chapter 30

208 44 0
                                    

Setelah mengetahui kenyataan bahwa William sudah meninggal, Clara menjadi pendiam. Selama perjalanan, Juki bahkan tidak berani bertanya. Ia tahu bahwa Clara sedang sedih. Bukan waktu yang tepat untuk menjahilinya.

Kuda mereka diiringi oleh kuda-kuda lain dibelakang. Yah..Excel dan para ksatria lainnya mengawali mereka.
Untunglah salah satu ksatria ada yang tahu jalan pulang kearah mana.

Dalam perjalanan Juki berfikir bagaimana cara menghibur wanita saat sedih.
Ingin rasanya Juki bertanya pada mbah google tentang jawaban atas pertanyaannya , namun di dunia ini mbah google belum ditemukan. Lalu, apakah berarti Juki adalah mbah nya dri mbah google? masalahnya usia Juki disini lebih tua dari usia lahirnya google pertama kali di dunia.

Pikiran gila itu terhenti ketika otak gila Juki menemukan sebuah bohlam yang terang di kegelapan malam otaknya.

Shhtt..Juki berbisik kepada Clara membuat Clara menolehkan kepalanya .

"Nggak usah sedih Cla. Bibir lo mau jatuh ketanah sebentar lagi.
Mending senyum deh, Kalo senyum gue jamin siapapun disini pasti meleleh. Secarakan lo itu cantik."

Ucapan Juki membuat Clara salah tingkah.
Ia menyembunyikan rona merah di pipinya dengan menunduk malu.

"Apaan si Juki marjuki.nggak mempan tau. Orang lagi sedih juga."

"Ye...gue nggak mau aja liat lo cemberut kek orang kehilangan uang 100 rebu aja."

...,.........

"Adik!!.kamu nggak apa-apa kan? Kamu baik-baik saja kan?"
Tanya Rissa dengan raut khawatir sambil memeluk adiknya dengan erat.

"Iya aku baik-baik saja kak"

"Ekkhem..sekarang Rina. Apa ada yang harus kamu jelaskan kepada ayah?"
Tanya raja Gernoira dengan raut datar nya. Nampaknya raja Gernoira akan marah kepada putri bungsu nya kali ini.

Clara menatap takut-takut kearah raja Gernoira yang terlihat murka.

"Maafkan aku ayah... Semuanya salah ku."

Juki hanya melihat adegan ayah anak yang menurutnya itu menggemaskan. Jadi kangen ayahanda Felix...
Apakah ayah Felix juga akan memarahinya ?
Entahlah.. Ayah? Bahkan sosok ayah Felix sangat berarti bagi Juki. Dulu ia sering mendambakan sosok ayah yang mampu menjadi temeng untuk Juki saat ia membutuhkan bantuan. Sekarang ia mendapatkannya, meski raja Felix bukan lah ayah kandungnya. Melainkan ayah kandung pangeran Aiden.

"Terimakasih kepada pangeran Aiden yang turut membantu mencari putri kami. Saya merestui hubungan pertunangan kalian...namun saya serahkan kepada putri kami untuk pengambilan keputusan mengenai pertunangan itu."

"Saya sangat menyayangi kedua putri saya."

"Ekhem..indak apa-apa pak le. Saya ngerti kok."
Ucap Juki spontan. Ia sedang memikirkan ayahanda Felix dan tiba-tiba saja raja Gernoira membicarakan pertunangan nya. Otak Juki jadi nge blank.

Ucapan Juki mebuat raja Gernoira mengerutkan keningnya.

"Ma-maksudnya saya bisa memakluminya yang mulia."
Ralat Juki setelah sadar apa yang ia ucapkan.

Excel yang mendengar kebodohan Juki meringis dalam hati. Kenapa Juki bisa keceplosan ngomong bahasa aneh itu.

"Yang mulia. Kami mohon pamit undur diri dulu. Saya akan berkunjung lagi nantinya untuk menantikan jawaban putri anda."
Juki melihat sekilas kearah Clara yang terkejut dengan ucapan Juki .

"Apa pangeran tidak mau menginap dulu disini? Pangeran harus mandi,makan dan istirahat dulu. Bukankah perjalanan kalian jauh pangeran?"
Tawar raja Gernoira kepada sang penyelamat putri bungsunya.

Juki and His New Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang