bagian 3

1.9K 242 43
                                    

PLAKK!!!

"KAMU KENAPA NGGAK PULANG? SEKALIAN SAJA KAMU TIDAK PULANG ATAU PERGI SAJA DARI RUMAH INI!!! "
Papanya marah besar ketika Juki pulang kerumah dengan kondisi pipi yang masih memerah. Hilangnya luka tidak akan secepat di pelem-pelem. Itu butuh waktu lama untuk menghilangkan merah lebam di pipi.

Juki meringgis sakit . Sakit di pipi nya kemarin belum ilang. Eh malah tambah lagi sakitnya.

"Kamu ini nggak pernah bikin papa bangga. Selalu bikin onar. Liat adik kamu Jaka. Dia menjuarai lomba internasional!!"

Ealah.. Juara makan kerupuk aja bangga. Padahal Juki pernah dapat juara 1 renang Nasional tapi tak pernah tu di puji -puji? Malahan mereka belum tahu bahwa Juki pernah ikut lomba Nasional. Saat itu Juki ingin sekali meminta izin orang tuanya dan minta tanda tangan orang tua utuk menyetujui bahwa ia akan ikut lomba renang Nasional.
Tapi papa mama kagak peduli, kamu tanda tangan aja sendiri. Itulah jawaban orang tuanya.

Dengan berbekal nekat Juki meniru tanda tangan orang tuanya. Dan pergi lomba renang.

Waktu ia diumumkan menang juara 1, Ingin sekali ia mengatakan nya kepada orangtuanya. Tapi timing nya tidak tepat. Karena Jaka sedang di puji karena ia lomba makan kerupuk itu.
Ya sudahlah.. Juki kira mereka akan tahu sendiri karena pialanya di simpan di kamar. Ternyata mereka tidak pernah masuk ke kamar Juki.

"Pa... Sudah. Gue pusing kepala nih.."
Ucap juki lirih saat kepalanya tiba-tiba berputar-putar. Darah di hidungnya mulai berjatuhan dan menetes di bajunya.

"Kamu kenapa hah!!berkelahi lagi?!!"
Tanya papanya masih dengan nada marah. Sebenarnya ada rasa takut di benak Aryo. Tapi ia mengesampingkan rasa itu dan masih ingin memarahi anak nakal ini.

Juki menekan kuat kepalanya yang tiba-tiba sakit. Sial.. Penyakitnya kambuh saat ia merasa sakit kepala.

Tubuhnya luruh kelantai dengan kaki yang masih menompang badannya.

"Arghhh!!"

Juki berteriak..

Samar-samar ia melihat siluet wanita datang. Wanita itu ..mamanya yang baru saja datang dari pertemuan arisan tadi pagi.

"Dia kenapa pa?"
Tanya mamanya heran.

Dia? Untuk menyebut nama Juki saja mamanya enggan. Sekali saja, untuk terakhir di hidup Juki ingin dipeluk mama dan papa saat ia menghadapi sakaratul maut nanti. Nafasnya tersenggal-senggal.

"Mama...
Juki sayang mama papa."
Ucap Juki masih dengan rada sakit di kepalanya.

Air mata Juki akhirnya jatuh juga. Saat ia tidak mampu menompang tubuhnya lagi. Dia ambruk dengan keadaan sekarat.

Ibunya menangis saat pernyataan Juki. Ia terenyuh anaknya satu ini jarang sekali di perhatikannya.
Kali ini ibunya memeluk Juki .

"Kamu kenapa nak? Sayang bangun.. Mama juga sayang kamu Juki."

Hiks...
Tangis Weni terhadap anaknya yang sudah dengan pucat. Darah di hidungnya tak kunjung berhenti.

Juki tersenyum senang mendegar kata itu. Juki tidak mengharap lebih dari orangtuanya. Cukup kata sayang yang terucap dari bibir orang tuanya. Cukup rasa peduli yang ia minta. Ia sudah bahagia. Sekarang kepedulian itu ada dan sekarang ia melihat raut khwatir dari keduanya. Juki bahagia disaat-saat terakhirnya.

"Ma.. Pa.. Demi Alex kagak ngapa-ngapa. "
Suaranya putus-putus saat ia mengatakan itu dengan senyuman di wajahnya.

"Selamat tinggal dunia bullshit"
Ucap Juki dalam hatinya , lalu matanya terpejam, menyisakan air mata Juki yang jatuh untuk terakhir kalinya.

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang