Juki pov
Gue menatap iba orang yang di depan gue. Kasihan mana masih muda
"Sini kak. Saya bantu..."
Gue berlagak sok keren kepada kakak laki-laki yang cukup tampan ini.Surainya berwarna hitam pekat dan jangan lupa wajahnya yang ganteng seperti gue. bahkan kegantengan gue hampir sebelas dua belas dengan kakak ini.
Dia yang mula terjatuh di dekat lumpur jalan setapak ini melihat gue. Lalu entah kenapa tatapannya sangat menakutkan. Semacam ada aura permusuhan ke gue. Salah gue apaan coba?
Ia menepis tangan gue yang akan membantunya. Dan berdiri sendiri. Terlihat dari pakaiannya dia pasti anak orang kaya. Karena lambang salah satu anggota bangsawan masih terlihat di jubahnya meski itu terkena noda lumpur.
"Cih.! Ternyata pangeran jadi bodoh setelah ia terkena rumput beracun."
Ucapnya dingin .Gue syok dong. Apa-apaan ni orang? Gue datang mau membantu dia yang sedang terjatuh di lumpur dan dia malah memberikan aura permusuhan ke gue. Memang nggak tahu terimakasih ni orang. Satu lagi dia tahu siapa gue dong. Padahal gue dah pake kumis tebal buat mengelabui rakyat, biar nggak heboh kalo pangeran mereka datang ke desa ini. Tapi dia langsung mengenal gue. Behh..kan maen ni orang.
"Eh..saya mau menolong kakak. Kenapa kakak terlihat membenci saya?"
Tanya gue dengan ekspresi poba (polos Bangs*t)"Anda terlalu berlagak sok polos pangeran. saya harap hubungan kita tetap seperti ini. Saling membenci dan tidak pernah dekat. "
Ucap kakak itu dengan wajahnya yang tegas."Apa salah saya wahai roma?"
Gue memasang wajah tersakiti seperti pelem di siaran tv berlogo ikan terbang."Tuan! Apa anda tidak apa-apa?" Tanya seseorang yang gue tebak merupakan asistennya.
"Hm. Kyle ayo kita pergi. Aku muak melihat wajah ini!"
WOYY...gue juga muak liat muka lo!!...
Untung gue baek hati, punya moral,etika,sopan santun kalo nggak gue udah mengumpat segala nama binatang didepan wajahnya yang sok itu. Lagian berani juga dia mengujar kebencian terhadap pangeran didepan orangnya sendiri.
Nyali nya besar sekali.
Gue jadi penasaran siapa diaGue akhirnya memilih untuk melanjutkan misi gue yang ingin makan sayor kol. Parahnya sayur kol di kerajaan ini hanya ada di sekitaran desa ini. Jadi gue yang entah godaan dari mana sangat ingin maka sayur kol datang ke desa ini. Tapi sayur kol nya nggak campur daging anj**g ya. Gue nggak suka soalnya.
Saat ini gue nggak membawa Excel bersama gue. Excel sedang ada masa pelatihan. Bersama anak buah ayahanda Felix. Gue mah bukannya nggak mau berlatih. Tapi gue mager aja.
Saat ini gue bersama si diam. setelah gue pikir ada untungnya gue pergi sama si diam, kalo gue pergi sama si bacot, Pasti gue sudah di bacotin sama si bacot.
Kenapa nggak berlatih lah kenapa malah pergi ke desa ini lah. Kalo si diam kan enak gue nggak di hujani dengan pertanyaan-pertanyaan aneh."Eh.lo tau nggak siapa pria kejam itu?"
Tanya gue.Dia masih diam.
"ck.Sudahlah. Ngomong sama lo bikin gue mumet"
Argh gue lupa kalo dia ini si diam. Mana mungkin dia jawab pertanyaan gue. Secara dia hanya diam saja sedari tadi. Saking diamnya dia gue nggak tahu nama aslinya. Seharusnya gue manggil dia si bisu saja. Tapi panggilan itu serasa jahat banget.
Setelah sampe di warung yang agak sederhana. Gue memesan sayur kol campur daging ayam.
Gue memesan dua mangkok sayur kol dan satunya dibungkus. Satu buat gue, satu lagi buat si diam karena dia udah nemenin gue ke desa dan satu lagi buat simpanan ketika gue udah lapar. Jangan harap gue mau beliin buat Excel.Sebenarnya jarak istana ke desa ini lumayan dekat. Karena itu ayahanda Felix mengizinkan gue buat datang dengan 1 orang pengawal saja. Akhirnya tanpa sepengetahuan ayah gue memilih si diam buat gue ajak ke desa ini.
Kami berdua makan dengan nikmat. Sampai-sampai gue lupa cerita ke klean kalo dua hari yang lalu ketika gue balik dari kerajaan Gernoira ke kerajaan Westernia gue nggak dimarahi ayahanda Felix tapi gue cuman dihukum bermain dengan Waria.
Waria yang ini serem juga nggak kalah serem dari Waria yang asli. Singa betina yang sedang mengandung disuruh main bersama gue. Kalian tahu kan gimana reseknya bumil?
Gue sampai habis dicakar bumil satu itu. Bekasnya masih ada di tangan gue. Untung Waria nggak ngap gue. Kalo dia ngap, gue tinggal ngep.
Setelah itu gue dikurung selama seminggu di kediaman pangeran. Nggak boleh keluar istana, nggak boleh ngajak main Excel pokoknya gue disuruh belajar dan berlatih oleh ayahanda Felix.
Latihan yang gue jalani itu berat kawan, Otot bisep gue jadi membentuk sebuah karya indah yang membuat wanita tergila-gila saking beratnya latihan itu.Bahkan Dilan aja nggak sanggup menanggungnya.
Gue melirik sebentar kearah si diam. Dan tebak si diam nggak makan makanannya sama sekali. Nggak bisa dibiarkan ni orang. Ke-diaman nya harus dibasmi agar dia lebih bisa mengekspresikan diri sendiri.
"Woy, gue saranin lo jangan diam ya. Semua orang bebas mengekspresikan diri. Gue tahu kok dunia memang berat, tapi setidaknya dengan tersenyun dunia lo nggak akan sesuram itu.
"
Si diam menunduk memberi penghormatan kepada gue. Mungkin ia berterimakasih."Terimakasih pangeran."
Wah. .baru kali ini gue dengerin tu bocah bicara. Biasanya hanya ngangguk, geleng-geleng, puter-puter kepala kayak om Limbad.
Gue dibuatnya sampai nggak bisa nelen sayur kol saking suaranya bikin otak gue nge lag."Maafkan saya pangeran, suara saya memang begini. Karena ini teman-teman saya selalu menghina saya dulu. Karena suara saya mirip wanita. Padahal saya laki-laki. Sedari kecil pita suara saya memang bermasalah pangeran. Jadi saya memilih untuk menjadi pendiam."
Ohh..jadi gitu. Si diam menjadi pendiam karena malu dengan pita suaranya yang mirip wanita. Padahal badannya lakikk, wajahnya cukup ganteng meski masih ganteng gue. Tapi ya tadi pita suara membuat dia tidak pede dan menjadi pendiam.
"Ekhem..tidak apa-apa lo nggak bersalah. Ini bukan kehendak lo juga. Sudah takdir lo dari kecil. "
"Baik pangeran. Terimakasih banyak atas nasehatnya. Tolong rahasiakan ini kepada para pengawal yang lainnya pangeran."
"Hm..makan gih. Gue dah beli itu buat lo."
Suruh gue. Gue kasihan gaes sama dia. Takdir memang tidak selalu baik buat kita. Tapi akan menjadi sebuah kado terindah buat kita yang mampu mengatasi takdir buruk itu."Baik,terimakasih pangeran."
Ucap si diam dan makan sayur kol traktiran gue untuknya."Pangeran"
"Em?"
Tanya gue ke si diam."Tadi anda bertanya siapa pria kejam yang yang terjatuh di lumpur. Dia itu adalah Duke Elgario Gustav."
Ucap si diam di sela-sela menghirup kuah sayur kol."Uhukk uhuk.."
Ini minum pangeran. Si diam menodongkan air putih ke gue yang sudah tersedak sayur kol.
Gue langsung mengambil air putih itu dan menegaknya sampai tandas.
Gue syok mendengar fakta dari si diam.
Apa tadi? Duke Elgario Gustav?.
Kalau tahu begitu gue nggak akan nolongin tu orang. Wajar saja tu orang macam benci sama gue. Ternyata dia Duke Elgario musuhnya pangeran Aiden. Dan tukang bunuh pangeran Aiden di cerita ini. Mengingat rasa bencinya ke gue tadi ...Dia nggak bakal bunuh gue kan?
Juki POV end
Next...
#Skali lagi jangan lupa vote and coment nya yeorobeun😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Juki and His New Life (End)
FantasiKenalkeunn.. Gue Juki, singkatan dari Jungkookie. Iya, gue kagak bohong kok kalo gue salah satu personil bities. Plak.. (sebuah tamparan keras dari Author ) Hehe.. Iya gue ngaku. Kalo gue Juki Aryo Gunawan. Bukan Jungkook oppa kalian yang guanteun...