Chapter 36

152 32 0
                                    

Clara pov.

Brukkk..

"Putri hikss.. Apa yang anda lakukan ?apa anda tidak apa-apa ? Apa ada yang sakit?"

Tanya Emi beruntun ke gue. Nampaknya dia syok sekali melihat gue yang baru saja terjun dari pohon mangga dekat taman kerajaan .
Niatnya gue mau ngambil buah mangga mentah. Gue mau ngerujak dulu. Sudah lama banget sejak gue masuk ke dunia ini gue nggak makan rujak. Bukannya gue ngidam ye. Makanan kesukaan salah satunya rujak soalnya.

Tapi waktu gue udah mau turun dari pohon. Emi melihat gue terjun bebas .
Padahal pohonnya nggak tinggi. Tapi Emi lebay sekali itu saja sudah nangis.

"Nggak apa-apa Emi."

"Syukurlah.. Tuan putri tolong jangan naik pohon seperti itu lagi.  Kalau putri terluka, saya akan mendapatkan hukuman."

"Oke deh. Aku minta maaf ya Emi. Lain kali aku akan hati-hati."

Gue mengusap kepala Emi yang sedang menundukkan kepalanya.

Sebenarnya gue pusing memikirkan bagaimana membalas surat dari Duke Elgario. Gue tahu itu surat dari pria itu karena isinya mengatakan bahwa ia mencintai gue dan akan mengabulkan keinginan gue untuk berlayar di pulau terpencil yang hanya ada kami berdua saja. Padahal waktu itu gue hanya asal ngucap aja. Gue juga nggak tahu bahwa pria bertopeng hitam yang gue ajak dansa adalah Duke Elgario. Kalau gue tahu gue nggak bakalan mau dansa sama dia..lebih baik gue dansa sama Juki saja. Nasi sudah jadi bubur, alamat ceritanya udah hancur gara-gara gue. yah...dari awal juga sudah hancur sejak kami berdua berada di dunia ini. gue hanya menghancurkan plotnya lebih jauh. Kurang baik apalagi jasa gue ke si Juki. Siapa tahu dengan begini Ending Juki koit bisa terselamatkan.

Siapa sangka pria kejam itu malah sukanya sama gue bukan nya sama putri Rissa seperti dugaan gue.

Dari surat cinta yang diberikan oleh Duke Elgario gue sudah menyimpulkan bahwa dia menyukai gue sejak pertama bertemu.

Namun gue harus minta maaf sama dia. Karena gue benar-benar tidak mengenalnya.  gue memang sangat menyukai cerita novel itu, Tapi gue masih takut dengan alurnya.

Teruntuk putri Rina.

Salam hangat untuk putri Rina selaku cinta pandangan pertama saya. Mari kita bertemu di alun-alun kota Hames di dekat kerajaan anda pada hari sabtu sore . Saya benar-benar tulus dengan perasaan saya. Jika anda berkenan , saya ingin sekali anda membatalkan pertunangan anda dengan pangeran Aiden. Karena saya rasa pangeran Aiden tidak cocok dengan anda. Jika putri Rina menyukai saya. Saya akan membahagiakan putri dan Saya akan mengabulkan permintaan anda. Yakni saya akan mengajak anda  berlayar di pulau terpencil hanya saya dan anda.

Tertanda Duke muda.

Kurang lebih isi surat yang dia kirim seperti itu. Waktu itu gue sedang menyirami bunga mawar di taman belakang istana. Tiba-tiba panah melesat dari arah belakang menuju pohon jambu. Anak panah itu membawa surat di sisinya.

Gue penasaran dong. Siapa tahu itu mata-mata yang ingin menghancurkan kerajaan jadi gue harus mengecek apa yang ada dibalik gulungan surat itu.

Ternyata isinya sangat membagongkan.
Sesuatu yang tak terduga dari seorang pria kejam yang gue takuti.

Sebenarnya gue punya rencana, gue kirim saja kakak gue bertemu dia di alun-alun kota dengan si dia. Pandai kan gue? 
Siapa tahu dengan begitu mereka bisa jatuh cinta.

Bukannya gue menolak perasaan Duke muda. Tapi gue bener-bener nggak ada rasa sama sekali sama dia, dan sekarang gue masih menata hati untuk orang yang berinisial j. Aishhh.. Malu gue. Nggak usah ngeledekin gue ya lu wahai readers.

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang