Rencana Reuni

16.5K 1.2K 176
                                    



"Tak kusangka kau bisa sakit begini Teme."
Oceh Naruto sambil memakan ramen instannya di kamar sahabat Uchihanya yang sekarang sedang duduk bersandar sambil menatap keluar jendela.

"Hn."

"Sudah dua? Tiga hari ya?." Tanya Naruto sambil meniup ramennya yang masih panas.

"Hn."

"Payah kau." Sasuke langsung meliriknya.

"Aku manusia baka." ketus Sasuke. Ya sekuat apapun dia, dia tetaplah manusia biasa yang bisa sakit dan butuh di rawat. Meski begitu Sasuke akui dirinya memang payah bisa sakit sampai tiga hari lamanya.

"Yayaya....apa perlu aku panggil Sakura-chan?." Goda Naruto. "Mungkin jika dia yang merawatmu kau akan langsung sembuh."

"Mungkin saja." batin Sasuke.

"Diamlah." ketusnya. Ah sungguh munafik. Naruto hanya tertawa renyah menanggapi .

"Ah kau tau?." Tanya Naruto sambil mengunyab.

"Tidak "

"Sakura-chan jadi sedikit berbeda, entah itu perasaanku saja atau bagaimana." Sasuke melirik sekilas.

"Hn."

"Kan? Biasanya dia akan menempel padamu atau paling tidak akan mencarimu, mengunjungi dan sebagainya."
Sasuke agak mendengus mendengar kata "menempel" terdengar agak menggelikan. Tapi Sasuke tidak mempermasalahkan itu.

"Tapi aku lihat sekarang tidak seperti itu-ttebayo."

"Hn." Naruto menatap Sasuke sebal. "Bisakah kau hargai tiap kalimat yang aku ucapkan?." Tanyanya kesal.

"Aku hargai." jawab Sasuke datar.

"Kalau begitu jawablah lebih panjang baka!

"Aa"
Naruto rasanya sangat ingin menyiram wajah Sasuke dengan kuah ramennya yang masih panas.

"Ah sudahlah. Sampai mana tadi? Oh ya Sakura-chan." Naruto kembali memakan ramennya. "Aku rasa dia sudah tidak menyukaimu Teme. Menurutku begitu...."
Jelas Naruto santai. Samar-samar Sasuke melempar tatapan tajam pada Naruto. Entah kemasukan setan apa, dirinya merasa tidak suka mendengar hipotesis Naruto. Ingin rasanya ia membela diri atau menyanggah namun tidak bisa. Lagi pula untuk apa dia menyanggah? Toh dia juga tidak peduli.

"Bagaimana menurutmu Teme?."

"Itu tidak mungkin baka."Batinnya.
"Entah" jawabnya acuh.

"Ah sudah kuduga. Kau cuek sekali. Sakura-chan di ambil orang baru kau tau rasa. Aku akan jadi orang yang paling senang menertawakan penyesalanmu-ttebayo." oceh Naruto.

"Terserah."

"Heeh....asal kau tau saja-." Naruto memakan ramennya lagi.

"Makanlah dulu lalu bicara baka" tegur Sasuke kesal.

"Ahh....enaknya. asal kau tau saja Teme, Sakura-chan itu cantik, baik, kuat, cerdas dan banyak yang senang dengannya"

"Hn."

"Dia banyak di dekati laki-laki asal kau tau-ttebayo"

"Lalu? Apa itu penting untukku?."

"Tidak juga sih....tapi bisa saja kan?."
Sasuke diam. Ya bisa saja hal itu jadi penting.

"Ah ya. Ada laki-laki kalau tidak salah dia ninja medis juga sepertinya bertugas dirumah sakit yang sama dengan Sakura-chan. Dia sangat akrab dengan Sakura-chan, dia juga lumayan sih. Saat ke rumah sakit aku beberapa kali melihatnya bercanda dengan Sakura-chan. Sepertinya mereka sangat akrab kau tau? Junior-juniornya bahkan mengira mereka adalah sepasang kekasih, mengatakan mereka pasangan serasi dan sebagainya." Jelas Naruto panjang lebar.

Sakura? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang