bagian 1

3.3K 280 27
                                    


Juki Aryo Gunawan.

Namanya itu bukan diberi oleh orang tua kandungnya melainkan nama itu diberi oleh kakeknya.

Juki lahir memang dengan cinta, tapi ia tidak dibesarkan dengan cinta.
Kata miris juga sangat cocok digelarkan dengannya.
Itu semua saat saudara kandungnya Jaka Aryo Gunawan lahir sebelum umur Juki mencapai genap satu tahun, mamanya udah brojol lagi. Jadi Jaka hanya berbeda 10 bulan saja jika dihitung dari jarak lahirnya Juki.

Juki pikir pasti si mama dan si papa bikin adik lagi pas ia lahir ke dunia buktinya umurnya pun belum genap satu tahum ia sudah memiliki adik kandung.

Pada kala itu Juki kecil masih sangat butuh kasih sayang. Tapi mama sama papa hanya peduli pada adik nya yang masih dalam kandungan. Sebulan setelahnya mamanya mau brojol dan ia di titipkan pada kakeknya.

Sejak usianya satu tahun, Juki ingin melihat tampang adiknya, Tapi Juki takut papa dan mama nggak ngebolehin Juki buat ngeliat.
Alasan nya sederhana. Apakah tampang adiknya itu tampan sepertinya atau sebaliknya. Apa yang membuat adiknya mendapatkan kasih sayang mama dan papa nya. Apa spesial nya si adik itu. Sehingga Juki diabaikan dan di rawat di rumah kakek. Juki merutuki diri kenapa ia harus dilahirkan kalau tidak bisa bertanggung jawab. Orang tua zaman sekarang cuma tahu cara membuatnya, cara membesarkannya urusan belakangan.

Cuih..

Sampai saat ini pun keluarganya tidak peduli kehadirannya, rasanya Juki ingin tenggelam saja tapi ia tidak bisa berenang.

Ya begitulah si Juki dengan pemikiran absurd nya. Meski kehidupannya diibaratkan rasa hambar,tapi ia tetap menyantap makanan itu layaknya itu adalah makanan terenak.

Pada akhirnya saat ia berusia 5 tahun si Juki kembali kepada keluarganya dikarenakan omongan tetangga yang signal nya mencapai kecepatan 4G. Si mama dan si papa terlihat terpaksa membawa pulang si Juki. Tak ubah seperti biasanya mereka telah terbiasa untuk memilih perhatian lebih kepada si Jaka. Hingga terbiasa membuat mereka kebiasaan. Kebiasaan yang tidak memperhatikan Juki.

Si juki, jangan tanyakan lagi bagaimana perasaan Juki. Dia merasa seperti menjadi Ironmen setiap harinya, kayak ada anjim-anjim nya dikit.

Dia mencoba mengerti layaknya lagu Geisha. Dan tersakiti layaknya lagu Rossa.

Untungnya nih ya. Si Juki tetep disekolahin oleh mama papanya. Karena apa? Ya karena omongan tetangga tadi. Julidnya para tetangga menolong Juki dari ketidakadilan.

Oleh karena itu, si Juki tidak lagi merasa kesepian selagi sohib-sohib laknatnya selalu ia sholimi. Di sekolah kerjaannya tidur , dirumah kerjaannya juga tidur.

Adeknya itu sekarang juga sekolah di sekolah nya. Bedanya tu anak kelewat rajin. Saking rajinnya tu anak dapet juara internasional menjuarai lomba makan kerupuk. Juki mah tidak heran lagi ya. Soalnya mama dan papa selalu memberi ia makan banyak vitamin cacing.eh..Maksudnya vitamin pembunuh cacing di perut agar si cacing mati dan nggak hinggap diperut Jaka. Sedangkan Juki mereka biarkan cacingan tentunya.

Untungnya dulu pas SD ia disuntik vaksin cacing. Kalo nggak sudah di jamin Juki bakal mengidap cacing kremi apalagi ia dulu sering sekali makan mie nggak pakai direbus. Alasanya si klise. Tidak mau merepotkan mamanya yang selalu menjaga Jaka. Dan tentunya makan mie nggak pake rebus itu lebih praktis.

...

Pagi ku cerah. matahari bersinar ku gendong tas merah ku di pundak. Tarararararara...tarararararara... tararararara tatata..

Juki datang ke kelas dengan bernyayi. Jangan tanya kan kepada Juki lagu apa itu pasti ia tidak bisa menjawabnya. Lagu itu termasuk lagu yang sering Juki dengar akhir- akhir ini.

"Juk. Diem dikit napa!Gue pusing ni."

"Pusing napa cuk?"

"Pusing mikirin utang gue sama bu kantin."

"Ouh.. Gue aja nggak pusing tuh mikiran utang gue sama rentenir."
Canda juki pada Bambang. Padahal ia tidak pernah ngutang yang ada cuman ia pernah maling kutang. Ups..

"Eleh lo pikir gue percaya sama bualan lo! Nggak keles.."

Bambang selaku sohib karib luknut tahu persis sifat si Juki. Pasalnya mereka pas masih orok sering kali main air kobokan di selokan tetangga. Membayangkannya saja sudah membuat mual. Tapi begitulah cerita Juki bisa bertemu Bambang- Bimbing dan kawan-kawan nya.

Saat itu ia masih dirumah kakeknya.
Joko namanya. Juki yang sedang memandangi anjing yang sedang berak di tanah tak sengaja melihat Bambang yang sedang bermain dengan mainan Excavator di pasir milik tetangga.

Juki berjalan cepat menuju bambang dan ia memandangi Bambang yang sedang mengeluarkan suara mirip mesin yang ia mainkan.

"Ngeengg... Cit....brakk... Brumm..."

Perasaan suara Excavator nggak gitu amat. Tapi ya.. begitulah fantasi anak-anak . Begitu banyak aneka ragam sesuai kemampuan otak diluar batas.

"Hei.aku uki. Mau main ama aku nggak?"
Tanya Juki dengan tampang polosnya.

Bambang berhenti memainkan Excavator mainan nya. Dan menatap anak kecil yang sedang berbicara padanya sedang tersenyum penuh arti. Seperti ada maunya saja.

"Nggak mau. Bambang nggak mau main ama uki. Uki elek. "
Ucap Bambang kecil. Memang benar adanya bahwa Juki saat itu bisa dibilang jelek. Karena dia semacam anak yang tak terawat. Kakeknya memang sayang padanya. Tapi yah.. Kakeknya sudah tua dan giginya pun tinggal dua. Wajar saja anak seumur Juki tidak terlihat cakep karena yang mengurus pun sudah reyot. Padahal aslinya Juki itu tampan lo.. Tampan kayak nampan maksudnya.

Dirumah kakeknya ada baby sister nya kok. Tapi Juki selalu nakal. Dan mengusili baby sister itu. Jadilah baby sister dirumah kakek juki berganti profesi menjadi "baby suster".

"Kamu ngaca dulu dung. Situ uga elek. Tapi uki mau temenan ama kamu. "
Ucap si Juki Pedes. Pasalnya ia tidak terima dikatain jelek. Di umur yang sekitaran 3 tahun ia sudah tahu apa artinya jelek. Kata tante tetangga dulu jelek itu buluk. Buluk itu busuk. Busuk itu tai. Jadi Juki nggak mau dikataian jelek karena mirip tai.

Bambang tertawa kecil. Ia pikir berteman dengan si mulut pedas tidak rugi juga. Kalo ada orang yang ngatain Bambang gendut pasti bocah ini akan membelanya.

"Heheh... Uki. Ayo kita main? "
Ajakan Bambang membuat uki senang. Ia tidak tahu bahwa ada udang di bawah ketek. Juki yang polos akhirnya bermain Excavator an di pasir tetangga bersama Bambang.

Besoknya hujan deras mengguyur pekarangan rumah mereka sehingga Juki dan Bambang tidak bisa main pasir. Pas hujan berhenti Bambang mengajak Juki main di selokan tetangga. Bocahh bocahh..

"Yaudah sih kalo nggak percaya gue nggak nyuruh lu percaya juga."
Ucap Juki pedes

Juki memilih menghiraukan Bambang yang sedang menulis sesuatu di buku nya. Apa benar ia menghitung hutangnya dengan ibu kantin seperti yang dikatakan Bambang?

"Hello everybodeh.. "
Berjumpa lagi pada gugusan bintang bintang kecil dilangit yakni Galaksi yang kece abiss..

Teriak Galaksi membuat seluruh kelas nampak menggeleng kan kepalanya dan memutar mata dengan jengah . Nah yang satu ini juga teman Juki. Mereka kalo kumpul udah mirip kumpulan rocker zaman dulu.

Juki yang mulanya sibuk memikirkan duluan telur apa ayam yang berada di dunia beralih kepada Galaksi yang ramenya bikin budeg telinga.

"Galak.. Lo kalo masuk kelas santuy dong. Gue lagi nyanyi dalam hati nih.
Kalo lo rame entar liriknya salah."
Ucap Yugi selaku boy band di sekolah ini. Boy band gadungan maksud nya.

Galaksi nyengir tak bersalah. Lalu ia beralih menuju Juki yang juga menatap nya tajam.

Galaksi memasang wajah serius nya sehingga membuat Juki menelan ludah karena melihat susu pisang yang dibawa Galaksi di tangannya.

"Gue mau ngomong sesuatu Sama lo.. "

Next...








Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang