Juki pov
Beberapa jam perjalanan yang amat sangat melelahkan karena adek gue yang berakhir nyender di bahu kokoh gue akhirnya berakhir juga, karena kereta kami sudah sampai gerbong utama kerajaan gernoira. Gue sempet tercengang melihat bangunan istana yang megah ini sampai-sampai gue ternganga dibuat nya, untung saja nggak ada lalat yang masuk ke mulut gue yang harum bau naga ini ye kan.
Gue membangunkan Mirsya yang ngorok dipenuhi iler di wajahnya dengan cara menepuk bahunya pelan seperti me nina- bobo kan anak kecil.
"Mirsya bangun. Kita sudah sampai."
Excel yang melihat gue berdecak sebal. Gue tidak tahu alasannya tapi gue hiraukan saja . Tiba-tiba saja Excel menepis tangan gue dan membangunkan putri dengan cara menepuk pundak Mirsya sedang.
Mirsya menggeliat, tetapi matanya belum terbuka.
Oke..pelan sudah,sedang sudah, sekarang yang keras.
Plak!!
'Aw..huaa....kakak jahat.. Huaa...sakit.."
Tangis Mirsya meledak.Lah kok nangis? Gue kan menepuk sesuai ururan dari level yang terpelan sampe keras.
"Shttt... tenang..maafkeun kakak mu yang jahat ini. Kakak mau bilang kalo kita sudah sampai. Kamu mau bertemu si Rina itu kan?"
Tangis Mirsya mereda ketika mendengar nama Rina. Lalu ia mengangguk pelan. Tapi matanya yang sembap masih terlihat kentara. Ya sudah sih asalkan si Mirsya nggak nangis kayak tadi. Kalo nggak, gue hampir saja menanggung malu disini kalau seluruh keluarga kerajaan Gernoira tahu. Nanti muncul berita
'Putri kerajaaan Westernia menangis di depan gerbong utama kerajaan Gernoira karena dibangunkan secara tidak etis oleh kakaknya'.
Kan nggak lucu ye kan.Karena tidak mau menunggu lama gue melangkah keluar dari kereta disusul oleh Mirsya dan Excel.
"Hah..akhirnya sampe juga. Setelah melewati dua pulau tiga samudera dan empat benua."
Oke gue tasa itu memang berlebihan. Setelah mengucapkan keluh kesah gue tadi Excel menatap datar kearah gue. Mungkin gara-gara mendengar ucapan nyeleneh gue."Kakak ayo kita masuk! Mirsya tidak sabar bertemu kak rina." Pekiknya senang karena sudah sampai ke kerajaan kakak angkatnya.
Yah Mirsysa sudah menganggap Rina sebagai kakak angkatnya sendiri. Gue tahu itu karena beberapa hari ini dia selalu cerita tentang Rina dan dia yang bermain boneka-bonekaan dan mengadakan pesta minum teh kecil-kecilan ala-ala princess disney."Hayuk.."
Akhirnya kami bertiga masuk ke istana dengan tuan Guzel yang menuntun untuk bertemu raja dan ratu Gernoira. Setelah sampai singgasana raja dan ratu kami memberi hormat serta salam sesuai etiket bangsawan pada umumnya. Gue mah memang cepat mempelajari semua etika bangsawan. Gue kan pinter, Cerdas, smart pokoknya paket komplit. Kalo wanita bangsawan disini dapetin gue pasti bakalan beruntung tung tung...
"Salam hormat kami kepada raja dan ratu istana Gernoira. Maaf sebelumnya saya sudah menganggu kegiatan anda sekalian. Saya dan adik saya hanya ingin berkunjung kesini sebentar. Sembari saya ingin melihat-lihat kerajaan anda yang luar biasa megah ini untuk dijadikan acuan saya agar memperbaiki keadaaan istana kami agar lebih baik. Meski sebenarnya istana kami sudah sangat baik. Saya hanya ingin mendapat inspirasi yang mulia." Jelas gue dengan yang mulia raja dan ratu. Sebenarnya itu hanya alasan. Nggak mungkin kan gue mengatakan tujuan gue kesini gara-gara mau ketemu sohib seper-transmigrasian gue. Kan nggak cucok gituloh..
"Ekhemm..baiklah silahkan anda melihat-lihat istana kami. "
"Emm..maaf lagi yang mulia. Kami kesini juga sekalian ingin menemui putri anda, putri Rina. Apakah dia ada ?"
Tanya Excel dengan berani kepada raja. Gue melotot tajam kerarah Excel. Sedangkan Excel hanya melihat gue sebentar lalu kembali menunduk terhadap raja.
Ada apa gerangan pria dingin itu sangat berani berbicara seperti itu dengan raja. Apa raja tidak tersinggung jika kami kesini hanya untuk bertemu putri Rina? Ah Excel lain kali gue harus mengajarinya tata krama bertingkah laku di istana orang lain.Gue mencoba melihat ekspresi marah raja itu seperti apa setelah Excel ngomong kayak gitu.
Tapi kok?
"Hiks...
Kami sangat berterimakasih kalian sudah bersedia berkunjung ke istana ini dan bertemu dengan putri kedua kami. Selama ini jarang sekali anak bangsawan yang mengunjungi nya, saya jadi sedih melihatnya selalu sendirian selama ini. Akhirnya ada juga yang datang hanya untuk bertemu putri kedua ku.""Guzel!"
"Iya yang mulia."
Jawab tuan Guzel."Antarkan mereka ke kediaman putri Rina sekarang juga! "
Titah raja Gernoira."Baik yang mulia."
Guzel akhirnya mengantar kami ke kediaman putri Rina. Tapi... nggak gini juga keles..
Tuan Guzel belum mengizinkan gue buat ketemu si Rina katanya begini.
"Tadi saya dengar pangeran mau mencari acuan atau sebuah motivasi untuk memperbaiki tatanan istana kalian dengan cara melihat seluruh istana kami. Maka saya dengan senang hati mengajak pangeran Aiden untuk berkeliling dulu sebelum bertemu tuan putri Rina."
Gimana nggak kesel gengs? Sedangkan si Excel ama si Mirsya langsung diizinkan untuk ketemu Rina. Hiks.. Gue mau menangis tapi tak setangis. Berakhirlah gue bersama si Guzel Guzel ini.Selama perjalanan Guzel tidak segan segan menjelaskan seluruh sistem kerajaan mereka bagaimana tatanan kerajaan mereka. Mulai dari sejarah kerajaan mereka berdiri dan bagaimana mereka mengatur tempat tempat tertentu di seluruh kerajaan ini. Gue yang sebenarnya nggak niat untuk mendengar itu hanya mengangguk nyengir dan diam. Jujur saja sudah hampir dua jam gue diajaknya keliling seluruh istana mereka. Mana besarnya sama persis kayak istana gue. Kaki gue saja sudah protes dengan rasa ngilunya. Mau bilang gue nggak sanggup lagi, takut si Guzel melapor sama raja bahwa pangeran Aiden ternyata sangat lemah. Huft..pasrah..
Tau gini gue mending jujur gitu bilang ke raja kalo mau berkunjung karena ingin bertemu Rina aka Clara. Ups..
Tiba di tempat terakhir yaitu dapur.
"Sekarang kita berada di dapur kami pangeran. Disini kami menyediakan 10 koki dan 20 pelayan yang membantu untuk memasak. Dapur ini kami buat khusus agar terlihat nyaman dipakai. Karena koki yang kami kerjakan adalah para koki terkenal di kerajaan kami tidak keberatan menyediakan semua peralatan dan menghias dapur sesuai dengan kesukaan para koki itu sendiri. kami menyediakam tempat piring, sendok,garpu dan pisau sendiri agar terlihat bersih, semua peralatan nya kami beli di tokoh peralatan terkenal. Kami juga menyediakan dua tungku di kompor masing-masing koki agar mereka dengan cepat memasak. Selain itu bla bla bla bla..."
Jujur saje ni ye.. Maaf sebesar sebesarnye pada Guzel yang telah menjelaskan sedetail-detail mengenai tatanan dapur mereka...
KUPING GUE UDAH PANAS MENDENGAR PENJELASAN DARI PAK TUA INI WOI ..
Berkali-kali gue hanya bisa menghela nafas kasar. Pasrah Juki, pasrah..."Itu semua kami sediakan dengan kualitas terbaik pangeran."
"Ah sepertinya kita sudah selesai pangeran."
"Sudah selesai ya.."
Ucap gue datar karena belum sadar apa yang diucapkan pak tua guzel ini."Apakah pangeran masih mau saya jelaskan seluruh kerajaan ini?kalau begitu...."
"HAH !!! TIDAK TIDAK, SUDAH SELESAI??!! YESSS.. AKHIRNYA .."
Gue memekik kesenangan karena baru sadar apa yang diucapkan pak tua ini sampai-sampai beberapa koki dan pelayan di dapur memperhatikan gue heran. Guzel pun menatap gue dengan tatapan yang tidak bisa ditebak."Ah..maaf saya hanya senang karena akan bertemu tuan putri Rina."
Bohong gue. Padahal gue senang karena akhirnya akan terbebas dari ocehan Guzel mengenai tatanan kerajaan mereka. Dan bisa-bisanya dia masih mau menawarkan gue untuk ikut mendengar penjelasan dia lagi. Beuh..Guzel berdehem, wajahnya memerah entah karena apa gue juga tidak tahu.
Para koki dan pelayan juga hanya tersenyum malu-malu.'Apa ada yang salah heh?'
Tanya gue dalam hati kebingungan dengan ekspresi seluruh orang disini.Next...
![](https://img.wattpad.com/cover/210031297-288-k194476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Juki and His New Life (End)
FantasyKenalkeunn.. Gue Juki, singkatan dari Jungkookie. Iya, gue kagak bohong kok kalo gue salah satu personil bities. Plak.. (sebuah tamparan keras dari Author ) Hehe.. Iya gue ngaku. Kalo gue Juki Aryo Gunawan. Bukan Jungkook oppa kalian yang guanteun...