bagian 2

2K 244 16
                                    

"Adek lo Jaka kena tonjok di lorong sekolah tadi. Gue langsung lari ke kelas buat bilang ke lo. "
Ucap Galaksi pelan. Meksi pelan, omongan Galaksi tetep terdengar di telinga yang lain. Karena Galaksi ngomongnya nggak pakai bisik-bisik tetangga.

Juki menghela nafas. Jaka selalu begitu. Ia sebenarnya ingin memilih tidak peduli. Tapi papanya akan menyalahkannya untuk itu. Kenapa kamu nggak jagain adik mu? Kamu kan kakaknya.

Juki selalu yang disalahkan, apapun itu jika suatu masalah mengenai Jaka maka itu akan menjadi salah Juki.
Sebaliknya jika Juki yang dapat masalah papanya akan berkata.
Kenapa kamu selalu membuat masalah hah? Dasar anak nggak tahu diri.
Begitulah papanya . Juki ingin sekali melawan tapi melawan pun percuma. Pernah suatu ketika dia membela bahwa itu semua bukan salahnya. Papanya malah marah-marah lagi seperti induk maung.

Juki berangkat dari kursi nya. Dan berniat berlari kearah adiknya. Tiba-tiba kepalanya sakit ,berdenyut denyut seperti dihantam besi yang beratnya ber ton-ton. Samar-samar ia mendengar kan suara Bambang menyadarkannya.
Hidungnya mengeluarkan darah, matanya berat. Tapi ia tidak mungkin membiarkan Jaka terluka. Atau dia akan lebih terluka di rumah nanti.

Juki menggelengkan kepalanya agar menyadarkan dirinya. Bambang terlihat khawatir.

"Juk. Jangan kesana. Entar lo kena pukul ama si Sojuned. Liat , idung lo udah berdarah padahal lo belum kena tonjok Juk."
Bambang mengatakan yang sebenarnya. Ia khawatir dengan Juki.
Bambang sebenarnya tekejut melihat si pembuat onar dari grup "The Bacot Man" sedang mimisan.

"Nggak bisa! Gue harus kesana sekarang. Lo tau kan bokap gue itu kalo Jaka terluka gue akan jadi tumbal kemarahannya?"
Ucap Juki sambil menepis tangan Bambang yang menghadang nya.

Juki berlari mengabaikan sakit dikepalanya. Dengan kecepatan berlari nya ia mampu sampai tempat dimana Jaka sedang adu jotos dengan Sojuned.

"Berenti woi!!
Adek gue itu di sayang bukan disakiti."

Teriakan Juki membuat Sojuned dan Jaka berhenti sesaat.

"Abang lo selalu gangguin gue buat adu sama lo Jak. Gini aja abang lo selalu lindungi lo. Gimana lo mau lindungi Yuri. ?
Udah nyerah aja ama si Yuri. Kalo lo mau kakak lo slamet dari anak buah gue."
Sojuned anak bos mafia. Bagi siswa- siswi di sekolah ini gosip itu telah menjadi kabar burung yang beredar sejak beberapa bulan lalu.

"Gua nggak akan nyerah buat Yuri. Kalo lo mau incar abang gue. Incar aja. Gue nggak peduli. "
Jaka memang begitu, bersikap tidak peduli kepada abangnya. Padahal dalam hati ia kasihan dengan abangnya. Kenapa ia selalu membela Jaka, kenapa Jaka harus menjadi kesalahan bagi abangnya. Semua itu membuat Jaka merasa tidak enak hati dan memilih tidak peduli dengan abangnya.

Juki menarik kerah Sojuned agar mendekati nya.

Bughh..

Satu pukulan meluncur dari Juki untuk Sojuned.
Sojun menggeram kesal. Rahang nya mengeras.

Bughh..

Pukulan telak mendarat tepat di wajah Juki.
Membuat sang empu meringgis sedikit.

"Jangan ganggu adek gue bangs*t!!"

Bugh..
Juki memukul rahang Sojun

"Serah gue! Adek lo mulai duluan.
Dia mau ambil Yuri dari gue!!"

Bugh..
Sojun membalas sama

Mereka sedang menjadi tontonan bagi siswa-siswi lain. Jaka memilih pergi dari tempat itu.

"Yuri bukan barang. Dia berhak memilih antara lo dan adek gue.
Perasaan nggak bisa dipaksakan!"

"Sok wae kau Juki!!"

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang