bagian 22

268 62 2
                                    

'Ni orang siapa sih? Beraninya gangguin gue godain anak gadis orang.'
Rutuk Juki kepada pria bertopeng hitam itu. Memandang pria yang bermanik emerald itu tajam.

"Emm..lepaskan tangan nona ini tuan-tuan sekalian. Biarkan saya memilih dengan siapa saya akan berdansa."
Ucap Clara memecah keheningan yang terjadi antara mereka. Tidak lupa Clara melepaskan tangannya dari genggaman dua pria ini. Clara sadar pria yang pakai topeng berwarna gold adalah Juki . Mengingat pakaian yang ia gunakan saat ini persis seperti pangerana Aiden gunakan tadi, namun orang bertopeng hitam ini, ia tidak tahu siapa.

"Ekmm..baiklah nona anda mau berdansa dengan siapa?saya atau tuan penganggu ini.?"
Juki bertanya dengan nada yang kurang bersahabat. Tapi Clara tahu nada itu bukan ditujukan untuknya tapi untuk menekan pria bertopeng hitam.

"Maaf tuan sebenarnya saya bingung mau pilih yang mana. Dua atau satu pilih dia atau kamu aku tak tahu. Karena diriku bingung harus pilih dia atau dirimu....Kok bisa jadi lagu  Gamma ya?"
Pikir Clara .

Juki yang mendengar kalimat tidak asing itu hanya terkekeh. Namun kekehannya berhenti dikala ucapan Clara berlanjut.

"Begini saja ,lebih baik tuan tuan sekalian main batu gunting kertas saja. Yang menang akan berdansa dengan saya deh.."

Pria bertopeng nampak tidak tahu apa yang dimaksudkan Clara.

"Permainan batu gunting kertas itu seperti apa nona?"
Tanya pria bertopeng hitam heran.

Clara dan Juki menepuk dahi mereka. Lalu dengan sabar Clara menjelaskan tata cara main batu gunting kertas kepada pria bertopeng hitam. Akhirnya pria itu mengerti. Permainan seperti itu sangat mudah sekali. Namun ia harus memperhatikan gerak gerik pangeran Aiden dengan penuh konsentrasi.

"Oke sekarang mulai."

"Batu gunting kertas!!"

Juki mengeluarkan jari tangan berbentuk gunting sedangkan pria itu mengepal tangannya yang artinya itu batu.

Juki menghela nafas kasar. Tidak terima dengan kekalahan itu. menatap kesal kearah Clara namun hanya cengiran yang dikeluarkan gadis itu.

"Hehee. Sorry Juk.."
Lirih Clara pelan namun masih bisa didengar oleh Juki. Ia berdecak sebal lalu meninggalkan Clara yang mulai berdansa dengan Pria bertopeng hitam.

Perasaan kesal. Bercampur aduk. Perasaan tidak terima karena ditolak gara-gara kalah permainan batu gunting kertas. Akhirnya ia memilih salah satu lady secara acak dan mengajaknya berdansa. Untungnya lady itu terlihat sangat senang atau antusias karena diajak pangeran. Semua orang tahu bahwa yang bertopeng warna gold adalah keluarga kerajaan Westernia.

"Saya tebak nona ini pastilah sangat cantik. "
Ah jiwa play boy Juki sedang kambuh. Tebar pesona adalah jalan ninjanya.

"Te-terimakasih yang mulia." Pipinya memerah dan itu semakin membuat Juki gencar.

"ekhem..Saya tebak nama nona pastilah bunga."

"B-bukan yang mulia. Nama saya Grace ."

"Oh maaf nona saya salah menebak, tapi nona..nama anda tidak kalah cantik seperti bunga."

Blush..
Wajah nona itu memerah padam.
Juki terkekeh jurus gombalan ala ala Dilan ama Milea mempan juga dengan nona yang bernama Grace ini. Grace ya..nama itu tidak asing tapi dimana ia pernah dengar. Entahlah Juki memilih tidak ambil pusing untuk memikirkan itu, lebih baik ia mengalihkan rasa kesalnya dari Clara dan menimkati dansanya dengan nona Grace.

Tidak jauh berbeda dari Juki yang menggombali cewek. Clara juga menggoda pria bertopeng.

"Tuan tampan.. "

Pria itu menatap intens Clara setelah ucapan mulut lemes Clara.

"Terimakasih sudah memilih saya untuk berdansa dengan anda."

"Tidak usah berterimakasih. Ini sudah sepatutnya."
Clara mengernyitkan dahinya. Maksudnya? Otak Clara tidak sampai dengan maksud kata Sepatutnya?...lalu Clara mendongak memandang manik mata itu dan tanpa sadar mengucapkan ..

"Ekhem..tuan..tatapan tuan itu seolah-olah mengajak saya berlayar di pulau terpencil dan hanya berisi kita berdua saja."

Pria itu terkekeh dengan gurauan yang terlontarkan oleh Clara.

"Apakah nona mau?"

"Hm??"

"Berlayar di pulau terpencil yang hanya berisi kita berdua?"
Seringaian tipis dari bibir pria itu membuat jantung Clara berdetak lebih kencang..

Glekk...
oh tuhan pria ini sungguh manis..
batin Clara, dia jadi tidak tahan untuk tidak membuka topeng pria ini , ia ingin sekali melihat wajah pria ini leluasa.

"Itu...saya tidak tahu tuan."
Clara gugup. Pertanyaan pria ini mengandung makna seperti ingin mengajak menikah saja. Jadi Clara tidak bisa menjawab nya langsung.

Lagi-lagi pria itu terkekeh pelan. Suara beratnya itu terkesan sangat maskulin. Clara dibuatnya tidak mampu berkutik karena terpesona dengan pria itu. Ia tidak tahu saja bahwa pria ini adalah penjahat yang kan memenjarakannya nanti. Jika Clara tahu akankah ia tersipu seperti ini?

"Nona Rina Gwenn Stevanie."
Mendengar itu, mata Clara membulat. Darimana pria ini tahu namanya? Pria itu memegang pinggang Clara erat lalu dengan cepat melepaskan Clara dan menahan tangan Clara. Dengan gerakan sesuai irama musik ia menarik tangan itu lalu menahan tubuh Clara. Mata mereka saling pandang.

Pupil mata Clara bergetar tanda ia mulai ketakutan. Apakah pria ini semacam penguntit. Jika benar maka Clara melakukan kesalahan besar karena telah berdansa dengan pria ini.

"Nona tenang lah. Saya tahu nama nona karena nona adalah orang yang terpilih. Saya tidak akan menyakiti nona. "
Seolah membaca pikiran Clara dari sorot mata Clara. Pria itu meyakinkan Clara untuk tenang bersamanya.

Posisi mereka kembali berdiri dan Clara menyudahi dansanya dengan pria  misterius ini. Katakanlah Clara masih ketakutan, karena siapapun akan ketakutan jika ada pria yang tidak dikenali tiba-tiba saja mengetahui nama kalian.

Dengan was was Clara memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Maaf tuan. Tapi siapakah nama anda?"
Tanya Clara dengan tatapan menelisik.

"Saya Elgario Gustav, duke muda kerajaan Wesrernia."

Deg...nama itu..adalah nama seseorang yang harus Clara jauhi. Nama penjahat yang akan memasukan dia ke penjara bawah tanah yang menyeramkan itu.

Bulu kuduk Clara berdiri. Mukanya pucat lalu dengan cepat ia memutuskan untuk segera kabur dari duke Elgario.

"Ma- maaf tuan, sepertinya saya ada urusan. Terimakasih atas waktunya. Saya pergi dulu." Tanpa menunggu balasan dari duke itu Clara melangkah dengan kecepatan exstra. Tidak mungkin Clara berlari kan, tidak elit jika nona bangsawan berlari. Nanti cap buruk yang diberikan ke putri Rina semakin buruk jika orang tahu bahwa nona yang berlari keluar dari acara pesta pangeran adalah putri Rina.

Kembali pada duke yang sedang menatap heran kearah punggung wanita yang diincarnya. Kenapa dia sangat ketakutan setelah mendengar namanya. Apakah dirinya begitu menyeramkan? Oh tidak bagaimana jika putri Rina tidak mau hidup bersamanya nanti? Duke Elgario menghela nafas kasar.
Putri Rina harus mau hidup bersamanya. Sesuai perkataan putri Rina tadi saat berdansa bersamanya, Elgario tidak akan melupakan itu. Lain kali ia akan berkunjung ke istana putri jika kerajaan itu menolaknya ia tidak segan-segan untuk menculiknya dan membawanya kekediaman duke. Tangan Elgario terkepal. Ia sudah bertekad dan tak ada yang akan menggagalkan tekad bulat nya.

Kembali Pada Juki yang sedang menggoda nona Grace.
Ia tidak tahu bahwa Grace yang ia goda adalah Grace yang sama dengan yang dikatakan Clara waktu lalu. yah..dia adalah Grace Brithesia Luke si pemeran antagonis sesungguhnya.

Next...


















.

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang