bagian 14

515 105 4
                                    

Sudah beberapa hari Clara berada di istana westernia. Sekarang ia rasa ini sudah waktunya untuk segera pergi dari sini. Ia juga merasa tidak enak hati dengan raja dan ratu meski beberapa hari ini ia cukup senang karena ada teman bermain yaitu Mirsya. Keluarga pangeran Aiden sangat ramah padanya. Dan juga Ia mulai tahu hubungan mereka kurang baik dengan pangeran Aiden.  Meskipun begitu, ia bisa merasakan kasih sayang raja pada putra semata wayangnya itu. Berbeda sekali dengan pemilik tubuh ini. Rina Gwenn Stevanie. Dalam ingatannya hanya ada ketidakpedulian di mata ayahanda nya. Meski sekarang pihak kerajaan nya sedang gencar mencarinya tapi ia tetap keukeuh untuk tidak mau pulang. Ia berencana untuk pergi dari istana dan memulai hidup sebagai rakyat biasa. Tabungannya sudah ia simpan untuk membeli rumah biasa di pendesaan. Rencananya sudah sangat matang namun gagal pada hari ini.

Ya..ayahanda nya datang ke istana Westernia karena raja mengirim utusan untuk memberitahu raja itu bahwa putrinya Rina Gwenn Stevanie ada di istana Westernia. Bukannya pengawal yang menjemputnya tetapi malah ayahanda yang ia hindari. Utusan raja Felix yang mengatakan bahwa raja sendiri akan datang menjemput putri keduanya.

Kembali pada Juki, dia sangat sibuk berlatih pedang dan berkuda di barak istana. Tugas seorang pangeran juga menuntutnya untuk selalu mengikuti pengajaran dari bermacam-macam guru. Sesekali Juki membolos seperti yang berkesudahan saat dia masih di dunia modern.

"Maaf cikgu saya mau izin kesana dulu ye.."
Juki berlari alias kabur disaat mata pelajaraan dansa oleh nyonya Pholin Rainess.
Meninggalkan gurunya yang sedang menahan emosi karena muridnya kabur entah berantah. Ia memijit keningnya yang sudah sakit gara-gara mengajar pangeran yang katanya lupa ingatan. Padahal dulu pangeran Aiden sangat mahir dalam pelajaran dansa tapi sekarang uh...rasanya setiap kali sakit kepala menghantam dan dada yang bergemuruh ingin meledak ketika pangeran Aiden selalu salah dan berakhir menginjak kakinya.

Juki menghela nafas lega. akhirnya ia bisa membolos lagi hari ini. Rasanya mual sekali berada di ruangan yang sama dengan lelaki setengah wanita lama-lama. Juki menyebutnya bencong aka banci. Mrs. Pholin Rainess sebenarnya sangat baik, tapi tiap kali Juki melihatnya,Juki merasa bingung.  Yang sedang berdansa dengannya ini Jumeidi atau Jumeida.

Setelah berhasil kabur dari kejaran Mrs. Pholin, ia berjalan tergesa-gesa menuju ruangan khusus tamu kerajaan ingin bertemu dengan Clara yang kabarnya hari ini adalah waktu kepulangannya.

Seperti pada umumnya, jika langkah yang kita ambil tergesa-gesa pasti akan mendapat hambatan. Nah ..sama seperti Juki sekarang ia bertabrakan dengan seseorang yang akhir-akhir ini sangat possesif kepadanya. Ayahanda Felix.

"Kemana kamu?"
Wajah datar,nada suara yang terkesan kejam membuat Juki menunduk takut. Rasanya ketakutan saat bertemu hantu Genderuo di pekarangan masjid dekat rumah kakeknya saja kalah seram dari pertemuan dengan ayahanda nya saat mata pelajaran berlangsung. Ia akan ketahuan membolos dan akan dihukum berlatih adu jotos dengan pengawal pribadi ayahanda nya, Mr. Jhon yang badannya kekar semacam Crish Jhon bahkan lebih kekar lagi. Membayangkannya saja sudah membuat Juki kalang kabut.

"Ya-yang mulia.. S-saya mau ke aduh..kemana ya.. Em.anu..itu..ee.."

'Otak plis deh jangan lelet kayak nggak pernah di cas aja lo.' Gumam Juki dalam hati. Tak lama kemudian seketika otaknya bekerja.

"Ke kamar mandi!
Ah Iya. Saya izin kekamar mandi tadi. Kalo tidak percaya tanya saja pada pak Aji. Eh maksudnya tanya saja pada nyonya pholin ayahanda."

"Hemm..."
Raja Felix menatap tajam Juki , menelisik apakah pangeran saat ini berbohong atau tidak padanya.

" Jangan berbohong pada ayah mu pengeran."
Felix mengusap kepala Juki pelan

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang