bagian 24.

267 52 3
                                    

PRANGG.!!

BRAKkkk...!!

Kaca yang cukup besar pecah begitu saja ketika seseorang memukulnya dengan tangan kosongnya. Emosinya tidak mereda meski tangannya saat ini sudah mengalir darah segar.

Fakta bahwa pangeran Aiden telah mengumumkan putri Rina sebagai calon tunangannya membuat darah orang itu mendidih. Sampai kapan pun ia tidak terima bahwa putri Rina menjadi milik orang lain.

"Tuan muda.sudahlah,jangan menyiksa diri anda seperti itu!"

"Tidak Kyle! ini semua gara-gara pangeran brengsek itu! Putri Rina hanya milik ku!"
Teriaknya kepada Kyle yang berusaha menghentikannya.

"Tuan harus sabar. Bukankah putri Rina belum memberikan jawaban? Lagi pula mereka hanya akan menjadi calon tunangan. Jika anda bertindak dapat dipastikan putri Rina akan jatuh ke pelukan anda."
Kyle mencoba meyakinkan duke muda itu dengan penuh harapan bahwa dia akan mendengarkannya.

Mendengar ucapan Kyle membuat dia menyeringai dingin.

"Aku tidak akan membiarkan putri Rina bersama pangeran Aiden! Tidak akan!!!
Jika tidak, aku tidak segan-segan membunuh pangeran itu."
Ucapnya dingin.

Kyle merinding. Tuan mudanya benar-benar emosi saat ini.
Ia yakin tuan mudanya benar-benar akan membunuh pangeran Aiden jika saja pangeran berhasil menikahi putri Rina. Betapa cinta membuat buta hati.

......

Juki menunduk takut. Tatapan tajam menghunus dari raja Felix dan ratu Weni kepadanya membuat Juki tidak berkutik. Semuanya seakan mengintrogasinya. Mereka meminta kejelasan hubungannya dengan putri Rina.

"Aiden" 
Suara datar itu memanggil namanya.

"Ayah rasa perbuatan kamu tidak patut ditiru. "

Juki yang mendengar itu menunduk lesu. Orang tua jika sudah marah pasti menakutkan. Ia harus siap menghadapi semburan emosi dari ayah raja.

"Kenapa kamu tidak berbicara pada ayah jika kamu menyukai putri Rina? Jika begitu ayah tidak usah repot-repot menyiapkan perjodohan kalian. Ayah bangga pada kamu nak."

Juki membelalakan matanya.
Lah kok? Apa ia tidak salah dengar? Ayahnya bangga padanya? Bukannya ayahnya harus memarahinya? Tapi ini ?

'Wohh..ayah Felix. Aku padamu..  Benar-benar ayah idaman.'
Juki tidak menyesal masuk ke dalam tubuh pangeran Aiden. Ia sangat ingin diberi pujian seperti ini. Ia ingin mendengarnya dari ayahnya. Tapi itu hanya ia dapat di kehidupannya sebagai pangeran Aiden.

"Kakak..misrya, ingin kak Rina jadi kakak ipar Mirsya secepatnya."

'Lah ini budak..'

Apa-apaan ucapan Mirsya. Juki jadi salah tingkah. Padahal ia tidak cukup berniat untuk menjadikan Clara sebagai permaisuri. Hanya saja ia spontan berbicara seperti itu di depan khalayak umum. Pikirannya tertuju pada raut wajah Clara yang ketakutan di taman tadi. Ia tidak bisa membiarkan temannya  ketakutan. Maka demi melindungi Clara, Juki berkata ingin menjadikan Clara calon tunangannya.

Meski keduanya tidak sempat berbicara setelah insiden yang baru saja terjadi. Ia yakin Clara juga akan tidak keberatan ketika Juki menjelaskan alasannya nanti.

"Hmm maaf ayah. Aiden tidak akan mengulangi itu lagi. Lain kali saya akan membicarakan apapun kepada ayah."
Juki itu penurut, tapi terkadang juga keras kepala. Untuk urusan seperti inilah Juki akan menurut. Jika urusan belajar, beuhh...bolos adalah pilihan Juki.

Felix mengusap rambut anaknya pelan sambil tersenyum tulus.

"Sudah sepatutnya kamu memilih calon tunangan di hari debutante mu anakku. Ayah mendukungmu lebih dari apapun jika itu adalah keputusan mu." ucap raja Felix

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang