Kebetulan

4.9K 558 53
                                    

"A-ano...... Bisakah kami ikut menginap disini?" Hiko bertanya dengan ragu sambil mengusap tengkuknya.

"Hn?"

"Diluar ternyata sudah sangat gelap." Cicitnya.

"Ada sinar bulan." Sasuke menatap tenang ke arah Hiko.

"Itu tidak akan cukup, kami bukan Shinobi sepertimu." Jelas Hiko.

"Dia penakut." Tama memperjelas.

"Aku tidak takut!" Tama mengangkat bahunya acuh.
"Terserah." keduanya menoleh ke arah Sasuke.
"lakukan sesukamu, tapi jangan berisik." Mereka lalu kembali saling menatap dan mengangguk.

"Waaah terima kasih banyak, harusnya tadi tidak usah mengatakan dalam perpisahan ya."

Hiko mengambil tempat duduk di dekat api unggun sementara Tama duduk di sebelahnya. Tidak ada yang berubah banyak, mereka kembali ke posisi semula hanya saja sekarang mereka nampak sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Hiko sibuk mencatat di bukunya, Tama hanya diam memandang api unggun dan Sasuke memperhatikan keadaan di luar meski begitu samar-samar dia melirik dua orang didekatnya itu.

"Dasar bocah."
"Hoi." Keduanya menoleh ketika Sasuke seperti memanggil. Dengan refleks mereka menangkap dua buah roti yang di lempar Sasuke ke arahnya.

"Untuk kami?? Waaah terima kasih~, kebetulan kami memang hanya membawa air." Ujar Hiko senang. "Kau ini sebenarnya orang baik kan tuan?"

"Aku bukan orang baik, setidaknya jangan buat aku terlihat jahat jadi makanlah." Hiko hanya tersenyum santai dan langsung membukanya.

"Terima kasih." Tama berucap juga sebelum membuka roti yang dibeli Sasuke tadi siang. "Ne Hiko, kau bisa menulisnya besok. Tidak baik jika menulisnya dengan cahaya yang minim seperti ini." Hiko melambaikan tangannya tanpa mengalihkan wajahnya yang menghadap bukunya, seolah mengatakan tidak apa-apa, sambil mengigit roti yang ia makan tangan kanannya terus menulis.
"Yang jelas aku sudah memberitahumu." Hiko menganggukkan kepalanya.

"Iyaa...iyaa..., Ini hanya sedikit."
Seperti yang dikatakan Sasuke.
Jangan berisik.
Dua orang itu benar-benar tidak berisik, meski tak butuh waktu lama menulis yang perlu ia tulis yang jelas saat Hiko selesai dengan acara menulisnya dia langsung membereskan buku catatan dan penanya kedalam tas, berdiri lalu mengambil tempat yang agak berjarak dari api unggun dan merebahkan tubuhnya.

"Aku tidur duluan ya. Oyasumi semua." Sasuke menolehkan kepalanya. Gadis itu benar-benar tidur dalam hitungan menit.

"Dia benar tidur?" Dia beralih menatap Tama yang masih memandangi api unggun.

"Ya dia memang begitu."
Sasuke tidak begitu kaget dengan perilaku Hiko, karena sebelum-sebelumnya saat masih Genin pada beberapa misi ringan Naruto pernah begitu meski dia mengingatnya samar-samar.

"Kenapa kalian memilih melakukan hal seperti ini sampai begitu jauh dari Kusagakure?." Tama menangkat wajahnya, melirik sekilas ke arah Sasuke yang kini tidak menatapnya.

"Dia terinspirasi dengan seseorang bernama Jiraiya, kalau tidak salah dia itu seorang Shinobi, dia menulis novel dan inspirasinya dia temukan di tiap perjalanannya. Itu terdengar menarik."

"Novel.?" Batin Sasuke. "Buku yang itu...?" Sasuke teringat dengan buku yang selalu di baca Kakashi.

"Begitu rupanya."

"Disamping itu Jiraiya-sama adalah Shinobi yang sangat hebat. Ah kalau tidak salah....dia punya murid...." Tama berusaha mengingat-ngingat nama yang pernah ia dengar. "ah ya. Naruto Uzumaki hanya itu yang ku tahu." Sasuke sukses meliriknya saat nama sahabatnya di sebut.

Sakura? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang