"Sakura? kau....serius tidak suka?"
Sakura terdiam dengan mata sedikit membulat ketika mendengar Sasuke melontarkan satu pertanyaan yang sangat terdengar polos di telinganya. Meski wajahnya nampak datar-datar saja, tapi jika lebih di perhatikan maka akan terlihat bahwa mantan nukenin itu baru saja berwajah gelisah bercampur bingung yang tersamarkan dengan ekspresi datar.
"A-astagah....jangan bilang dia percaya?? Apa ini sungguh kau Sasuke-kun??!"
Merasa tidak mendapatkan respon, Sasuke mengerutkan kening sebelum memanggil lagi. "Sakura?" Panggilnya seperti terdengar memastikan.
"A-ah aku hanya bercanda! Hahaha...a-apa-apaan wajahmu itu. Huh kau tidak bisa di ajak bercanda ya." Sakura berucap sambil menggerutu kecil, menggerutu yang sengaja di buat-buat. Setelah itu dia berbalik dan berjalan lebih dulu tanpa sadar bahwa pemuda yang sempat dia buat dilanda rasa panik dan gelisah itu masih di tempatnya berdiri.
"Dia sungguh bercanda kan?" Pikir Sasuke. Dia masih sedikit memasang ekspresi berfikir. Bagaimana dia tidak gelisah atau panik mendengarnya? Sesuka apapun dia mendatangi, menemui, mencari Sakura, Sasuke masih memikirkan untuk tidak sampai membuat gadis itu merasa terganggu dengan keberadaannya. Meski sejak dulu Sasuke belum pernah mendapati Sakura merasa tidak suka berada di dekatnya (kecuali saat mereka sedang berada di waktu-waktu canggung) tapi tetap saja satu pernyataan seperti tadi bisa membuat Sasuke bisa mengambil satu keputusan mendekati mutlak untuk tidak mendatangi Sakura sesuka hatinya.
Ayolah, dia tak ingin menganggu gadis itu meski dia senang berada di dekatnya.
"Sakura." Panggilnya kini berjalan menyusul langkah kaki Sakura yang sama sekali belum ada jeda. Gadis itu memang tidak berjalan terburu-buru tapi dia sudah agak jauh karena tidak pernah menengok ke belakang sejak tadi untuk berhenti.
"Hei." Saat Sasuke menegurnya, sebelah tangannya yang tersisa menahan pergelangan tangan gadis itu.
"Kenapa?" Sakura merespon dengan alis berkedut, tapi percayalah dia tadi berusaha menormalkan degupan jantungnya hanya karena satu pertanyaan polos Sasuke.
"Kau sungguh bercanda, kan?" Sakura merapatkan bibirnya mendengar pertanyaan polos Sasuke lagi. Ini terlalu lucu dan manis untuk dia percayai di lontarkan oleh seorang Sasuke. Lihatlah sisa kekhawatiran kecil di wajah tampan itu.
"KENAPA WAJAHMU SAMPAI SEPERTI ITU SHANAROOOOO!!!!"
"M-mmangnya kenapa??" Sakura berusaha bertanya seperti biasa.
"Jika kau benar tidak suka aku datang..." Sasuke melirik ke arah lain. Tadi di dalam pikirannya sangat mudah untuk berkata mutlak bahwa dia tidak akan datang jika Sakura tidak suka, jika itu mengganggu Sakura. Tapi jika mempraktekkannya langsung rasanya dia juga enggan mengatakannya. Ah tentu saja dia sejujurnya juga tidak mau.
"Kenapa jika aku tidak suka?" Sakura malah bertanya langsung. Jika Sasuke samar-samar kegelisahannya terlihat di wajahnya dan berusaha untuk menyembunyikannya, Sakura justru berusaha menyembunyikan jika dia malu dan salah tingkah sendiri karena Sasuke menganggap dirinya serius.
Sasuke sungguh enggan menjawab. "aku...tidak akan datang." Jawabnya dengan berat hati bersamaan dengan itu rasanya Sakura menampar pipinya sendiri melihat tingkah pemuda di depannya. Apa-apaan dengan wajah tidak rela bercampur merajuk itu? Sejak kapan Sasuke bisa berekspresi seperti ini??
Tap
"Hn?"
"Haahhhh...." Sakura menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil menunduk dan menghembuskan nafas panjang. "shanaro..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura?
Fanfiction(JUST FANFICTION)❗ Dicsclaimer : Masashi Kishimoto Sasusaku Setelah kembali dari penebusan dosanya, Sasuke putuskan untuk kembali di tempat kelahirannya berniat memulai semuanya dari awal dengan guru, teman-temannya dan juga... "Sakura..." Ia meng...