bagian 18

405 78 2
                                    

Setelah pak tua Guzel selesai menjelaskan penjelasan yang nggak jelas-jelas diotak gue yang nggak jelas, dia hanya mengantar gue di perbatasan menuju kediaman putri Rina.. Huh..cukup tidak sopan.
Tapi kan dia lebih tua?
Tapi kan kasta gue lebih tinggi di dunia ini?
Tapi kan kita harus menghormati orang tua?

Ah sudahlah... otak gue kagak bisa diajak kompromi, mereka membentuk forum tersendiri di sebuah forum yang berisikan gue, malaikat dan jin,  sehingga gue nggak tau menerima yang mana.

Asik memikirkan perilaku tuan Guzel harus dimaafkan atau tidak, tiba-tiba mata gue melihat sosok wanita yang memakai gaun. Disana dia sedang kesusahan mengambil buku diatas rak buku yang tersusun rapi. Tapi sayang tubuhnya yang mungil tidak bisa mencapai rak itu. Emm..bau-bau mangsa nih. Gue kan jelmaan buaya.

Tuh kan tubuhnya mulai oleng dikala dia menaikan tubuhnya ke kursi.
Saatnya gue jadi pahlawan,  Pahlawankan selalu datang di akhir. Jadi gue tunggu aja sampe hampir jatuh tu orang. 

Gue mendekatinya, lalu dia benar-benar jatuh sesuai praduga gue. Dan..  Hap..
Tubuhnya yang mungil datang kedalam dekapan sang pangeran ganteng nan membahana ini.

Gue manatap nya dan dia menatap gue..

Matanya, hidungnya, bibirnya..cantik seperti bidadari dunia. Kalau saja gue dapat mendeskripsikan gadis ini. Dia adalah jelamaan Yoona SNSD yang cantiknya kan maen itu.

"Ekhemm..sudah terpesonanya?"
Suara seseorang dibelakang mengejutkan gue dan gadis didalam dekapan gue ini. Lalu kami membenarkan posisi. Gue melihat orang yang mengganggu kegiatan tebar pesona gue dengan kesal .

Setelah gue tahu siapa dalangnya, Gue sedikit syok. Ternyata yang berbicara itu adalah Clara. Temen gue.

Gue harus menjelaskan apa. Supaya dia tidak salah paham dengan gue ya? Duh otak gue kagak tau mau ngejelasin apa. Tapi..
wait..gue kok takut dia salah paham ya? hubungannya ama dia apaaan coba.? Coba jelaskan gengs?

"Kapan anda datang kesini sist?"
Tanya gue ke dia. Gue nggak mau berbicara elo gue ke Clara karena ada gadis mungil ini di samping kami.

"Dari tadi. Dari anda mendekati kakak saya yang kesusahan mengambil buku lalu dengan gaya sok cool anda menangkapnya seperti di adegan roman picisan. "

Wahh..awas ya lo Rina nose. Kanapa lo buka kartu gue di depan dia sih?tapi apa katanya tadi? kakak gue? berarti..berarti.. ASTATANG..TERNYATA YANG GUE BANTU ADALAH SI RISSA PEMERAN UTAMA. Demi tuk dalang yang nggak mati-mati dari gue TK sampe sekarang!! wajar saja kalo dia cantik nya seperti unreal saja ya kan gengs? Pesona pemeran utama wanita memang kan maen.

"Bukan kok. Lagian saya kan hanya ingin membantu, tiba-tiba saja dia jatuh. Jadi wajar saja saya membantu."
Bela gue pada diri sendiri.

Gue melihat Rissa yang menunduk malu malu. Wajahnya mulai nge pink kayak babi eh salah deng,  kayak kepiting rebus maksudnya.

Sedangkan Clara kok dia seperti orang kesal. Lalu Clara mendekati gue..semakin dekat..dekat.. kok gue jadi gugup ya? Tapi sesaat kemudian ternyata dia melewati gue dan memegang Rissa. Nggak jadi gugup bray..

"Kakak tidak kenapa-kenapa kan? Ada yang terluka hem? Apa dia berbuat macam-macam dengan kakak?"

Woi..apanya yang macam-macam? Gue cuma semacam saja kok.

"Ah..kakak tidak apa-apa Rina. Maaf sudah membuat kamu khawatir. Seharusnya kamu berterimakasih dengan pemuda ini .Dia telah menolong ku."
Ucapnya lemah lebut. Lemah lembut seperti benang sutera gue sampai-sampai ingin meleyot karena kelemah lembutannya. Seperti wanita-wanita feminim pada umumnya. Kalau boleh disamakan ia persis seperti mama yang berbicara dengan Jaka adek gue di dunia asli.

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang