bagian 20

337 69 2
                                    


Rissa pamit undur diri karena dia ada acara perjamuan di rumah Grand Duke Elios. Memenuhi undangan putrinya yang bernama Grace  Briteshia Luke. Katanya putri Grand Duke ingin dekat dengan putri Rissa.

Clara yang mendengar nama itu membulatkan matanya. Lalu ia memandang kearah Juki dengan tatapan yang sulit diartikan.

Rissa sempat merasa curiga. Kenapa adiknya itu terkejut mendengar nama putri Grand Duke itu. Namun ia urung kan untuk bertanya karena ia harus segera siap-siap untuk kesana.

Selepas Rissa pergi, Clara segera memberitahukan Juki maksud dari tatapannya tadi.

"Juk. Sumpah.. Cerita novel ini makin aneh tau nggak?"

"Kenapa emangnya?"

"Si Grace Grace itu antagonis sesungguhnya anjir.."

"Gila nggak tuh. Seharusnya di novel diceritakan kalo si Grace itu antagonis sesungguhnya. Kalo lo antagonis cowok Sedangkan Grace antagonis ceweknya. "

"Lah. Emang kenapa.? Sekarang pun gue bukan antagonis malahan gue disini adalah sosok pangeran yang paripurna dan baek hatinya plus suka menabung lagi."
Clara yang mendengar ucapan Juki hanya menatap datar Juki lalu berdecak sebal kearah Juki.

"Juk lo harus tahu. Kalo Grace itu bakal nyakitin kakak gue. Dia itu suka sama duke Elgario Gustav.  Asal lo tahu dia juga benci sama lo. Bahkan berniat membalas perlakuan lo yang selalu berantem sama duke itu. "

"Masa? Berarti gue nggak usah cari gara-gara sama si Gustave itu. "
Ucap Juki santai.

Ia juga sudah jarang menyuruh Excel untuk memata-matai duke. Karena ia pikir duke tidak akan membunuhnya jika dia tidak merecoki hubungan duke dan putri Rissa nanti.

Clara menghela nafas. Benar juga ya. Untuk apa ia khawatir jika pangeran Aiden yang sekarang adalah Juki. Bukan pangeran Aiden yang dulu. Bukankah mereka berdua memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Di novel di jelaskan bahwa pangeran Aiden adalah pria yang arogan,kejam, dan suka seenaknya sendiri. Tapi sekarang? Jika dibandingkam dengan sifat asli pangeran Aiden. 25 % pun Clara tidak yakin Juki memilki sifat pangeran Aiden.

"Btw..lo suka sama kakak gue nggak?"

Tanya Clara penasaran. Secara kan di novel pangeran Aiden suka sama Rissa pada pandangan pertama. Barangkali Juki yang mengisi jiwa dari tubuh pangeran Aiden juga menyukai Rissa. Lagi pula tadi ia melihat dengan jelas bagaimana Juki dengan genit menggoda kakaknya.

"Suka sih.. Tapi masih sukaan gue sama lo."
Ucap Juki spontan. Clara mendengkus kasar.

"Sorry, Gombalan retceh lu kagak mempan sama gue Juk. Clara menatap Juki jijik. Bisa-bisanya Juki menggombalinya.. Ughh kagak mempan woi..

"Sekarang memang kagak mempan. Tapi liat aja nanti. Lo bakalan klepek klepek sama pesona gue."
Ucap Juki penuh keyakinan.

"Dih..najis...gue suka sama lo. Lebih mendingan babang tampan gue lah."
Clara melihat kearah Excel yang sedang meminum teh. Sedangkan Excel tiba-tiba saja tersedak.

"Mata lo rabun ya? Jelas-jelas gue lebih tampan paripurna sejagat raya. "
Juki itu orangnya narsis abis. Clara jadi kesal sendiri jika Juki menyebut dirinya tampan. Yah..Clara tidak mau mengaku bahwa Juki itu tampan dengan wajah pangeran Aiden itu. Tapi..ia lebih baik berbohong pada diri sendiri daripada entar Juki punya penyakit overdosis rasa narsis.

"Lagian lo narsis amat sih jadi orang. Buktinya kakak gue lebih milih duke Elgario daripada lo."

"Sirik amat lo. Nggak suka sama kegantengan gue ya udah. Selera orang memang beda. Mungkin selera kakak lo itu adalah modelan kayak Gustave."

Juki mengipasi wajahnya yang menahan amarah. Clara adalah satu-satunya wanita yang paling pedes kalo berbicara dengan Juki. Kalo wanita bangsawan lain mah malahan mereka teriak teriak minta di belai sama Juki. Tapi Juki kan bukan gigolo.

"Mirsya..kakak tampan nggak?"
Tanya Juki kearah Mirsya yang sibuk memakan kue nya. Yah..sebenarnya Mirsya dan Excel sangat bosan menyaksikan pertengkaran unfaedah Juki dan Clara. Tapi ya..mereka bisa apa. Ikut nimbrung juga kagak ngarti bahasanya. Lebih baik mereka memilih untuk diam dan menikmati kue dan teh yang sudah disediakan oleh Clara.

Mirsya menoleh kearah Juki. Dengan tatapan menelisisk ia memindai,menganalisis,mengamati penampilan kakaknya dari atas sampai bawah. Lalu dengan gerakan cepat Mirsya menggelengkan kepalanya.

"WHAHAHHA...adek lu juga nggak ngaku lo tampan!  ASLI BENGEK BANGET!"
Clara tertawa terbahak bahak sampai memukul meja sambil memegang perutnya yang sudah sakit karena menertawakan wajah Juki yang ternistakan oleh adeknya.
Excel yang melihat itu hanya mampu terkesima dengan putri Rina.

Cantik...Excel menatap dalam putri Rina yang sedang tertawa sambil memukul-mukul meja. Emm..memang kagak ada anggun anggunnya namun Excel malah suka.

Juki merengut kesal. Menatap tajam kearah Mirsya.

"Cih..betuah punya adek..."
Gumam Juki dalam hati.

Setelah percekcokan antara Clara dan Juki mereda, mereka berganti topik menjadi membahas gosip artis terkini di dunia mereka, tidak lupa mereka juga menanyakan hobi masing-masing.

"Hhhh..nggak ada hobi lain apa selain gangguin teman."
Tanya Clara dengan tawanya.

"Ada. hobi gue berkunjung ke pulau kapuk. "

"Pulau kapuk?
Kok baru tahu ada pulau kapuk?"
Clara mengernyit heran.

Juki memijit kepalanya.

"Susah menjelaskannya, tapi ya pulau kapuk hanya bisa dituju dikala mata ini terpejam dan tubuh ini rebahan."

"Ada ya pulau yang bisa dikunjungi dengan mata terpejam dan tubuh ini tebahan?"
Tanya Clara heran..

"Ck..cantik cantik kok bodoh."
Gumam Juki.

Rina memasang wajah kesal lagi.

"Lo!! Dasar kutu kupret."
Teriak Clara sambil menunjuk kearah wajah Juki. 

"Ihh lu juga mirip kutu rambut.
Juki tidak mau kalah."

"Kutu rambut? Lo mirip bebek yang nyemplung dikali tau nggak!"

"Lo persis kayak uler melingker diatas pager tau nggak."

"Juki Marjuki!!"

"Rina Nose...!!"

Excel dan Mirsya bergumam :
"Mulai lagi..."

........

"Apa!!pangeran Aiden mengunjungi putri Rina!!"

Duke mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya. Ia tidak suka calon wanitanya tengah diapeli oleh pangeran Aiden. Putri Rina hanya miliknya, tidak ada yang akan mengusik miliknya. Berani-beraninya bocah itu mendekati calon istrinya. Apakah pangeran Aiden harus disingkirkan?
Nampaknya menyingkirkan bocah tengik itu akan sangat mudah.

Duke muda itu memang suka persaingan. Apalagi sekarang ia menemukan pesaing yang cukup unik. Yaitu pangeran putra mahkota.

Kyle..tangan kanan duke menunduk takut. Baru kali ini tuan muda duke menyeringai seram seperti itu setelah sekian lama.

Tamatlah pangeran Aiden..jika saja maha raja Felix tahu bahwa putranya dalam bahaya. Maka beliau tidak akan membiarkannya. Kyle khawatir jika posisi duke akan terancam.

Next...

























Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang