.
"Kau menyebalkan...baka."
Grebb
"Aku tahu."
Sekali lagi dipagi yang dingin ini Sasuke manariknya dalam sebuah dekapan hangat. Istingnya bilang ia harus memeluknya, apapun asal dia berhenti menangis dulu.
"Sakura..."
Sakura tak memberikan respon."Jangan menangis." ujarnya agak berbisik sambil mengusap kepala gadis itu, menenggelamkannya di bahunya. Sakura tidak menolak atau membalas pelukannya, dia masih terisak kecil.
"Kau menyebalkan...hiks...hiks..." Sakura menunduk.
"Maaf."
"Baka....hiks...hiks...kau tidak sedang bercanda kan? Iya Kan Sasuke?." Sasuke mengangguk, ia memejamkan matanya sambil mempererat pelukannya.
"Jangan menangis." ulang Sasuke. Sakura memukul pelan dada Sasuke sambil masih terisak.
"Bodoh...hiks...hiks...bagaimana aku tidak menangis?..." Sasuke diam mendengarkan. "Aku pikir...hiks..hiks..sampai mati aku tidak akan mendengar itu semua darimu....menyebalkan." Sasuke tertegun, kali ini ucapan Sakura membuat senyum tipis nampak di wajahnya. .
Mendengar Sakura berucap jika dia berfikir tak akan mendengar pernyataan tadi hingga mati dari Sasuke memunculkan sedikit rasa senang dan merasa bersalah. Senang karena gadis itu selalu menantinya dan merasa bersalah karena membuat gadis itu menunggu terlalu lama."Susah untuk mengatakannya baka, kau mengerti?." Tanyanya seraya mengusap kepala Sakura lagi, masih berusaha menengangkannya. Kali ini Sakura meresponnya dengan mengangguk kecil. "Berhenti menangis " namun nyatanya Sakura makin menangis.
"A-aku masih....hiks...hiks...tidak percaya ini...." Sasuke mendnegus geli.
"Benarkah?." Mereka masih berpelukan, meski hanya Sasuke yang memeluknya dan Sakura tidak membalasnya.
"Tentu saja...hiks...hiks...ini seperti bohong..." Sakura kembali memukul pelan dada Sasuke.
"Hahh....." Sasuke membuang nafas beratnya. "Kau harus percaya itu, aku... sudah susah payah mengatakannya."
"Hiks....hiks......tapi ini seperti bohong..hiks." Sasuke tersenyum agak lebar mendengarnya. Entah kenapa setiap ucapan yang keluar dari mulut Sakura sekarang terasa lucu ditelinganya. Ah dia jadi gemas, rasanya tidak mau melepas pelukannya sekarang.
Tapi Sasuke sependapat. Ia tak menyangka ini sungguhan. Jika dia pikir dirinya begitu bodoh tidak menyadari semua ini dan mengatakannya lebih awal.
Alasan kenapa ia tidak suka Sakura dekat orang lain, kenapa dia tidak suka panggilan Sakura yang kian berubah, tidak suka dengan semua tingkah Sakura yang terkesan menjauhinyaAlasannya karena dia mencintainya.
"Tapi ini sungguhan." jelas Sasuke. "Berhentilah menangis." Sasuke melepas pelukannya. Menatap wajah Sakura yang kini kian memerah. "Aku bilang berhenti menangis." tangannya mengusap pipi yang sedikit chubby itu. Menghapus jejak air mata gadis merah muda didepannya yang masih terisak kecil. Sasuke menatapnya, tatapan yang berusaha ia buat selembut mungkin.
"Hiks...hiks...hiks...tidak bisa." Sakura kembali menangis saat mendapati tatapan hangat Sasuke.
"Dasar." dengus Sasuke kembali menghapus sisa air mata Sakura. Sejujurnya masih ada satu hal yang mengangunya. Sesuatu yang sangat ingin dia tanyakan namun sedikit ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura?
Fanfiction(JUST FANFICTION)❗ Dicsclaimer : Masashi Kishimoto Sasusaku Setelah kembali dari penebusan dosanya, Sasuke putuskan untuk kembali di tempat kelahirannya berniat memulai semuanya dari awal dengan guru, teman-temannya dan juga... "Sakura..." Ia meng...