chapter 33

159 43 2
                                    

Duke Elgario menahan rasa malunya. Ia sebenarnya malu kenapa ia bisa terjatuh di lumpur tadi. Kenapa ia malah bertemu pangeran Aiden yang ia benci dalam keadaan seperti itu. Tatapan iba yang diberikan pangeran Aiden membuatnya semakin marah.

Ini semua ulah gadis kecil yang menabraknya tadi. Gadis kecil itu menangis kencang setelah menabrak Duke sampai jatuh ke lumpur. Ia seperti pihak yang ditabrak bukan pihak yang menabrak. Bocah prik memang. Padahal bocah itu adalah pelakunya. Ingin sekali ia memenggal kepala bocah tadi. Tapi keimutan wajah bocah tadi mengingatkan ia kepada putri kerajaan sebelah yang ia taksir.

Keinginan untuk memenggal kepala langsung sirna. Dan lagi bocah itu sudah lari terbirit-birit ketika tatapan maut dari Duke menghunusnya. Tepat sekali waktu pangeran Aiden datang menyodorkan tangannya kepada Duke Elgario.

Duke Elgario yang sudah emosi semakin emosi. Ia bisa saja membunuh pangeran Aiden tadi. Tetapi ia kesal kenapa ia dalam posisi yang kurang mengenakan di depan pangarena Aiden.

"Kyle sampaikan surat ini ke putri Rina.!"

"Baik tuan muda!"

"Heh.."
Duke menyengir ketika Kyle mulai meninggalkan dirinya.
.......

"Adik, kakak tidak mengizinkannya!"
Ucap Juki tegas.

"Dia tidak membutuhkan izin kamu Aiden."
Suara seseorang membuat atensi Juki berdalih menuju seseorang yang sudah berada di belakang nya.

"Ayahanda Felix yang murah hati dan penyayang anak-anaknya,
Misrya itu adik saya juga.. Maka ia perlu izin saya ayahanda." Jawab Juki memberanikan diri. Ia tidak bisa membiarkan adik satu-satunya pergi meninggalkannya. Ia tidak rela melepaskan Mirsya begitu saja. Sejak dulu ia amat suka dengan kata adik. Tapi adik dalam ekspetasinya malah tidak sesuai realita. Adiknya yang dulu malah tidak menganggapnya kakak. Juki tidak tahu saja sebenarnya jaka juga sedikit menyayangi nya.Tapi ia keburu mati duluan.

Sekarang Juki merasa ia mempunyai adik yang sesuai ekspetasinya. Malahan melebihi ekspetasi. Jadi Juki tidak rela untuk sekedar melepaskan Mirsya pergi ke academi bangsawan itu.

"Ayolah kakak..Aku hanya 3 tahun disana. Kakak tidak usah lebay deh."

"What!!! adek gue..."
Juki tercengang.

"Darimana kamu belajar kata lebay pasti Excel yang mengajari kamu ya? Ngaku deh!"

"Aiden..Apa ayah sekarang hanya sesosok makhluk tak kasat mata?"
Ucapan Felix tidak main-main. Membuat Juki menelan ludah

"A-ayahanda..saya minta maaf.
Tapi izinkan Mirsya homeschooling saja ayah! "

"Homeschooling?"

"i-itu adalah belajar dirumah saja tanpa harus ke sekolah."
Jelas Juki.

"Mirsya tidak mau! Kalau belajar dirumah saja Mirsya tidak punya teman. Selain kakak dan tuan Excel. "
Tegas Misrya.

Membuat Juki tersentak. Adiknya ...melawannya?
Woahh..suatu pencapaian yang besar .

Juki memasang raut sedih.. sesedih sedihnya sampai nyamuk yang berada di sela-sela ketek Juki menangis.

"Kakak kecoa sama kamu Mirsya.." Juki memasang wajah orang yang sangat sedih.

"Kecewa"
Ralat raja Felix.

"Nah itu kecoa.."

Felix menatap datar anaknya

"Teganya kamu meninggalkan kakak sendirian di istana ini"

"Ayah...kak Aiden lebay "
Adu Mirsya ke ayahnya.

Felix menjewer telinga Juki dan tentunya Juki meringis kesakitan .

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang