Helahan nafas beberapa kali terdengar dari sang Rokudaime. Pria berusia 40an berambut perak itu meletakan penanya kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya.
"Mungkin sisanya bisa di selesaikan nanti atau besok." ujar Shizune pada Rokudaime.
"Aa aku rasa aku butuh udara segar, bersama dengan setumpuk dokumen itu bisa membuatku bosan." ujar Kakashi sambil menatap keluar jendela yang menampilkan keramaian desa Konoha di sore hari. Bicara soal sore, Kakashi jadi teringat sesuatu.
"Ah ya aku ingin keluar sebentar." ujar Kakashi tanpa menoleh.
"Anda ingin kemana?." Tanya Shizune.
"Sudah ku bilang tidak usah formal padaku, itu terdengar aneh." komentar Kakashi malas. Shizune tersenyum.
"Bukankah itu wajar anda sekarang Rokudaime Hokage."
"Apa hubungannya? Lebih enak terdengar jika kalian memanggilku seperti biasanya." ujar Kakashi dengan wajah malas mengingat beberapa orang dekatnya seketika formal semenjak ia menjabat.
"Rokudaime ya....Nanti Naruto yang akan jadi Nanadaime..." gumam Kakashi, Shizune tersenyum mendengarnya. Seketika Kakashi merasa hatinya menghangat mengingat mantan muridnya itu kini merupakan calon Hokage setelahnya. Rasanya baru kemarin ia menjadi kapten tim 7, kini muridnya sudah berevolusi jadi shonobi hebat yang di akui lima negara besar.
"Oh ya anda ingin keluar untuk apa?." Tanya Shizune penasaran.
"Seseorang mengajakku makan ramen bersama dan aku sudah berjanji...........ya orang itu keras kepala aku yakin tidak lama lagi..." jelas Kakashi memejamkan matanya.
"Lama lagi..?."
"Dia akan kemar-"
Tok....tok...tok....!!
Cklek...
"Kakashi Sensei!"
Seru pria pirang dari balik pintu dengan cegiran lebarnya.🌸🌸🌸
Dua orang berbeda warba rambut itu berjalan santai menuju kedai ramen yang menjadi tempat berkumpulnya mereka.
Sang pemuda berjalan lebih depan sambil memasukan tangannya ke saku celana sementara gadis pink di belakangnya berjalan dengan jarak sekitar dua meter, dengan agak menunduk menyembunyikan rona merah di pipi putihnya mengingat kejadian beberapa saat lalu yag terlalu ekstrim menurutnya.
"Sakura."
Deg
Di panggil saja rasanya bikin kaget.
"Ya?."
"Jalan di sebelahku" pinta Sasuke datar seperti biasanya tanpa menoleh. Berbeda dengan Sakura yang jantungnya nyaris copot sejak tadi, Sasuke nampak tenang-tenang saja padahal yang tadi itu memang lumayan tidak biasa. Justru Sasuke malah tenang bahkan lega setelah kejadian tadi. Toh setidaknya unek-uneknya bisa keluar dari pada ia pendam lama-lama.
"Eh?."
"Terlihat aneh jika kau jalan di belakang." jelasnya tenang. Sakura? Dia hanya diam dan menurut.
Kini keduanya berjalan berseblahan. Sakura melirik Sasuke yang berjalan di sebelahnya.
"Tingginya." batinnya. Ya jika dilihat Sakura hanya sebatas bahu Sasuke. Sakura memang termasuk tinggi di kalangan gadis tapi tetap saja jika berada di sebelah Sasuke maupun Naruto ia terlihat lebih pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura?
Fanfiction(JUST FANFICTION)❗ Dicsclaimer : Masashi Kishimoto Sasusaku Setelah kembali dari penebusan dosanya, Sasuke putuskan untuk kembali di tempat kelahirannya berniat memulai semuanya dari awal dengan guru, teman-temannya dan juga... "Sakura..." Ia meng...