"Sel,menurut lo apa keputusan gue ini salah?"
Tanya Juki kepada Excel yang sibuk memeriksa dokumen rahasia mereka. Juki rasa keputusannya yang ia ambil terlalu mendadak. Ia tidak yakin dengan keputusannya atau bisa dibilang masih ragu. Ia mempermainkan perasaan Clara dan juga yang lainnya. Tapi Juki yang berpikiran pendek itu suka sekali keceplosan ketika ada lampu di otaknya padahal belum tentu itu adalah jawabannya."Maaf pangeran. Jika pangeran tidak benar-benar mencintai putri Rina ada baiknya pangeran batalkan saja ucapan pangeran. Saya tidak mau melihat putri Rina tersakiti oleh pangeran yang berotak pendek."
'Woh..pedes banget omongan mu nak. Macam sambal lado ayu ting ting.'
Juki menelan ludah kasar."Sepertinya lo mau gue pecat."
Excel hanya menatap datar Juki."Tapi lo ada benernya nyet. Clara baper nggak sih? Ugh..coba kalo ada handphone. bakalan gue telponin tuh Clara. Nah ini belum ada telpon...Tau gitu gue bakal masuk STE(sekolah teknik elektro) aja kemaren. Siapa tahu nama gue terkenal gara-gara nyiptain alat komunikasi itu. Lalu nama gue jadi Aiden de Aron Stamford Graham bell."
Celetuk Juki.Excel memang sudah mengetahui bahwa putri Rina itu bukanlah putri Rina asli. Jiwa putri Rina sudah diisi Clara seperti pangeran Aiden. Awalnya Excel juga merasa aneh dengan keadaan ini. Namun mau bagaimana lagi, itulah yang terjadi.
"Kenapa pangeran tidak berkunjung ke istana Gernoira saja. Bukankah saat ini pangeran mempunyai alasan yang jelas?
"Aha..Lo pinter juga ternyata sel. Nggak nyangka gue. Ayo kita siap-siap."
Juki beranjak dari ruangannya nya dan bersiap-siap untuk menemui Clara. Berniat untuk mengatakan alasan dan kebenarannya kenapa dia mengatakan itu di pesta. Setelah dipikir bertemu langsung akan lebih baik daripada mengirim surat. Mereka bisa berbicara empat mata.Excel menatap datar Juki yang sudah beranjak.
"Memang dari dulu saya sudah pintar. Anda saja yang bodoh..untung rupa kau pangeran."
Excel menghela nafas berat. Setelah itu Excel pergi untuk menyuruh para kesatria berangkat membersamai pangeran.Kembali kepada Juki. Dia bercermin karena baru saja memilih pakaian yang menurutnya keren.
"Udah ganteng belum? Udahlah.. Masa belum..udah perfect lagi."
Dengan PD di depan cermin Juki bertanya dan menjawab pertanyaan dirinya sendiri."Kalo gini ..siapa sih yang nggak mau jadi pendamping gue? Cewek gila aja pasti mau sama gue tapi guenya yang nggak mau."
Juki berkaca lagi sambil menggerakkan wajahnya kekanan dan kekiri."Duh gue lupa. Sel..ayo kita berangkat ke istana Gernoira!"
Juki menuju Excel yang sudah menunggu diluar ruangan.Tanpa Juki ketahui bahwa ada orang yang mendengar Juki berbicara seperti itu tadi.
Tangan kanan raja Felix mendengar ucapan Juki dari awal. Kecurigaannya sedari awal terbukti. Pangeran Aiden bukanlah pangeran Aiden. Itu pasti orang lain.
Lalu dia meninggalkan kediaman Juki dan pergi tergesa-gesa ke ruangan raja."Lapor yang mulia.Pangeran Aiden pergi ke istana Gernoira untuk menemui putri Rina. "
"Maaf yang mulia, Anak itu..dia memang bukan pangeran Aiden asli. Dia menggunakam kata-kata yang aneh. Tidak seperti mencerminkan seorang pangeran selama ini."
Tunduk tangan kanan Felix.
Raka Felix sengaja menyuruh tangan kanan nya melihat apa saja yang dilakukan putranya.Mendengar kenyataan itu Felix bersedih. Ia tidak marah kepada Juki. Tapi ia marah pada dirinya sendiri kenapa ia tidak bisa menjaga putranya sendiri dengan baik selama ini. Sehingga putranya yang belum dewasa itu harus terjun ke dunia perang dan menginjak rumput beracun. Felix yakin karena ketidak becusannya lah Aiden meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juki and His New Life (End)
FantasíaKenalkeunn.. Gue Juki, singkatan dari Jungkookie. Iya, gue kagak bohong kok kalo gue salah satu personil bities. Plak.. (sebuah tamparan keras dari Author ) Hehe.. Iya gue ngaku. Kalo gue Juki Aryo Gunawan. Bukan Jungkook oppa kalian yang guanteun...