waktu yang tersisa

7.3K 620 56
                                    


Sakura POV

Semenjak dia memberitahukan misinya, esok harinya Sasuke-kun  kembali berkunjung ke rumah Sakit untuk sekedar mengajakku makan siang bersama.
Beberapa hari lalu rasanya begitu emosional dan esok harinya semua terasa seperti biasa.

Flashback...

"Sudah ku bilang jangan menangis." Sasuke menepuk-nepuk punggung Sakura yang masih berada di pelukannya.

"Aku tidak menangis." bantah Sakura sambil menatap wajah Sasuke. Ya gadis ini tak menangis, hanya berkaca-kaca dan Sasuke tahu dia berusaha menahan air matanya.  Sasuke malah tersenyum dan kembali menarik Sakura ke pelukannya.
Sakura tidak memberontak, dia hanya diam Saat Sasuke memeluknya erat sambil sesekali mengelus kepalanya.

"S-sampai kapan kita seperti ini?."
Tanya Sakura dengan suara serak sambil menyembulkan kepalanya di bahu Sasuke.

"Sampai matamu berhenti berkaca-kaca."

"Kau bodoh." Sakura bergumam.

"Aku tidak mau jika kau masuk kerumahmu dan malah menangis."

"Aku tidak menangis."
Sasuke malah mengeratkan pelukannya.

"Terserahlah Sakura."

Flashback off

Mungkin inilah yang  dinamakan lega? Entahlah. Dia seperti berusaha menyenangkanku dan aku senang dengan usahanya. Itu cukup manis.

Tiap kali dia mengajakku, rasanya aku tidak ada alasan menolaknya dan beruntung Ino seolah memberiku pengertian, dia meringankan tugasku seolah-olah dia membiarkan ku bersama Sasuke-kun hari ini.

"Apa yang ingin kau makan?."
Sasuke-kun memecah keheningan.

"Um? Entahlah." aku hanya tersenyum sambil menjawab sambil terus berjalan, dia nampak memikirkannya.
"ini seperti kencan saja ya." Dia menoleh sekilas ke arahku lalu berdehem sebentar.

"Jika menurutmu begitu ya sudah." ujarnya tanpa menoleh. Aku rasa dia seperti setuju saja dengan yang ku katakan. 

"Jadi boleh aku menganggap ini kencan?." Tanyaku berbinar padanya. "Ne? Sasuke-kun?."

"Terserah kau saja Sakura." Aku malah tertawa.

"Apa kau pernah kencan sebelumnya Sasuke-kun??." Tanyaku penasaran dan sekedar bercanda.  Tentu saja jawabannya tidak kan?

"Hmmm" pemuda tinggi disebelahku nampak berfikir sejenak. "pernah." jawabnya sukses membuatku langsung menoleh kaget.

"S-sungguh? Kau tidak pernah menceritakannya." tuntutku dan dia malah menatapku heran sekaligus tenang.

"Untuk?."

Jreengg.

Aku seketika menatapnya tak percaya. Tega sekali. Tapi aku penasaran sekaligus merasa sedikit tercubit mungkin? Entah gadis mana yang pernah dia kencani sampai-

"Kenapa aku harus menceritakannya padamu padahal kau dan aku yang melakukannya?." Tanyanya seketika membuatku tersentak.

Tunggu dulu-

Jadi maksudnya-

"O-oh ya...." Aku mengusap tengkukku, merasa menjadi orang bodoh tadi. Dia malah tersenyum tipis.

"Jadi hanya aku yang menganggapnya kencan?." Aku kembali tersentak mendengarnya.

"K-kencan yang mana yang kau maksud?." Tanyaku gugup.

Sakura? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang